Share

Butet Memang Kadang-kadang

ParliNia 2

Part 29

Butet dan ayahnya sepemikiran, ini jarang terjadi, bagaimana bisa Butet yang baru empat kali datang bulan itu bicara seperti itu, idenya juga nyeleneh, itu sakit hati dibalas sakit hati.

"Bang, Abang serius mau tumbang itu sawit," kataku pada Bang Parlin.

" Entahlah, Dek, aku bingung, sakit hati, sedih rasanya melepas kebun itu, tiga puluh tahun lebih kuurus, tiba-tiba mau diambil orang," jawab Bang Parlin. Dia tampak sedih sekali.

"Kenapa harus ditebang itu sawit, kan kita makin rugi, berapa pula biaya untuk tumbang sawit itu," kataku kemudian.

"Betul, Dek, kita makin rugi, tapi aku tidak rela, Dek, kebun itu milik kita, sudah diserahkan Pak dokter samaku," kaya Bang Parlin.

"Iya, Bang, tapi memang hak Lindung, karena dia punya surat," kataku lagi.

"Dugaanku ini bukan masalah kebun itu, Dek, bukan masalah Lindung mau kuliah, dia dosen lo, uangnya banyak, ini masalah Rara," kata Bang Parlin.

"Kok Rara lagi sih?"

"Maaf ya, Dek, aku juga tak menyangka bisa begini pan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (48)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
Ini si rara udah meninghoy aja masih jadi hantu gimana?
goodnovel comment avatar
andiasniarsalam
Makin aseik aja ceritanya
goodnovel comment avatar
Yunaisha P
Aku ini tipe yang woman suport woman, tapi tidak semua woman, yang murahan mah kukata-katain tiada ampun. Sebagai perempuan harusnya punya rasa malu... Bisa2nya sampe mati aja masih cari suami orang, rasa malunya udah mati, murahan banget caranya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status