Share

Pertaruhan nyawa

Adrian merasa dadanya sesak melihat Anisa yang kesakitan terbaring di tanah. Suara tangis Anisa dan rasa paniknya membuatnya merasa harus mengambil tindakan cepat. Saat itu, Daniel, yang meskipun masih terasa sebagai musuh, berbicara dengan suara tegas dan mendesak.

“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang,” kata Daniel, suaranya tajam. “Menggunakan mobilku akan lebih cepat. Jika kita menunggu ambulans, mungkin akan terlalu lama, dan kita tidak tahu kondisi Anisa dan bayinya.”

Adrian terdiam sesaat, mempertimbangkan kata-kata Daniel. Kemarahan masih mendidih di dalam dirinya, tapi dia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa apa yang dikatakan Daniel masuk akal. Dia tahu mobil tuanya sering mogok. Dalam keadaan darurat seperti ini, tidak ada ruang untuk ego atau rasa tidak percaya.

Dengan anggukan singkat, Adrian setuju, “Baiklah. Kita akan gunakan mobilmu. Tapi jika ada sesuatu yang terjadi pada Anisa atau bayiku...” Adrian tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi ancamannya terasa jelas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status