Chapter: Kesedihan yang Menyisakan PelajaranDimas terduduk di lantai, matanya memandang kosong ke arah pembatas tempat Daniel terjatuh. "Aku hampir menyelamatkannya... Aku hampir mengubah segalanya," gumamnya dengan suara bergetar.Adrian menepuk bahu Dimas dengan lembut. "Kau sudah melakukan yang terbaik. Dia memilih untuk meminta maaf. Setidaknya, dia pergi dengan hati yang tidak lagi dipenuhi kebencian."Mereka berdua terdiam, menatap langit malam yang dingin. Dalam keheningan itu, keduanya berjanji dalam hati bahwa mereka akan menjaga keluarga mereka dan tidak akan membiarkan kebencian seperti ini menghancurkan lagi.Meskipun akhir ini tragis, mereka tahu bahwa cerita ini mengajarkan mereka tentang arti pentingnya memaafkan dan melepaskan dendam..***Beberapa bulan setelah insiden tragis yang mengguncang kehidupan Adrian dan keluarganya, kehidupan akhirnya kembali berjalan normal. Waktu telah menjadi penyembuh yang luar biasa, perlahan tapi pasti mengobati luka-luka hati yang ditinggalkan oleh kejadian itu. Kehidupan baru
Terakhir Diperbarui: 2025-01-29
Chapter: PenyesalanAdrian melangkah mendekat, tetap memeluk Alisha dengan hati-hati. "Dia selamat, Dimas. Aku dan polisi sudah berhasil menyelamatkannya. Kami tahu Daniel mungkin akan melakukan sesuatu yang nekat."Dimas menatap Adrian dengan kebingungan. "Tapi bagaimana mungkin...? Aku melihat sendiri, kalau dia... Daniel melemparnya..."Adrian menghela napas, mencoba menjelaskan di tengah emosi yang berkecamuk. "Sebelum aku ke sini, aku dan polisi sudah mempersiapkan segala kemungkinan. Kami memasang jaring pengaman di balkon kamar yang ada tepat di bawah rooftop ini. Saat Daniel melepaskan Alisha..." Adrian berhenti sejenak, menatap Alisha yang masih terisak. "...instingku benar. Jaring itu menyelamatkannya."Dimas tersandar lemas ke lantai, matanya mulai berkaca-kaca lagi, tetapi kali ini karena lega yang luar biasa. "Alisha... dia selamat. Dia benar-benar selamat..."Dimas menatap Adrian dengan penuh harap, suaranya gemetar ketika bertanya, "Bagaimana dengan Anisa dan semua anggota keluarga kita? A
Terakhir Diperbarui: 2025-01-29
Chapter: Daniel melakukannyaSementara itu, di rooftop yang penuh ketegangan, Dimas terus mencoba berbicara dengan Daniel. Dengan suara penuh harapan, ia berkata, “Daniel, aku mohon, lepaskan Alisha. Dia hanya seorang anak kecil, dia tidak bersalah. Kau tidak perlu melibatkan dia dalam dendammu ini.”Namun, Daniel tetap tak tergoyahkan. Dengan ekspresi penuh amarah, ia berteriak, “Kau tidak mengerti apa yang aku rasakan, Dimas! Aku sudah kehilangan segalanya. Adrian mengambil semua dariku—hidupku, mimpiku, bahkan wanita yang aku cintai! Dan sekarang, dia harus merasakan penderitaan yang sama.”Alisha terus menangis dalam dekapan Daniel, tangisannya semakin memilukan. Hati Dimas terasa hancur melihat keponakannya yang ketakutan. Ia tahu, jika ia tidak melakukan sesuatu, situasinya bisa menjadi lebih buruk. Dimas mencoba mengalihkan pikiran Daniel dengan berbicara lebih tenang. “Dengar, Daniel. Aku tahu kau terluka, dan aku tidak bisa menghapus rasa sakit itu. Tapi aku percaya kau masih punya hati. Jangan biarkan d
Terakhir Diperbarui: 2025-01-29
Chapter: Misi penyelamatan“Dengar kan aku baik-baik. Sebaiknya kalian berhenti berisik sekarang. Karena pertunjukanku yang kedua akan segera dimulai.”Kata-kata itu membuat Dimas dan Adrian saling berpandangan, bingung dan waspada.“Pertunjukan apa, Daniel? Apa yang sudah kau rencanakan?” tanya Adrian dengan suara tegang, mencoba mencari tahu apa maksud pria di depannya.Daniel hanya tertawa pelan, suara tawanya menggema di rooftop yang dingin. Belum sempat Adrian menuntut jawaban, tiba-tiba suara ledakan keras mengguncang udara, diikuti getaran yang terasa hingga ke tempat mereka berdiri.“Boom!” seru Daniel dengan nada puas, senyumnya semakin lebar melihat kepanikan yang mulai merayap di wajah Adrian dan Dimas.“Apa yang sudah kau lakukan, Daniel?!” teriak Dimas, suaranya penuh kepanikan. Adrian segera mengalihkan pandangannya ke arah suara ledakan, wajahnya memucat.Daniel menatap mereka dengan tatapan penuh kemenangan. “Tenang saja, ledakan kecil itu hanya untuk memberimu pilihan, Adrian. Kau mau menyelama
Terakhir Diperbarui: 2025-01-29
Chapter: Keadaan semakin genting“Jangan mendekat!” balas pria itu, menolehkan wajahnya ke Adrian dengan mata merah dan penuh kebencian. “Kalau kau mendekat, aku tidak akan ragu-ragu untuk... untuk...” Ia tak sanggup menyelesaikan kalimatnya, tapi gesturnya sudah cukup jelas.Angin kencang malam itu membuat suasana semakin mencekam. Alisha menangis keras, tangannya mencoba meraih udara seolah meminta bantuan.“Kau tidak perlu melakukan ini,” kata Adrian, mencoba menenangkan situasi. “Apa pun masalahnya, kita bisa menyelesaikannya secara baik baik. Jangan melibatkan anak kecil yang tidak bersalah.”Pria itu menatap Adrian dengan ekspresi penuh rasa sakit. “Tidak bersalah? Semua kejadian ini adalah salahmu, Adrian! Hidupku hancur karena kau! Sekarang kau harus merasakan penderitaanku!”Adrian melangkah pelan, berhati-hati agar tidak memprovokasi. “Dengar, aku tidak tahu apa yang sudah kau alami, tapi aku bisa membantumu. Asal kau menyerahkan Alisha padaku. Dia tidak seharusnya berada dalam situasi seperti ini.”Pria it
Terakhir Diperbarui: 2025-01-29
Chapter: Alisha di culikDaniel mengepalkan tangannya, suaranya berbisik dingin, “Nikmati kebahagiaan kalian sekarang, Adrian. Sebentar lagi, aku akan memastikan tawa itu berubah menjadi jeritan kesedihan.”Ia menatap Anisa yang tersenyum cerah sambil memegang tangan Alisha. Pemandangan itu membuat hatinya terbakar. Ia memalingkan wajahnya sebentar, berusaha meredam emosi yang semakin memuncak. Dengan langkah perlahan namun penuh perhitungan, ia bergerak menuju belakang panggung kecil tempat perayaan berlangsung.Di atas panggung, Adrian dan Anisa melanjutkan nyanyian mereka, memimpin para tamu dalam perayaan. Alisha, yang kini genap dua tahun, tertawa riang di tengah sorakan semua orang. Suasana bahagia memenuhi ballroom, penuh dengan senyum dan tawa dari keluarga dan teman dekat.Namun, kegembiraan itu tiba-tiba terhenti. Dalam sekejap, lampu di seluruh ballroom padam, meninggalkan kegelapan yang pekat. Suara bisikan dan gumaman panik mulai terdengar dari para tamu.
Terakhir Diperbarui: 2025-01-29

I'm Sorry Laras
Damar Wirawan hidup dalam penyesalan mendalam setelah bertahun-tahun silam memutuskan mencampakkan istri dan anaknya. Dulu, ia mudah termakan fitnah dan hasutan ibunya, Ratna, serta saudara-saudara tirinya, yang memandang rendah Laras Sasmita. Bagi Ibu Ratna, Laras yang berasal dari kalangan sederhana adalah ancaman besar yang bisa menggagalkan ambisinya untuk menguasai harta warisan suaminya. Dalam kebenciannya, Ibu Ratna bahkan tega melakukan sesuatu yang tak termaafkan—membuang anak Laras yang masih berusia 7 tahun ke tengah hutan, tanpa sepengetahuan siapa pun, semata mata hanya untuk menghancurkan hati Laras.
Bertahun-tahun, Laras hidup dalam keterpurukan, bertahan di bawah tekanan Ratna yang kejam dan anak-anak tirinya yang tak kenal belas kasih. Namun, kehidupan Laras berubah ketika ia menemukan harapan baru: anak yang dulu dibuang di tengah hutan ternyata selamat dan kini telah tumbuh dewasa. Bersama anaknya, Laras merencanakan untuk membalas segala kejahatan yang dilakukan keluarga Damar terhadap mereka.
Sementara itu, Damar, yang selama bertahun-tahun mengabaikan Laras, akhirnya menyadari kebenaran di balik semua fitnah yang ditanamkan oleh keluarganya. Menyadari kesalahannya, ia kembali ke Laras dengan penuh penyesalan dan permohonan maaf, berharap bisa menghapus luka yang terlanjur dalam. Namun, hati Laras tak lagi sama. Akankah dia menerima kembali Damar yang telah melukainya? Ataukah dendam yang kini menyala akan menghapus semua rasa cinta yang dulu pernah ada?
Baca
Chapter: Balas Dendam yang TerlambatRatna tertegun. Dada tuanya bergemuruh hebat saat sosok Indira berdiri di hadapannya, menatapnya dengan sorot mata yang begitu dingin, begitu menusuk. Ternyata, dugaannya memang benar—Indira yang kemarin datang ke pesta Doni adalah Indira, anak Laras yang telah lama hilang.Indira melangkah maju, matanya menyala penuh amarah. "Apa salah ibuku sampai kau tega menamparnya seperti itu?" suaranya menggema, tajam seperti pisau.Ratna mendengus, berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Karena ibumu sudah berani kurang ajar padaku," jawabnya, penuh keangkuhan.Maryam mengangguk setuju, seolah ingin memperkuat kata-kata Ratna.Indira mendengus tidak percaya. "Ibuku tidak mungkin bertindak kurang ajar tanpa alasan!" Pandangannya menusuk, seakan mencoba menembus kebohongan yang mereka tutupi. ""Sepertinya aku harusnya bertanya oada kalian... siapa sebenarnya yang kurang ajar di sini? Dan apa sebenarnya tujuan kalian datang ke sini? Bukankah kalian sudah tidak ada hubungan apa pun lagi dengan ibuk
Terakhir Diperbarui: 2025-02-14
Chapter: mendatangani LarasDi antara bayang-bayang meja dan kursi yang tertata rapi, sepasang mata mengawasi dengan napas tertahan. Tangan yang mengepal erat bergetar, bukan karena takut, tetapi karena amarah yang meluap-luap.Sosok itu menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan desakan untuk keluar dari persembunyian dan mengakhiri adegan terlarang yang sedang terjadi di depan matanya. Tidak pernah, sekalipun dalam mimpi terburuknya, ia membayangkan Raka dan Sofia akan berani melakukan hal sehina ini—di rumah ini, di bawah atap yang sama dengan suami Sofia, di tempat yang seharusnya menjadi simbol kehormatan keluarga.Dadanya naik turun, menyesakkan. Pandangannya kabur karena kemarahan yang berkecamuk. Setiap sentuhan, setiap desahan yang samar terdengar membuat hatinya semakin tercabik-cabik."Sebaiknya aku pergi dari sisni."Orang itu menelan kekecewaannya, memilih untuk tidak lagi menyaksikan adegan panas dari 2 orang yang berlainan jenis ini. Dengan langkah ringan namun cepat, ia mundur, menjauh dari pemandangan
Terakhir Diperbarui: 2025-02-13
Chapter: Perdebatan keluargaSetelah pesta ulang tahun yang berantakan itu berakhir, keluarga Damar kembali ke rumah mewah mereka. Malam yang seharusnya penuh kemeriahan berubah menjadi malam yang dipenuhi ketegangan.Begitu pintu utama tertutup, Sofia meledak.“Apa yang kau pikirkan, Mas Damar?!” suaranya melengking memenuhi ruangan, penuh kemarahan yang sejak tadi ia pendam. “Pesta Doni hancur gara-gara ulahmu! Seharusnya Mas Damar tidak mengundang Indira! Dan Dika?! Apa mas tidak tahu kalau dia adalah orang yang paling Doni benci di sekolah?!”Damar melepas jasnya dengan santai, seolah tidak terpengaruh. “Memangnya salahku kalau Doni tidak bisa mengendalikan emosinya?” jawabnya datar.Raka yang sejak tadi diam kini ikut maju. “Tapi, Kak, apa yang dikatakan Sofia benar. Kau seharusnya tidak membela orang asing dan malah mempermalukan Doni di depan semua tamunya. Kau pikir harga dirinya tidak hancur setelah itu?”D
Terakhir Diperbarui: 2025-02-13
Chapter: pesta yang berantakanLangkahnya tenang namun penuh tekanan saat ia mendekat. “Semua yang dikatakan Nona Indira benar,” ucapnya, suaranya tak terbantahkan. “Akulah yang memberikan undangan itu.”Sofia langsung melangkah maju, sorot matanya penuh kecurigaan. “Jadi benar?! Kau dan perempuan ini ada hubungan?!”Damar mendengus, tatapannya menusuk tajam. “Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan, Sofia? Aku dan Nona Indira hanya rekan bisnis. Tidak lebih.”Nada suaranya begitu tegas hingga tak seorang pun berani menyela.Doni yang sejak tadi menahan diri, akhirnya meledak. “Tapi aku tetap tidak terima, Pa! Kenapa mereka masih ada di sini?! Dia sudah menamparku! Harusnya Papa usir mereka!”Namun, yang terjadi justru kebalikan dari harapannya.Damar berbalik, menatapnya dengan mata yang kini penuh kekecewaan."Kalau kau sampai ditampar, itu artinya kau pantas mendapatkannya."Ruangan itu seketi
Terakhir Diperbarui: 2025-02-12
Chapter: Pesta Ulang tahun DoniDoni melangkah dengan wajah penuh amarah, matanya menyala dengan kebencian saat mendekati Dika dan Indira. Dengan nada mengejek, dia menyapu pandangan dari atas ke bawah, menatap pakaian mahal yang dikenakan Dika.“Dari mana lo dapet baju ini, hah?” Doni mencibir. “Jangan bilang lo nyewa cuma biar keliatan kaya. Biar gue kasih tau, Dika, meskipun lo pakai jas mahal, lo tetap aja keliatan kayak orang miskin yang berusaha keras buat pura-pura jadi orang kaya.”Dika menatapnya tanpa gentar. “Bukan urusan lo gue dapet baju ini dari mana,” katanya tenang, tapi penuh ketegasan. “Dan lo salah, Don. Ini bukan baju sewaan. Gue juga nggak peduli omongan lo. Yang jelas, mulai sekarang, lo nggak akan punya kesempatan lagi buat nginjek-injek harga diri gue.”Doni membelalakkan mata, tidak percaya. Dika yang biasanya diam dan pasrah, kini berani melawan.Amarahnya semakin membara. “Berani banget lo ngo
Terakhir Diperbarui: 2025-02-11
Chapter: Doni VS DikaSuasana kelas mendadak sunyi. Semua siswa menunggu dengan cemas, takut jika mereka melakukan kesalahan sekecil apa pun yang bisa membuat Doni murka. Ia menyeringai puas melihat ketakutan mereka. Kemudian, dengan nada dramatis, ia melanjutkan, “Tiga hari lagi, gue bakal ngadain pesta ulang tahun di hotel paling mewah di kota ini. Dan semua anak kelas 1A... DIUNDANG!”Sejenak ada kelegaan di wajah para siswa. Tapi belum sempat mereka tersenyum, Doni melanjutkan dengan nada lebih tajam, “Semua... kecuali satu orang.”Ia menoleh langsung ke arah Dika, lalu menyeringai sinis. “Lo, Dika. Lo nggak diundang.”Beberapa siswa saling bertukar pandang, sementara sebagian lain langsung menunduk, tak ingin terlibat. Wisnu mengepalkan tangan, wajahnya merah karena marah. Tapi Dika? Ia tetap berdiri tenang, ekspresinya tak berubah sedikit pun. Ia menatap Doni, tapi
Terakhir Diperbarui: 2025-02-10