Share

Amarah di tengah kesedihan

Ibu Anisa menarik napas dalam-dalam, bahunya merosot seolah menanggung beban berat. Matanya menatap Anisa dengan campuran kesedihan dan keputusasaan. "Baik, Anisa," suaranya bergetar, "Ibu akan memberitahumu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin... mungkin setelah ini kamu akan membenci kakakmu dan ayahmu. Tapi kamu perlu tahu alasan Adrian meninggalkanmu."

Anisa mencengkeram selimutnya erat-erat, jantungnya berdegup kencang menanti penjelasan ibunya.

"Adrian terpaksa meninggalkanmu," ibu Anisa melanjutkan, suaranya nyaris berbisik, "karena ada perjanjian dengan kakakmu, Dimas."

"Perjanjian? Perjanjian apa, Bu?" Anisa bertanya, matanya melebar tidak percaya.

Ibu Anisa memejamkan mata sejenak, seolah mengumpulkan kekuatan. "Perjanjian di mana Adrian harus meninggalkanmu... kalau mau kakakmu mendonorkan darahnya untukmu."

Ruangan itu mendadak terasa dingin. Anisa merasakan darahnya seolah membeku.

"Saat itu kamu dalam keadaan kritis, Nis," ibu Anisa melanjutkan, air mata mulai mengalir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status