Share

Kemewahan yang Sirna

Seketika, suara seorang wanita dari belakang antrean terdengar, memotong suasana yang mulai canggung. "Mbak, kalau nggak punya uang, jangan pura-pura beli tas mahal di sini. Lihat antrean, mbak. Kami semua juga mau bayar."

Dinda menoleh tajam ke arah wanita itu, matanya berkilat penuh amarah. "Tutup mulutmu! Kamu nggak tahu siapa aku? Aku ini menantu pemilik Hartono Corp! Perusahaan besar! Jadi jangan sembarangan ngomong!" Dinda berusaha menegakkan kepalanya, walau perasaannya mulai tertekan.

Wanita yang tadi berbicara malah tertawa kecil. "Oh, Hartono Corp? Perusahaan yang katanya mau bangkrut itu? Pantes aja kartu kamu nggak bisa dipakai. Gimana mau belanja tas mahal kalau perusahaan suami kamu aja di ambang kehancuran?"

Hati Dinda terasa seperti dihantam batu besar. Darahnya mendidih mendengar ejekan itu, tapi sekaligus ada ketakutan yang mulai menyelusup ke dalam dirinya. "Itu fitnah! Dari mana kamu tahu? Jangan berani-berani sebar rumor yang nggak benar!"

Namun ejekan dari pengun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status