Share

Kebohongan yang Terungkap

Kesabaran Dimas akhirnya habis. Dengan nada dingin dan tegas, ia berkata, "Terserah kamu, Dinda. Aku sudah memberitahumu kenyataan tentang kondisi keuangan kita sekarang. Kalau kamu mau terima, ya bagus. Kalau nggak, itu urusanmu."

Tanpa menunggu tanggapan dari Dinda, Dimas langsung menutup teleponnya.

Dinda terperangah, tak percaya bahwa Dimas benar-benar menutup telepon secara sepihak. Dengan panik, ia mencoba menelepon kembali, namun tak ada jawaban. "Dimas! Halo? Dimas?!" Dinda memandangi layar ponselnya, memastikan panggilan itu benar-benar sudah terputus.

"Kenapa dia tutup telepon begitu saja?" gerutunya kesal, berbicara sendiri sambil menatap ponselnya seolah itu adalah jawabannya. "Aku kan belum selesai ngomong!"

Rasa marah, panik, dan malu semakin membakar dirinya. Dinda berdiri di tengah keramaian mall, namun perasaannya seolah-olah ia berada di tengah kekosongan yang mengancam. Di sekitar, orang-orang berjalan sibuk, tapi baginya dunia seakan b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status