Warning 21++ Kasih Arini Wijaya, seorang gadis berumur 18 tahun yang terpaksa harus mengikuti kemauan sang Ayah untuk menikah dengan seorang mafia. Pada awalnya Kasih menolak, bagaimana mungkin ia di nikahkan dengan laki-laki yang umurnya sangat terpaut jauh. Wilson Alleo Alexander, pria dewasa tampan dengan tubuh yang gagah. Memiliki kekuasaan dan terkenal kejam. Namun nyatanya itu semua hanya pandangan orang-orang semata. Sifat Wilson yang baik dan lembut membuat Kasih akhirnya jatuh hati. Bagaimanakah kisah selengkapnya?
View MorePOV Kasih.
Namaku adalah Kasih Arini Wijaya. Aku anak bungsu dari 3 bersaudara. Kami tinggal di suatu desa terpencil wilayah Jawa Barat.
Karena alasan tertentu kami tinggal di sini. Sebenarnya keluargaku adalah orang berada. Ayah bekerja sebagai kepala rumah sakit di kota Jakarta, sedangkan Bunda bekerja sebagai Direktur utama perusahaan Wijaya Group. Kehidupan keluargaku cukup terbilang harmonis, namun semuanya tiba-tiba berubah sejak Ayah di kabarkan menjadi anak buah mafia yang sangat berpengaruh di kota ini.Ayah menatap kami satu persatu dengan tatapan yang sulit di artikan. Wajahnya terlihat kusut dan sedikit memerah membuat kami merasa pasti ada sesuatu yang tidak beres.
Betul saja, Ayah berlutut di hadapan kami meminta salah satu di antara putrinya menikah dengan Tuan Wilson yang terkenal kejam dan tidak memiliki belas kasih terhadap siapapun.
Kami sangat takut, tidak mungkin kami menikah dengan orang yang bertangan dingin seperti beliau. Apalagi Tuan Wilson merupakan seorang duda beranak satu dan umurnya sudah menginjak hampir kepala empat, tentunya dia lebih cocok menjadi Ayah kami ketimbang menjadi suami.
Namun nasi sudah menjadi bubur. Ayah telah berkhianat pada Tuan Wilson karena telah berselingkuh dengan Nyonya Alin, istrinya Tuan Wilson. Dan tentu kabar itu membuat kami shock terutama Bunda yang langsung terkena serangan jantung. Beruntung saat itu Bunda masih bisa di selamatkan karena kami buru-buru membawanya ke rumah sakit.
Hanya ada dua pilihan yang di tentukan Tuan Wilson. Pertama, Ayah harus menyerahkan semua aset dan di pindah alihkan atas nama dirinya. Kedua, menyerahkan salah satu putrinya untuk di nikahi dan sekaligus menjadikan pembantu di rumahnya. Suatu keberuntungan Tuan Wilson tidak membunuh Ayah, karena beliau juga tidak mencintai istrinya yang gila harta itu. Jadi Ayah hanya di suruh memilih kedua pilihan tersebut.
Ayah egois, ia lebih memilih mengorbankan salah satu putrinya daripada harus kehilangan semua aset yang di miliki. Tentu hal itu membuat Bunda menolak dengan tegas. Bunda lebih memilih hidup sederhana daripada memberikan putri berharganya pada laki-laki tua bangka seperti Tuan Wilson.
Sebab itu kami tinggal di Desa ini, Desa yang penuh dengan pemandangan bagus. Semilir angin yang sejuk membuat kami sangat nyaman dengan suasana baru yang sangat ramah lingkungan.
Berbeda dengan Ayah, dia nampak tidak terima semua aset yang di bangun dari nol kini di miliki orang lain. Ayah masih terus membujuk kami agar mau di nikahkan dengan laki- laki tua itu.
Ayah menatapku dengan sendu, hanya aku satu-satunya harapan yang mau mengabulkan keinginannya, sebab kedua Kakak ku sangat keras kepala. Ia tidak ingin menikah muda dengan laki-laki yang jahatnya tujuh turunan seperti Tuan Wilson. Kami memang belum pernah bertemu dengan beliau, kami hanya tahu dari Ayah dan media yang memberitakan siapa itu Wilson Alleo Alexander. Wajahnya memang tidak pernah tersorot kamera, tapi hanya dengan menyebut namanya saja semua orang tahu siapa dia.
“Baiklah jika Ayah terus memaksa. Kasih akan menikah dengan dia asalkan Ayah bahagia. Itukan yang Ayah inginkan?” ucapku menatap sendu Ayah. Bunda langsung berdiri tidak terima dengan ucapanku barusan. Namun Ayah langsung menyeret Bunda masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
Kedua Kakak ku berteriak mengutuki Ayah yang telah jahat pada kami, padahal Bunda telah memaafkan kesalahannya yang telah berkhianat, namun apa yang Ayah lakukan? dia malah bersikap kasar pada Bunda.
“Cukup Ayah! kasihani Bunda,” ucapku menangis.
Ayah menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kepalanya menggeleng pertanda risih dengan penampilanku. Ya, memang akhir-akhir ini semenjak kami tinggal di Desa, aku tidak peduli dengan penampilanku yang awut-awutan.
“Ganti bajumu sekarang dan poles wajahmu dengan make-up yang tebal. Tuan Wilson tidak suka dengan wanita sembrono seperti dirimu,” ucap Ayah membuat hatiku sakit, namun aku tetap berusaha tegar.
“Baik Ayah," ucapku menunduk, kemudian masuk ke dalam kamar untuk berganti baju.
Srett..
Aku membuka lemari, sesaat aku bingung memakai yang mana. Sewaktu hidupku masih enak, jarang sekali membeli pakaian dan pergi shooping. Aku lebih suka memakai apa yang ada saja, namun tatapanku jatuh pada gaun sabrina panjang bercorak bunga. Entahlah ini pilihan yang tepat atau bukan, tapi tanganku meraih gaun itu dan langsung memakainya.
Setelah selesai, aku duduk di depan cermin memoles wajahku dengan make-up tipis, tidak seperti yang Ayah bilang harus ber make-up tebal. Ya siapa tahu Tuan Wilson langsung menolak jika melihat penampilanku yang seperti ini.
Aku memperhatikan diriku dari cermin, memiliki tinggi 160 cm serta berat 49 kg. Aku memiliki kulit kuning langsat tidak seperti kedua Kakak ku yang putih.
Tok..tok..tok..
Ketukan pintu membuyarkan kegiatanku yang lagi asyik memoles.
Ceklek
“Lama sekali kau di dalam. Ayo cepat! Tuan Wilson tidak suka menunggu.” Ayah menarik tanganku dengan kasar membuat aku meringis kesakitan.
Kami melaju melewati jalanan ibu kota yang begitu padat. sepanjang perjalanan jantungku berdetak kencang, aku sangat takut seperti apa wajah calon suamiku itu, terlebih lagi dia seorang mafia.
“Ingat, Tuan Wilson tidak suka di bantah. Kau harus menuruti semua keinginannya dan jangan pernah membuat Ayah malu!” ucap Ayah, aku hanya bisa menganguk pasrah.
Mobil terhenti tepat di sebuah kawasan elit yang jauh dari keramaian. Sebuah bangunan bernuansa emas dengan banyaknya patung mahal membuat ku berdecak kagum.
“Wow sekaya apa ya Tuan Wilson?” gumamku menatap bangunan megah itu dengan senyum.
“Ingat, jangan seperti anak kampungan yang norak! kau dari kecil sudah terbiasa hidup mewah, melihat rumah seperti ini saja kau sudah kaget.”
“Maaf Ayah, tapi rumah ini bahkan berlipat-lipat lebih besar dari kediaman kita dulu,” ucapku memang benar.
“Maaf, Tuan Wilson sudah menunggu anda di ruang atas,” ucap seorang pengawal membuyarkan obrolan kami.
“Baik,” sahut Ayah. Akupun berjalan dengan mengekori Ayah di belakang nya.
Tiba di ambang pintu, sekujur tubuhku sudah terasa dingin, hawa takut mulai menyelimuti namun aku tetap berusaha tenang.
Ceklek
Ayah masuk di ikuti aku di belakang. Tiba-tiba tubuhku membeku, jantungku bergetar hebat. Manakala di hadapanku kini tengah berdiri laki-laki gagah dengan rahang yang tegas menatap kami dengan tatapan membunuh.
Glek
Aku menelan saliva dengan susah. Pantas saja dia di takuti semua orang, tatapannya saja sudah berhasil membuatku ketakutan.Aku mundur beberapa langkah, kemudian bersembunyi di belakang punggung Ayah.
Ayah membungkuk dengan mengatupkan kedua tangan, aku pun reflek mengikutinya.“Selamat malam, Tuan,” ucap Ayah, lalu matanya melirik ke arah ku agar aku berdiri tegak di sampingnya.
“Sesuai perjanjian kita, saya membawa putri bungsu saya dan menukarnya dengan aset yang telah Tuan ambil,” ucap Ayah membuat ku muak. Bisa-bisanya Ayah mengatakan "menukar" memang nya aku ini apa? barang.
Tuan Wilson menatapku dari atas hingga bawah, kemudian dia menghampiri dan memutari tubuhku. Rasanya aku sudah tidak kuat ingin pingsan saat ini juga. Aku takut Tuan Wilson membunuhku.
“Kenapa harus yang ini?” Tuan Wilson bertanya sambil menopang dagu.
“Karena kedua putri saya tidak ingin menikah muda, Tuan,” ucap Ayah membuat Tuan Wilson mengangguk remeh.
“Menikah muda? kau bilang gadis ini bungsu bukan? itu artinya umur dia masih di bawah Kakaknya. Lalu kenapa dia bersedia menikah dengan ku?”
“Karena..karena,” ucap Ayah terbata-bata.
“Karena Kasih siap menjadi istri Tuan,” ucapku tiba-tiba membuat Ayah bernafas lega. Sedangkan tanganku sudah mulai berkeringat padahal cuaca di ruangan ini begitu dingin.
“Berapa umurmu?” Tuan Wilson bertanya.
“18 tahun, Tuan,” ucapku menunduk.
“Hem, bahkan kau terlalu kecil untuk menjadi isriku.”
“Saya jamin Kasih akan menjadi istri yang baik untuk anda,” ucap Ayah meyakinkan.
“Saya pegang omongan kamu, jika gadis ini berani membantah perintah ku maka semua aset tidak akan saya kembalikan dan kau harus menerima akibatnya!” Tegas Wilson membuat bulu kuduk ku merinding.
“Baik, Tuan,” sahut Ayah.
“Tinggalkan gadis ini sekarang, saya akan mencobanya terlebih dulu!” ucap Wilson menyeringai.
“Ma-maksud Tuan?”
“Kau pikir aku bisa di bodohkan, hem.” Tuan Wilson menatap tajam Ayah. “Jika gadis ini sudah tidak perawan aku tidak akan sudi menikahinya!”
“Ba-baik Tuan, saya akan pergi sekarang juga,” ucap Ayah membuat ku seperti tersambar petir di siang bolong. Ayah ingin meninggalkanku dengan lelaki ini, itu berarti Ayah mengijinkan dia untuk mengambil kehormatan ku.
“Ayah jangan tinggalin Kasih, Kasih takut,” pintaku pada Ayah, namun Ayah sudah pergi dari ruangan ini.
“Tuan Wilson maju beberapa langkah menatapku dengan tatapan beda. Ia menggigit bibirnya sendiri membuat jantungku seperti mau copot.
"Ja-jangan...” ucapku manakala Tuan Wilson ingin memegang kedua gunung kembarku yang sangat berharga.
Beberapa tahun kemudian... Oekkk.. oekkk.. Suara bayi menggema di dalam sebuah kamar. Erland yang tengah berkutat dengan laptop melirik ke arah Shinta yang kini tengah sibuk memoles dirinya di depan cermin. "Sayang, bayi kita nangis," ucap Erland. Shinta menoleh ke suaminya dengan tatapan sebal. "Ya kenapa gak di gendong? Kebiasaan deh, belum punya anak pengen punya anak, giliran sudah dikasih malah begitu." Shinta pun beranjak menggendong baby L dan menenangkannya. "Begitu apanya, sayang. Aku kan lagi sibuk ini. Salah kamu sendiri gak mau pakai baby sitter," ucap Erland dengan enteng. "Aku masih sanggup ngurusin sendiri, Erland." "Hem, terserah," sahut Erland. "Malam ini dandan yang cantik. Karena kita akan ada acara keluarga nanti malam." "Kok mendadak?" "Hemm, permintaan Kak Wilson. Entahlah mau bicara apa." "Ikuti saja daripada ngamuk," jawab Shinta. Erland terkekeh mendengarn
1 bulan kemudianWilson membawa Kasih ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan. Awalnya Kasih menolak, untuk apa juga suaminya memaksa ia untuk di periksa, tapi setelah di jelasin panjang lebar mengenai kehamilannya, Kasih terkejut setengah mati. Bagaimana tidak, Wilson benar-benar keterlaluan. Ia tidak memikirkan perasaan putrinya yang masih kecil. Kasih masih tak percaya dengan kabar gila ini. Ia terus menatap suaminya dengan tatapan tajam.Bukan karena ia membenci kandungannya, anak ini sama sekali tidak bersalah. Tapi sikap Wilson yang melakukan itu diam-diam membuat hati Kasih terasa sakit. Seakan suaminya ini menganggap dia adalah boneka, meniduri sesuka hati dan pergi begitu saja."Sayang, aku minta maaf," lirih Wilson mengambil tangan Istrinya, namun lagi-lagi Kasih menepis dengan kasar."Sudahlah, aku tidak ingin bicara denganmu!" Kasih langsung menarik selimut dan membelakangi suaminya."Apa kau tidak menginginkan anak itu, dia tidak bers
"Sayang, kau belum tidur?" ucap Wilson saat melihat Istrinya sedang asyik membaca buku. "Belum, aku menunggumu. Kenapa kau lama sekali?" Kasih menaruh buku itu ke tempatnya semula dan menghampiri suaminya yang sedang berganti pakaian. "Lepaskan dulu tanganmu, aku ingin memakai baju," ucap Wilson saat Kasih memeluk pinggangnya dari belakang. Wanita itu menduselkan kepalanya di belakang punggung. "Tidak, tidak usah pakai baju! Aku ingin kau menyentuhku malam ini," ucap Kasih lagi-lagi membuat Wilson terkekeh geli. Istrinya ini sekarang banyak perubahan. Entah karena pengaruh bayi apa gimana, tapi sekarang, Kasih lebih agresif dari biasanya. Wilson memutar tubuhnya ke belakang. Ia menangkup wajah Kasih dengan kedua tangan. Di tatapnya dalam-dalam mata indah itu. Ia sedikit tersenyum saat melihat pipi Kasih yang ternyata sedikit cabi. "Kenapa, apa sekarang wajahku sudah tidak cantik?" Kasih nampak mengernyit melihat ekspresi suaminya yang
"Jadi selama ini kau membohongiku," ucap Kasih menatap nanar suaminya. "Kau sudah bebas sejak lama, tapi kenapa baru muncul sekarang, jawab aku?" Kasih menggertak Wilson hingga suaranya menggema di ruangan itu. Ya, akhirnya Wilson memilih untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa ia sudah bebas sejak lama. Namun saat itu dia takut Kasih marah dan merasa kecewa kalau dirinya telah bebas. Wilson tak ingin Istrinya membenci dia. Wilson tahu kehilangan Ayahnya membuat Kasih pasti sakit hati dan terpukul. "Maafkan aku, aku sangat takut kamu..." belum selesai Wilson menjelaskan, namun Kasih langsung memeluknya sambil menangis. "Tidak apa-apa, sayang. Aku senang kau mau jujur. Tapi tolong katakan padaku, di mana selama ini kau tinggal? Apa kau tidak pernah merindukanku? Kenapa lebih memilih bersembunyi?" ucap Kasih tanpa melepas pelukannya. Ia semakin membenamkan wajahnya di dada Wilson. Wilson tersenyum, akhirnya Kasih memaafkan ia yang telah berbohong
Seorang dokter muda berkacamata yang merupakan teman lama Erland datang setelah 1 jam lalu Wilson mengabarinya “Siapa yang sakit, Tuan?” ucapnya. “Istriku,” sahut Wilson sedikit sinis. Karena Dokter ini terlihat tampan dan masih muda. Bisa-bisa Kasih terpana melihatnya. Ah, Wilson berusaha menepis pikiran buruk itu. Yang terpenting sekarang adalah memastikan Istrinya baik-baik saja. Ia langsung mengantar Dokter Galih menuju lantai tiga. Kasih yang lagi membaca novel sedikit terkejut melihat suaminya datang bersama dokter. Sudah di pastikan Wilson pasti merasa cemas, padahal ini hanya masuk angin biasa, pikir Kasih. “Sayang, Dokter Galih akan memeriksamu,” ucap Wilson membuat Kasih menatap Dokter tampan itu. Dokter Galih tersenyum, lalu mendekat. “Biar saya periksa, Nyonya.” “Kondisikan tatapanmu! Kau tahu, aku paling tidak suka caramu memandang Istriku!” Glek Dokter Galih menelan saliva dengan susah. Bar
Hingga pagi menjelang, Kasih terbangun karena mendengar suara yang tak asing di telinga. Tangisan baby kecil yang menggemaskan. Kasih menggeliat pelan sambil menguap lebar. Saat ingin membuka selimut, matanya langsung menoleh ke samping dan sedikit terkejut. Kasih menepuk kedua pipinya sendiri memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. “Jadi semalem itu benar kamu, kamu udah bebas sayang.” Kasih mengecupi pipi Wilson berkali-kali, tak menghiraukan tangisan Wilka yang semakin menggema. Wilson yang merasa terganggu, akhirnya mengerjapkan matanya. Di lihat sang Istri tengah memandanginya dengan mata berkaca-kaca. “Sayang,” ucap Wilson sedikit serak. Ia meraih tangan Kasih dan mengecupnya. “Ada apa?” tanyanya sedikit bingung. “Aku masih tak percaya dengan kehadiranmu, sayang. Ini seperti mimpi,” ucap Kasih tersenyum bahagia. “Kau boleh merindukan-ku. Tapi urusi dulu anak kita. Sedari tadi Wilka menangis kau malah terus memandangi
Malam menunjukkan pukul 20.00 Wib. Rama meminta Kasih mendongengkan sebuah cerita. Rama sangat rindu dengan celotehan Kasih saat mendongeng. Semenjak adiknya lahir, Mommy nya ini selalu sibuk dan jarang sekali menemaninya tidur. "Sekarang Rama mau minta dongeng apa sama Mommy?" "Eitss tungu...!" ucap Kasih menahan bibir Rama yang hendak menjawab. "Jangan bilang minta dongeng mafia lagi. Mommy gak mau!" ucap Kasih terkekeh. Rama terkikik geli melihat ekspresi Mommy nya. "Memang kenapa kalau dongeng mafia Mommy? Daddy kan tidak ada. Mommy takut ya di omelin Daddy?" goda Rama. "Bukan begitu sayang, kamu tuh masih kecil." Kasih malah teringat dulu mendongengkan cerita mafia untuk Rama dan malah kepergok Wilson. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam. Bagaimana tidak, Kasih malah menceritakan dongeng yang sesungguhnya pada Rama tentu membuat Wilson merasa tersinggung. "Bagaimana kalau malam ini Mommy akan mendongeng tentang pangeran
Beberapa hari kemudian, setelah pulang dari butik, hari ini Kasih berniat mendatangi pengacara untuk membebaskan suaminya. Setelah di pikir panjang, untuk apa juga dia membiarkan suami tercintanya itu mendekam lama di penjara. Kasih juga sudah mengikhaskan kepergian sang Ayah yang memang bukan salah Wilson sepenuhnya. Hatinya sudah sangat merindukan belain itu, belaian yang sudah sangat lama tidak Kasih dapatkan dari sosok suaminya. Sebagai seoarang Ibu, Kasih juga tak mau egois, ia memikirkan perasaan Rama yang selalu menanyakan tentang Daddy nya, terlebih sekarang menambah satu, yaitu Wilka. Putri kecil yang tak pernah mendapat kasih sayang dari Daddy nya. Ia mau keluarganya utuh seperti dulu, walaupun Kasih yakin mungkin Wilson akan marah padanya karena tidak pernah menjenguk selama di dalam sel. "Nyonya serahkan semuanya pada saya. Tuan Wilson akan segera bebas seperti yang Nyonya inginkan," ucap pengacara meyakinkan. "Terima kasih banyak, Pak. Saya tunggu inform
“Eumpp...” Kasih membuka mata perlahan saat mendengar tangisan yang tak asing di telinganya. Ia beranjak dari tempat tidur, mengambil jedai yang berada di nakas kemudian mengikat rambutnya ke belakang. Kasih langsung menggendong baby Wilka yang mungkin saja haus ingin meminum asi.Ia mulai melepas kancing yang terpasang di dekat tali untuk membuka lapisan kedua agar dapat menyusui nya dengan mudah, namun matanya langsung terperanjat tatkala melihat banyak tanda merah di dada nya. Kasih merasa panik, mungkinkah di tempat tidurnya banyak serangga? padahal pembantu di sini selalu rajin mengganti sprei seminggu 2 kali. Itu tidak mungkin. Kejadian ini juga sering terjadi setiap malam jum'at.Apa mungkin yang melakukan ini adalah jin? Kasih sempat membaca perihal wanita asal Bezha di Gwanda Afrika mengaku di tiduri jinsaat suaminya sedang merantau kerja selama berbulan-bulan. Kasih jadi merinding sendiri membayangkan nya. “Tidak...tidak... apa yang kamu pikirkan,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments