Dia terdiam sejenak, lalu lanjut berkata, "Sebelumnya di rumah aku membantumu menerjemahkan dokumen. Meskipun kita sudah membicarakan soal harga, kamu nggak bayar aku. Aku menghabiskan waktu satu malam untuk menerjemahkan dokumen itu, sekarang aku nggak minta bayaran, cuma minta bantuan dari Pak Zico."Akhirnya, Zico mengangkat kelopak matanya. "Kamu sudah bilang begitu, aku nggak bisa menolak.""Terima kasih, Pak Zico ....""Tuk tuk."Sebelum Cassie selesai berbicara, terdengar suara ketukan pintu.Saraf Cassie menegang. Dia sontak melepaskan tangannya yang sedang memijat Zico, lalu melangkah ke samping.Zico meliriknya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Artinya, Zico menyetujui tindakannya.Cassie menunduk untuk mengusap jari-jarinya, telapak tangannya dipenuhi dengan keringat.Kalau bukan karena ingin memanfaatkan Zico, dia tidak akan menyanjung Zico seperti ini.Dia tidak memiliki sandaran. Kini, dia hanya bisa mengandalkan kekuasaan "suaminya" untuk mengambil kembali barang-baran
Hawa panas perlahan-lahan menyelimuti punggungnya, napas hangat dan lembap berembus di telinganya. "Pertama kali?"Aroma asing yang menempel di telinganya membuatnya tidak berani bersuara dan gemetaran.Cassie Lazuardy merasa pria itu tertegun sejenak sebelum berkata, "Belum terlambat untuk menyesal."Dia mengepalkan tangannya dengan gugup sambil menggelengkan kepala. "Aku nggak menyesal."Dia berumur delapan belas tahun, bisa dibilang adalah masa puncak, tetapi ....Sakit!Cassie berada di dalam pelukan pria itu, rasa sakit yang luar biasa membuat sekujur tubuhnya gemetaran.Demi mempertahankan harga dirinya, Cassie menggigit bibirnya tanpa mengeluarkan sedikit pun suara. Selain rasa takut yang muncul karena ini adalah pengalaman pertamanya, dia juga dapat merasakan betapa ganas dan menakutkan pria ini.Pria ini seolah-olah tidak akan lelah dan terus menjelajahi setiap bagian tubuhnya. Malam ini terasa sangat panjang dan menyiksa ....Dini hari, pria itu bangun dan pergi ke kamar mand
"Cassie, menikah itu masalah seumur hidup, ibu nggak mengizinkanmu berbuat seperti ini." Debby tahu tujuan Cassie.Cassie meletakkan kotak makan di rak samping, lalu mengeluarkannya sambil berkata, "Aku nggak menikah dengan orang asing, bukannya dia anak teman Ibu?""Dia sudah lama meninggal, Ibu nggak kenal putranya. Sekalipun harus ingkar janji, Ibu tetap mau kamu menikah dengan pria yang kamu suka, bukannya malah menjadikan pernikahan sebagai alat tawar-menawar. Kalau begitu, Ibu lebih baik tinggal di sini seumur hidup."'Pria yang aku suka?''Sekalipun ada, aku nggak pantas.'Dia menundukkan kepalanya. Menikah tidak penting, yang penting adalah mengambil kembali segala sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.Debby gagal membujuk Cassie. Keesokan harinya, mereka kembali ke Negara Kastari.Karena tidak menyukai sepasang ibu dan anak itu, Kafin tidak mengizinkan mereka tinggal di rumah keluarga Lazuardy dan menyuruh mereka menyewa rumah di luar. Cassie hanya perlu pulang di hari per
Setelah berganti pakaian dan keluar dari ruang ganti, Cassie melihat ke ruangan di sebelah kiri, pintu sudah tertutup rapat."Sangat cocok denganmu."Pelayan itu sangat cerdas. Hanya dengan melihat sekilas, dia bisa memilihkan pakaian yang cocok buat pelanggan. Gaun berwarna biru muda membuat kulit Cassie tampak lebih cerah dan pengait di bagian pinggang membentuk pinggang dengan sempurna. Meskipun Cassie terlalu kurus, kecantikannya terpancar.Melihat gaun itu cocok dengan Cassie, Kafin pergi membayar. Setelah melihat, dia baru tahu harga gaun itu lebih dari enam puluh juta. Namun, mengingat Cassie akan bertemu dengan anggota Keluarga Carlo, dia pun memutuskan untuk membayar. Dia berkata dengan nada dingin, "Ayo pergi."Cassie sudah betapa dinginnya Kafin terhadapnya. Saat ini, hatinya terasa agak nyeri.Dia menundukkan kepala dan mengikuti Kafin masuk ke mobil.Tak lama kemudian, mobil berhenti di depan vila Keluarga Lazuardy.Sopir membukakan pintu, Kafin turun dari mobil, diikuti o
Meskipun dia bertanya, nada bicaranya sangat tegas.Cassie mengangguk, sepertinya ada yang ingin Zico katakan padanya.Kebetulan dia juga ingin berbicara dengan Zico.Kafin menatap Cassie dengan waspada. "Jaga batas."Kafin takut Cassie akan menyinggung Zico. Dilihat dari sikap Zico, seperitnya dia tidak puas pada Cassie. Namun, berbesanan dengan Keluarga Carlo akan menguntungkan Keluarga Lazuardy dan perusahaan.Dia tidak ingin Cassie mengacaukan pernikahan ini.Cassie berpura-pura tidak mendengar ucapan Kafin, dia mengikuti Jason keluar.Cassie mengetahui tujuan Kafin. Bagaimana bisa dia berpikir bahwa Cassie akan membantunya setelah menikah dengan anggota Keluarga Carlo?Hanya karena dia adalah ayah Cassie?Namun, apa dia menganggap Cassie sebagai putrinya? Apa dia tahu betapa sulitnya hidup Cassie selama delapan tahun ini?Cassie tidak fokus. Tiba-tiba, kepalanya membentur "dinding" yang keras. Dia mengangkat kepalanya dan melihat suatu wajah sempurna sedang menatapnya dari dekat.
Cassie mengetahui alasan Lasri menghela napas, tetapi dia tidak menjelaskan dan hanya tersenyum pada Lasri.Pernikahan ini hanyalah kesepakatan di antara mereka, dia tidak berhak ikut campur dalam kehidupan pribadi Zico.Sebaliknya, Cassie malah merasa lebih nyaman kalau Zico tidak berada di sini.Setelah masuk, Cassie baru melihat perabotan di dalam kamar dengan jelas. Dekorasi kamar ini sangat unik, berwarna monokrom. Terlihat sederhana, bersih, mewah dan elegan."Ini kamar Tuan Muda." Lasri tersenyum. Karena mereka sudah menikah, tentu saja mereka harus tidur bersama.Cassie membuka mulutnya, tetapi tidak mengucapkan apa pun. Dia hanya bisa mengangguk.Karena baru pindah ke sini, dia kesulitan tidur. Dia bersandar di ujung kasur, lalu membuka situs jobstreet untuk mencari pekerjaan. Dia harus memiliki penghasilan untuk merawat ibunya dan anak di dalam perutnya....Cassie melihat ada yang sedang mencari penerjemah. Lowongan penerjemah tidaklah aneh, yang aneh adalah pelamar harus me
Zico mengerutkan keningnya, dia merasa tertipu.Di ruang tamu, Lasri sudah bangun untuk menyiapkan sarapan.Melihat Cassie yang mengenakan piama duduk di sofa sendirian, dia pun bertanya sambil tersenyum, "Semalam tidur nyenyak?"Dia mengira Zico akan menemani Hazel dan tidak pulang. Tengah malam, dia mendengar suara dan bangun. Dia tahu Zico pulang dan tidur di kamar sendiri.Cassie adalah istri yang dipilihkan oleh Berly, dia pasti adalah gadis baik. Melihat Zico menikah, Lasri yang sudah lama merawat Zico pun bahagia.Nada dan ekspresinya terlalu ramah, terkesan agak ambigu.Cassie tersenyum kaku. "Nye ... nyenyak.""Kalau begitu cepat ganti baju. Aku siapkan sarapan, bentar lagi siap." Lasri pergi ke dapur untuk membuat sarapan.Cassie menundukkan kepala dan melihat piamanya, pakaiannya masih berada di kamar.Sekarang, seharusnya Zico sudah berpakaian, 'kan?Dia bangkit dan berjalan menuju kamar. Sesampai di depan pintu, dia mengetuk pintu.Tidak ada yang menjawab.Dia mengetuk lag
"Apa yang terjadi?" tanya Debby. Pada saat yang sama, dia juga teringat akan sesuatu. "Bukannya uang itu adalah kompensasi yang diberikan pelaku?"Biaya pengobatannya dan pemakaman putranya cukup besar. Sebelum kembali ke Negara Kastari, Cassie memberikan sejumlah uang padanya dan mengatakan itu adalah kompensasi yang diberikan oleh pelaku.Cassie tidak tahu harus bagaimana menjelaskan hal ini.Diam berarti membenarkan dugaan Debby. Cassie hanya seorang wanita, bagaimana bisa mengumpulkan begitu banyak uang? Debby tidak percaya. "Kamu, kamu jual diri ...."Dia meraih pergelangan Cassie sambil berkata, "Anak ini nggak boleh dilahirkan, ayo pergi ke rumah sakit!""Kenapa?" Cassie berusaha untuk melepaskan tangannya."Kalau kamu melahirkannya, masa depanmu hancur!" Cassie tidak boleh melahirkan anak ini, apalagi dia sudah menikah. Kalau sampai ketahuan, masa depannya akan hancur."Bu, kumohon biarkan aku melahirkannya," kata Cassie dengan terisak-isak.Sekuat apa pun Cassie memohon, Debby