Share

Bab 5

Cassie mengetahui alasan Lasri menghela napas, tetapi dia tidak menjelaskan dan hanya tersenyum pada Lasri.

Pernikahan ini hanyalah kesepakatan di antara mereka, dia tidak berhak ikut campur dalam kehidupan pribadi Zico.

Sebaliknya, Cassie malah merasa lebih nyaman kalau Zico tidak berada di sini.

Setelah masuk, Cassie baru melihat perabotan di dalam kamar dengan jelas. Dekorasi kamar ini sangat unik, berwarna monokrom. Terlihat sederhana, bersih, mewah dan elegan.

"Ini kamar Tuan Muda." Lasri tersenyum. Karena mereka sudah menikah, tentu saja mereka harus tidur bersama.

Cassie membuka mulutnya, tetapi tidak mengucapkan apa pun. Dia hanya bisa mengangguk.

Karena baru pindah ke sini, dia kesulitan tidur. Dia bersandar di ujung kasur, lalu membuka situs jobstreet untuk mencari pekerjaan. Dia harus memiliki penghasilan untuk merawat ibunya dan anak di dalam perutnya.

...

Cassie melihat ada yang sedang mencari penerjemah. Lowongan penerjemah tidaklah aneh, yang aneh adalah pelamar harus menguasai bahasa Aruna.

Negara Aruna adalah tempat Cassie dan ibunya tinggal selama delapan tahun. Negara itu sangat terbelakang, terletak di daerah tropis dan jarang ada orang yang mempelajari bahasa negara tersebut. Umumnya, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa dari negara maju.

Gaji dan tunjangan yang ditawarkan cukup bagus.

Jadi, dia meninggalkan informasi pribadinya.

Kemudian, dia meletakkan ponselnya dan tidur.

Cahaya bulan menyinari jendela, seperti sutra yang membawakan kehangatan di langit malam.

Seiring berjalannya waktu, Cassie tertidur lelap di atas kasur. Seberkas cahaya putih menyinari halaman rumah dan sebuah Maybach masuk dari luar.

Pintu mobil terbuka, seorang pria bertubuh tinggi turun dari mobil. Dia melangkah masuk ke dalam rumah. Langkahnya tidak sestabil biasanya dan agak terhuyung-huyung.

Dia menarik kerah bajunya dengan gerah. Begitu masuk, dia menuang segelas air dan jakunnya berguling kencang. Pupil matanya yang gelap tampak agak linglung. Setelah menghabiskan segelas air, rasa terbakar di tenggorokannya pun mereda. Dia minum banyak arak untuk bersosialisasi. Kemudian, dia minum beberapa gelas anggur merah untuk merayakan ulang tahun Hazel.

Dia yang biasanya kuat minum pun mabuk.

Dia melepas mantelnya, lalu melemparkan mantel itu ke sofa dan langsung masuk ke kamar tanpa mandi.

Dia tidak menyalakan lampu, situasi di dalam kamar sangat gelap, tetapi dia mengetahui letak kasurnya.

Dia langsung berbaring.

Cassie yang sedang tidur merasakan adanya gerakan, tetapi dia segera menenang. Dia meringkuk dan lanjut tidur.

Fajar.

Cahaya tipis yang tampak seperti kumpulan benang berwarna emas menerangi seluruh ruangan.

Di atas kasur, Cassie meringkuk di dalam pelukan pria dan tertidur nyenyak.

Seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.

Bulu mata pria sedikit bergetar, dia perlahan-lahan membuka matanya. Setelah minum begitu banyak alkohol, dia merasa kepalanya agak pusing dan perlu bangun untuk mandi. Ketika dia mengangkat lengannya dan hendak bangun, dia merasa ada yang menimpa lengannya.

Dia menoleh dan melihat seorang wanita berbaring di pelukannya.

Rambut hitam wanita itu tergerai rapi di lengannya. Matanya tertuju pada kulit yang cerah, bulu mata yang lentik dan bibir merah muda yang sedikit terbuka. Wanita itu bernapas dengan teratur.

Mata Zico perlahan-lahan bergerak ke bawah. Mulai dari leher yang ramping, tulang selangka yang seksi dan dada yang menjulang tinggi. Cassie tidur menyamping, melalui kerah piamanya, samar-samar terlihat dadanya yang oval.

Suara napas Cassie yang teratur membuatnya agak tergoda.

Tanpa sadar, jakunnya berguling beberapa kali. Dia bahkan tidak pernah memiliki hasrat seperti ini pada Hazel, saat ini, dia malah bereaksi terhadap wanita yang baru dia temui dua kali.

Dia mengerutkan kening, seolah-olah kesal dengan reaksi tubuhnya, tetapi dia juga tidak mengalihkan pandangannya.

Cassie bermimpi dirinya sedang berada di padang rumput, seekor singa ganas menatapnya dengan ganas, seolah-olah ingin menerkamnya.

Dia terbangun dari mimpinya.

Namun saat dia membuka matanya, pupilnya tampak sangat tenang.

Seketika, pikirannya menjadi kosong.

Dia tiba-tiba membelalakkan matanya, menutupi dadanya dan berkata dengan kaget, "Kamu, kok kamu ada di kasurku?"

Zico mengalihkan pandangannya, lalu membuka selimut sambil menjawab, "Ini kasurku."

Cassie ingin membantah, tetapi ketika melihat dekorasi di sekitar, dia pun mengurungkan niatnya.

"Bukannya kamu pergi merayakan ulang tahun pacarmu? Kenapa pulang?" Cassie turun dari kasur dan berdiri di samping.

Dia agak kebingungan.

Kemarin, Lasri mengatakan Zico tidak akan pulang. Oleh karena itu, dia tidak waspada dan tertidur lelap, dia bahkan tidur tahu Zico masuk ke kamar.

Bisa-bisanya dia tidur seranjang dengan pria ini.

Mengingat dirinya tertidur pulas di dalam pelukan Zico, pipinya memanas.

Dia menundukkan kepalanya.

Zico membuka kancing kemejanya. Semalam, dia tidak melepas pakaiannya sehingga tubuhnya dipenuhi dengan bau alkohol dan terasa sangat lengket. Dia melirik Cassie yang berdiri di samping kasur dengan gugup sambil tersenyum nakal. "Apa ulang tahun pacar lebih penting dari malam pertama?"

Cassie tertegun.

Mereka bukan suami istri yang sesungguhnya, apa perlu melewati malam pertama?

Zico melepas pakaiannya.

Cassie segera memalingkan wajah. Bisa-bisanya pria ini melepas pakaian di depannya.

Sejak malam itu, dia sangat sensitif pria, terutama melakukan kontak fisik dengan pria.

Dia berkata dengan panik, "Aku, aku keluar dulu."

Setelah berkata demikian, dia berlari keluar dari kamar.

Zico tidak peduli dengan Cassie, dia melepas ikat pinggangnya dan masuk ke kamar mandi.

Dia perlu mandi untuk sadarkan diri.

Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi. Sekitar satu jam kemudian, aroma sabun mandi memenuhi seisi kamar. Seusai mandi, rambut hitamnya tampak agak berantakan dan basah, tubuhnya dibaluti dengan jubah mandi berwarna putih. Melalui kerah jubah yang terbuka, kulit berwarna kuning langsat dan otot dada yang kekar pun terlihat. Sekujur tubuhnya memancarkan aura maskulin.

Dia berjalan ke depan lemari. Ketika dia membuka lemari dan hendak mengambil pakaian, dia menemukan tas bergambar bunga matahari.

Dia tertegun. 'Milik wanita itu? Bahkan ada gambar bunga, kenapa wanita itu kekanak-kanakan sekali?'

'Dia sama sekali nggak sungkan, bisa-bisanya meletakkan barangnya di lemariku.'

Zico mengerutkan keningnya. Saat mengambil pakaian dan mengenakan pakaian, dia tidak sengaja menjatuhkan tas Cassie.

Ritsleting tidak terkunci sehingga barang-barang di dalam tas terjatuh, terlihat pakaian dan kebutuhan sehari-hari.

Ketika dia berjongkok untuk menyusun kembali benda-benda itu, dia menemukan selembar hasil USG.

Cassie Lazuardy, wanita, 18 tahun, hamil muda, enam minggu.

Wanita itu hamil?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Melania Lenny
sangat menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status