"Seharusnya bagaimana tanggapanku?" Cassie tidak tahu harus bagaimana menanggapi Hazel.Apa dia harus mengatakan "maaf, aku tidak seharusnya dijodohkan dengan Zico dan merusak hubungan kalian"?Munafik sekali.Apalagi mereka dijodohkan oleh ibu mereka.Zico menyipitkan mata untuk menatap Cassie sambil melangkah maju. Suasana sangat mencekam, Cassie tanpa sadar mundur selangkah. "Aku menyinggungmu?"Hazel bergegas meraih lengan Zico. "Zico, jangan marah. Ini salahku, aku nggak seharusnya bilang begitu. Dia baru saja menikah denganmu, aku nggak seharusnya datang. Kamu istirahat lebih awal, aku pulang dulu.""Bukan kamu yang harus pergi." Zico menarik Hazel ke atas.Hazel sangat gembira. Meskipun Zico menyatakan ingin bersamanya, Zico tidak mempunyai niat lain padanya.Sikap Zico hari ini membuatnya gembira.Apalagi malam itu bukan dia yang menemani Zico. Kalau mereka sudah berhubungan fisik, dia baru bisa memikat hati pria ini.Cassie tidak melihat ke atas, dia berbalik ke kamar.Hazel b
Cassie menguasai bahasa Aruna?Sebelumnya dia masih tidak yakin Cassie adalah wanita itu, tetapi sekarang dia yakin!"Bu Hazel?" Seorang bawahan heran mengapa Hazel tiba-tiba berhenti, dia mengingatkan. "Rapat akan segera dimulai."Hazel menyerahkan dokumen di tangannya. "Serahkan dokumen ini pada Pak Zico, aku akan segera menyusul.""Kalau begitu besok datanglah bekerja." Karena hanya sedikit orang yang menguasai bahasa Aruna, meskipun Cassie tidak memiliki pengalaman kerja, dia bisa berkomunikasi dengan bahasa Aruna.Cassie berdiri, lalu membungkukkan sambil berkata, "Terima kasih."Dia keluar dari ruang wawancara dengan gembira. Begitu dia keluar, Hazel langsung masuk."Wanita itu nggak memenuhi syarat perekrutan, nggak boleh dipekerjakan.""Meskipun dia nggak punya pengalaman kerja, dia bisa ....""Ucapanku nggak berlaku?" kata Hazel dengan tegas.Dia adalah sekretaris Zico, bahkan pacar Zico yang mungkin akan menjadi nyonya Keluarga Carlo, siapa yang berani menyinggungnya?Meskipu
Jelas-jelas, saat itu pewawancara sangat menyukainya. Cassie mengerutkan kening. 'Mereka menemukan kandidat yang lebih baik?'Setelah berpikir demikian, Cassie tidak terlalu sedih.Malam hari.Begitu pulang, Zico langsung masuk ke ruang kerja, sepertinya sedang mengurus urusan pekerjaan.Sore hari, Cassie mencari tahu makanan kesukaan Zico dari Lasri dan berencana untuk menyiapkan makan malam.Lasri tersenyum. "Inilah yang harus dilakukan oleh seorang istri."Cassie tersenyum sambil menundukkan kepala. Kalau bukan karena membutuhkan sesuatu, dia tidak akan menyenangkan Zico.Lasri menghela napas. "Nyonya sudah lama meninggal dan Tuan Besar menikah lagi. Tuan Muda sangat jarang pulang, dia memang terlihat cuek, tapi sebenarnya hatinya sangat lembut."Cassie tidak menjawab, dia hanya mendengarkan dengan tenang."Waktu kecil, Nona Hazel pernah selamatkan Tuan Muda. Setelah dewasa, dia terus mengikuti Tuan Muda. Dulu Tuan Muda juga nggak menyukainya, sejak pulang dari dinas, sikap Tuan Mud
Dia tahu jelas sifat Cassie!Dokumen yang ternodai oleh kopi perlu dibawa ke kantor. Dia pergi ke ruang kerja untuk mencetak ulang dokumen itu.Begitu masuk, Zico langsung sadar ada yang menyentuh mejanya.Selain Lasri dan Jason, Hazel pun tidak pernah masuk ke ruang kerjanya.Siapa yang menyentuh meja kerjanya?Cassie menyelinap masuk ke ruang kerjanya?Dia melangkah ke depan meja dan menemukan seberkas dokumen yang sudah diterjemahkan di atas meja. Dia mengambil dokumen itu, tulisan tangan penulis sangat rapi.Dia mengerutkan kening sambil berpikir, 'Cassie yang tulis?''Cassie bisa bahasa Aruna?'Zico agak tidak percaya.Tepat ketika dia meletakkan dokumen itu dan hendak pergi menemui Cassie, sebuah catatan jatuh dari dalam dokumen. "Maaf, aku masuk ke ruang kerjamu tanpa izin. Semalam aku membasahi dokumenmu, jadi aku akan menebus kesalahanku. Bahasa Aruna sulit dipelajari, aku menerjemahkannya ke bahasa Kastari agar lebih muda dibaca. Anggap saja sebagai permintaan maaf karena sud
Tubuh Cassie menegang. Dia tidak menyangka Reynold akan memeluknya.Setelah tersadar, dia pun mencoba untuk melepaskan diri.Dilihat dari sudut panjang Zico, adegan ini tampak agak mesra.Dia otomatis mengerutkan keningnya. Hazel berkata tanpa ragu, "Tidak kusangka dia sudah punya pacar."Entah mengapa Zico merasa kesal.Dia menginjak pedal gas dan mobil pun melaju kencang.Hazel mengerutkan bibirnya. "Kamu marah?"Zico tersenyum dingin. "Kenapa aku harus marah?"Dia bahkan sudah hamil, tentu saja punya pacar!Namun, tahu dan melihat secara langsung rasanya berbeda. Sungguh menyebalkan!Tak lama kemudian, mobil berhenti di tempat tinggal Hazel. Dia tidak langsung turun dari mobil, melainkan menatap Zico sambil bertanya, "Ayo ngobrol di dalam?"Sepertinya Hazel takut Zico akan menolak, dia lanjut berkata, "Zico, aku sudah siapkan makanan kesukaanmu ....""Hazel." Zico menyela Hazel. Dia pun tidak tahu mengapa suasana hatinya sangat kacau. Dia mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut
"Apa itu?" tanya Cassie dengan heran.Zico berdiri dari kursi, dia berjalan berlawanan dengan cahaya lampu. Langkahnya sangat stabil dan tenang. Pada akhirnya, dia sampai di hadapan Cassie dan berkata, "Selama kita masih jadi suami istri, jangan bermesraan dengan pria lain."Meskipun mereka menikah dengan alasan tertentu, dia tidak ingin diselingkuhi!Ini adalah batas kesabarannya sebagai seorang pria!Cassie tertegun untuk cukup lama. Dengan siapa dia bermesraan?Dia otomatis menjawab, "Bukannya kamu bermalam dengan wanita di sini? Apa aku boleh menggunakan status istri untuk melarangmu?"Kerutan di kening Zico makin dalam. "Aku nggak tidur dengannya."Cassie terdiam. Kemarin, jelas-jelas dia yang menyuruh Hazel bermalam di sini.Tidak tidur bersama, apa akan ada yang percaya?Tunggu, memangnya kenapa kalau mereka tidur bersama?Ekspresi Zico berubah, ada apa dengannya?Cassie tidak ingin bertengkar dengan Zico. Jadi, dia merendahkan nada bicaranya dan berkata, "Aku akan berusaha untu
Hazel berusaha untuk menenangkan diri. Dia mengalihkan pandangan ke bawah sambil berkata dengan mata berkaca-kaca, "Kamu tinggal bersamanya. Kalau dia direkrut sebagai penerjemah, kalian akan makin sering bersama. Aku takut kamu akan jatuh cinta padanya."Karena tidak bisa disembunyikan, dia pun mengungkapkan kebenaran untuk menepis kecurigaan Zico dan memberi tahu Zico bahwa dia hanya takut kehilangan.Dia membelalakkan matanya yang berkaca-kaca. "Kita sudah lama kenal, kamu tahu perasaanku padamu ...."Hazel terus menahan air matanya. "Aku takut kehilangan kamu, jadi ... aku menolak lamarannya."Zico mengerutkan kening. "Sudah kubilang kami akan bercerai dalam satu bulan."Kalau Hazel tidak tahu Cassie adalah gadis itu, dia bersedia menunggu. Dia sudah menunggu selama bertahun-tahun, satu bulan bukanlah apa-apa. Namun, sekarang dia tidak ingin menunggu lagi.Dia tidak boleh membiarkan Cassie berada di sisi Zico!Tidak boleh!"Cassie, ini pesanan meja dua. Antar ke sana."Cassie mengi
Hari itu, Cassie memeluknya.Siapa lagi kalau bukan anaknya?Hati Reynold tersentak. Kalau hari itu Cassie mencarinya, Cassie tidak akan hidup dengan begitu menyedihkan.Di mata Zico, Reynold membenarkan dugaannya. Dia mendengus dingin. "Dia baru delapan belas tahun ....""Kamu tahu apa?" seru Reynold. Matanya agak merah. Dia tahu Zico akan mengatakan Cassie tidak mencintai diri sendiri.Hamil di usia delapan belas tahun, kehidupannya sangat kacau!Namun, apa dia mengetahui pengalaman hidup Cassie?Reynold melirik Zico dari atas ke bawah. Setelan mahal itu mungkin setara dengan gaji tahunan rakyat jelata."Apa tuan muda sepertimu pernah hidup sulit? Kamu tahu rasanya nggak punya untuk beli makanan? Pernah merasakan nggak berdaya dan putus asa? Nggak! Kamu nggak tahu perjuangannya untuk hidup sampai hari ini ...."Cassie meraih tangan Reynold dan menggelengkan kepala pada Reynold. Dia tidak ingin dikasihani oleh siapa pun. Dia cukup bekerja keras untuk merawat ibu dan bayi di dalam peru