Cassie mengetahui alasan Lasri menghela napas, tetapi dia tidak menjelaskan dan hanya tersenyum pada Lasri.Pernikahan ini hanyalah kesepakatan di antara mereka, dia tidak berhak ikut campur dalam kehidupan pribadi Zico.Sebaliknya, Cassie malah merasa lebih nyaman kalau Zico tidak berada di sini.Setelah masuk, Cassie baru melihat perabotan di dalam kamar dengan jelas. Dekorasi kamar ini sangat unik, berwarna monokrom. Terlihat sederhana, bersih, mewah dan elegan."Ini kamar Tuan Muda." Lasri tersenyum. Karena mereka sudah menikah, tentu saja mereka harus tidur bersama.Cassie membuka mulutnya, tetapi tidak mengucapkan apa pun. Dia hanya bisa mengangguk.Karena baru pindah ke sini, dia kesulitan tidur. Dia bersandar di ujung kasur, lalu membuka situs jobstreet untuk mencari pekerjaan. Dia harus memiliki penghasilan untuk merawat ibunya dan anak di dalam perutnya....Cassie melihat ada yang sedang mencari penerjemah. Lowongan penerjemah tidaklah aneh, yang aneh adalah pelamar harus me
Zico mengerutkan keningnya, dia merasa tertipu.Di ruang tamu, Lasri sudah bangun untuk menyiapkan sarapan.Melihat Cassie yang mengenakan piama duduk di sofa sendirian, dia pun bertanya sambil tersenyum, "Semalam tidur nyenyak?"Dia mengira Zico akan menemani Hazel dan tidak pulang. Tengah malam, dia mendengar suara dan bangun. Dia tahu Zico pulang dan tidur di kamar sendiri.Cassie adalah istri yang dipilihkan oleh Berly, dia pasti adalah gadis baik. Melihat Zico menikah, Lasri yang sudah lama merawat Zico pun bahagia.Nada dan ekspresinya terlalu ramah, terkesan agak ambigu.Cassie tersenyum kaku. "Nye ... nyenyak.""Kalau begitu cepat ganti baju. Aku siapkan sarapan, bentar lagi siap." Lasri pergi ke dapur untuk membuat sarapan.Cassie menundukkan kepala dan melihat piamanya, pakaiannya masih berada di kamar.Sekarang, seharusnya Zico sudah berpakaian, 'kan?Dia bangkit dan berjalan menuju kamar. Sesampai di depan pintu, dia mengetuk pintu.Tidak ada yang menjawab.Dia mengetuk lag
"Apa yang terjadi?" tanya Debby. Pada saat yang sama, dia juga teringat akan sesuatu. "Bukannya uang itu adalah kompensasi yang diberikan pelaku?"Biaya pengobatannya dan pemakaman putranya cukup besar. Sebelum kembali ke Negara Kastari, Cassie memberikan sejumlah uang padanya dan mengatakan itu adalah kompensasi yang diberikan oleh pelaku.Cassie tidak tahu harus bagaimana menjelaskan hal ini.Diam berarti membenarkan dugaan Debby. Cassie hanya seorang wanita, bagaimana bisa mengumpulkan begitu banyak uang? Debby tidak percaya. "Kamu, kamu jual diri ...."Dia meraih pergelangan Cassie sambil berkata, "Anak ini nggak boleh dilahirkan, ayo pergi ke rumah sakit!""Kenapa?" Cassie berusaha untuk melepaskan tangannya."Kalau kamu melahirkannya, masa depanmu hancur!" Cassie tidak boleh melahirkan anak ini, apalagi dia sudah menikah. Kalau sampai ketahuan, masa depannya akan hancur."Bu, kumohon biarkan aku melahirkannya," kata Cassie dengan terisak-isak.Sekuat apa pun Cassie memohon, Debby
Cassie perlahan-lahan mengangkat kepalanya. Setelah melihat wajah pria itu dengan jelas, dia pun berkata dengan kaget, "Dokter Reynold."Hal yang lebih mengejutkan Cassie lagi adalah Reynold dikelilingi oleh sekelompok orang. "Kamu, kamu kok ada di sini?"Adiknya menderita autisme, Reynold adalah dokter adiknya. Oleh karena itu, mereka kenal.Reynold tersenyum lembut. Sebelum Cassie berbicara, kepala rumah sakit sudah berkata, "Aku mengundang Dokter Reynold datang menjadi pembicara di rumah sakit kami."Reynold merupakan seorang psikiater terkenal, terutama di bidang autisme."Bagaimana denganmu? Kok bisa ada di sini, nggak enak badan?" tanya Reynold.Mengingat sikap tegas ibunya, sekujur tubuh Cassie gemetaran."Cassie!" Debby berlari di sepanjang koridor dengan membawa hasil pemeriksaan. Ketika dia kembali, perawat menyampaikan bahwa Cassie kabur. Dia sangat kaget. Begitu melihat Cassie, dia pun berteriak dengan panik.Cassie mengerutkan bibirnya, dia sangat tertekan. "Bu ...."Reyno
"Seharusnya bagaimana tanggapanku?" Cassie tidak tahu harus bagaimana menanggapi Hazel.Apa dia harus mengatakan "maaf, aku tidak seharusnya dijodohkan dengan Zico dan merusak hubungan kalian"?Munafik sekali.Apalagi mereka dijodohkan oleh ibu mereka.Zico menyipitkan mata untuk menatap Cassie sambil melangkah maju. Suasana sangat mencekam, Cassie tanpa sadar mundur selangkah. "Aku menyinggungmu?"Hazel bergegas meraih lengan Zico. "Zico, jangan marah. Ini salahku, aku nggak seharusnya bilang begitu. Dia baru saja menikah denganmu, aku nggak seharusnya datang. Kamu istirahat lebih awal, aku pulang dulu.""Bukan kamu yang harus pergi." Zico menarik Hazel ke atas.Hazel sangat gembira. Meskipun Zico menyatakan ingin bersamanya, Zico tidak mempunyai niat lain padanya.Sikap Zico hari ini membuatnya gembira.Apalagi malam itu bukan dia yang menemani Zico. Kalau mereka sudah berhubungan fisik, dia baru bisa memikat hati pria ini.Cassie tidak melihat ke atas, dia berbalik ke kamar.Hazel b
Cassie menguasai bahasa Aruna?Sebelumnya dia masih tidak yakin Cassie adalah wanita itu, tetapi sekarang dia yakin!"Bu Hazel?" Seorang bawahan heran mengapa Hazel tiba-tiba berhenti, dia mengingatkan. "Rapat akan segera dimulai."Hazel menyerahkan dokumen di tangannya. "Serahkan dokumen ini pada Pak Zico, aku akan segera menyusul.""Kalau begitu besok datanglah bekerja." Karena hanya sedikit orang yang menguasai bahasa Aruna, meskipun Cassie tidak memiliki pengalaman kerja, dia bisa berkomunikasi dengan bahasa Aruna.Cassie berdiri, lalu membungkukkan sambil berkata, "Terima kasih."Dia keluar dari ruang wawancara dengan gembira. Begitu dia keluar, Hazel langsung masuk."Wanita itu nggak memenuhi syarat perekrutan, nggak boleh dipekerjakan.""Meskipun dia nggak punya pengalaman kerja, dia bisa ....""Ucapanku nggak berlaku?" kata Hazel dengan tegas.Dia adalah sekretaris Zico, bahkan pacar Zico yang mungkin akan menjadi nyonya Keluarga Carlo, siapa yang berani menyinggungnya?Meskipu
Jelas-jelas, saat itu pewawancara sangat menyukainya. Cassie mengerutkan kening. 'Mereka menemukan kandidat yang lebih baik?'Setelah berpikir demikian, Cassie tidak terlalu sedih.Malam hari.Begitu pulang, Zico langsung masuk ke ruang kerja, sepertinya sedang mengurus urusan pekerjaan.Sore hari, Cassie mencari tahu makanan kesukaan Zico dari Lasri dan berencana untuk menyiapkan makan malam.Lasri tersenyum. "Inilah yang harus dilakukan oleh seorang istri."Cassie tersenyum sambil menundukkan kepala. Kalau bukan karena membutuhkan sesuatu, dia tidak akan menyenangkan Zico.Lasri menghela napas. "Nyonya sudah lama meninggal dan Tuan Besar menikah lagi. Tuan Muda sangat jarang pulang, dia memang terlihat cuek, tapi sebenarnya hatinya sangat lembut."Cassie tidak menjawab, dia hanya mendengarkan dengan tenang."Waktu kecil, Nona Hazel pernah selamatkan Tuan Muda. Setelah dewasa, dia terus mengikuti Tuan Muda. Dulu Tuan Muda juga nggak menyukainya, sejak pulang dari dinas, sikap Tuan Mud
Dia tahu jelas sifat Cassie!Dokumen yang ternodai oleh kopi perlu dibawa ke kantor. Dia pergi ke ruang kerja untuk mencetak ulang dokumen itu.Begitu masuk, Zico langsung sadar ada yang menyentuh mejanya.Selain Lasri dan Jason, Hazel pun tidak pernah masuk ke ruang kerjanya.Siapa yang menyentuh meja kerjanya?Cassie menyelinap masuk ke ruang kerjanya?Dia melangkah ke depan meja dan menemukan seberkas dokumen yang sudah diterjemahkan di atas meja. Dia mengambil dokumen itu, tulisan tangan penulis sangat rapi.Dia mengerutkan kening sambil berpikir, 'Cassie yang tulis?''Cassie bisa bahasa Aruna?'Zico agak tidak percaya.Tepat ketika dia meletakkan dokumen itu dan hendak pergi menemui Cassie, sebuah catatan jatuh dari dalam dokumen. "Maaf, aku masuk ke ruang kerjamu tanpa izin. Semalam aku membasahi dokumenmu, jadi aku akan menebus kesalahanku. Bahasa Aruna sulit dipelajari, aku menerjemahkannya ke bahasa Kastari agar lebih muda dibaca. Anggap saja sebagai permintaan maaf karena sud