Share

185). Dilemanya Adara

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

"Akhirnya sampe di rumah."

Danendra menghela napas pelan sesaat setelah ferarry putihnya berhenti di depan garasi rumah. Menitipkan Ginanjar pada Aksa yang sukarela menjaga untuk malam ini, Danendra memutuskan untuk pulang.

Pergi dari rumah sakit pukul sembilan, Danendra sampai di rumahnya pukul setengah sepuluh lebih setelah sebelumnya mampir ke beberapa tempat untuk membeli sesuatu.

Satu buket daisy juga coklat putih kini tersimpan rapi di jok sebelah kiri Danendra. Mengingat momen yang pernah terjadi, dia memang memutuskan untuk membeli dua benda itu untuk membujuk Adara—berharap perempuan itu akan berhenti marah dan melupakan kejadian tadi sore.

Turun dari mobil lalu menyimpan bunga juga coklat di teras, Danendra berjalan menuju pagar yang beberapa menit lalu dia buka.

Setelah memastikan pagar terkunci dan aman, Danendra kembali berjalan menuju terasa untuk mengambil dua benda berharga yang akan dia berikan pada sang istri.

Pintu belum dikunci, Danendra bisa masuk leluasa tanp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Pengganti untuk Adara   186). Bubur Ayam

    ***"Rafly Sanjaya!"Rafly yang tengah menyapu bagian lantai satu rumah seketika mendesah ketika namanya kembali dipanggil oleh perempuan yang saat ini ingin sekali dia lempar ke palung mariana.Demi apapun. Sejak semalam Rafly merasa menjadi seorang kacung."Apa?!""Ke sini!""Apa sih, Fel?! Aku lagi nyapu nih!""Ya ke sini dul ... aw!"Jika sudah terdengar suara rintihan, Rafly tak bisa berbuat apa-apa selain menghampiri Felicya sesegera mungkin.Menyimpan sapu yang sejak tadi dia pegang di pinggir sofa begitu saja, Rafly bergegas menaikki satu persatu undakkan tangga menuju lantai dua.Sampai di depan kamar, dia membuka pintu lalu selanjutnya yang dia lihat adalah Felicya, duduk berselonjor di kasur sambil merengut—menatapnya."Lama banget kamu.""Aku lagi nyapu di bawah, dan buat sampai di sini tuh harus jalan dulu. Enggak bisa langsung sampe," ungkap Rafly."Oh.""Ada apa?"Setelah mengalami pendarahan kemarin, dokter kandungan memang menyarankan Felicya untuk bedrest selama bebe

  • Suami Pengganti untuk Adara   187). Pergi Tanpa Pamit

    ***"Nanti aku pulangnya agak siangan. Mungkin jam dua atau jam tiga."Adara yang sejak tadi menyantap nasi gorengnya seketika berhenti mengunyah lalu memandang Danendra penuh tanya setelah suaminya berkata demikian.Hari ini, setelah kemarin senin absen dari kantor, Danendra kembali bekerja seperti biasanya. Meskipun berat dan masih khawatir dengan keadaan Adara, Danendra tak punya pilihan lain karena memang pekerjaan kantor tak bisa ditinggal terlalu lama."Kenapa?" tanya Adara. "Bukannya jam pulang kantor itu paling siang jam empat?""Emang.""Terus kenapa pulang siang?""Khawatir sama kamu," ucap Danendra."Emang aku kenapa? Aku enggak kenapa-kenapa," kata Adara. "Aku baik-baik aja.""Yakin baik-baik aja?" tanya Danendra. "Fisik sih iya baik, tapi hati?""Hm.""Aku tahu kok semalam kamu nangis," kata Danendra. "Masih ingat Mama ya?""Oh itu." Adara menunduk lalu memandang nasi goreng miliknya yang tinggal setengah. "Ingatlah. Masa enggak ingat?""Beberapa hari ke depan mungkin sem

  • Suami Pengganti untuk Adara   188). Erlangga Kecewa

    ***"Kamu seriusan dengan keputusan kamu, Dara?"Erlangga menatap lekat Adara setelah beberapa detik lalu sebuah keputusan diambil putri dari perempuan yang paling di sayang tersebut.Tak ada senyuman, raut wajah Erlangga terlihat datar. Dia sedang mencari keseriusan ucapan Adara karena bisa saja apa yang baru saja dia dengar adalah sebuah kesalahan.Namun, jawaban yang dilontarkan Adara setelah pertanyaan darinya membuat harapan Erlangga benar-benar pupus."Serius, Om," kata Adara. "Dara udah pikirin semuanya matang-matang dan Dara serius. Dara enggak mau kerja sama dengan Om buat apa-apain Papa.""Bagaimanapun juga, Papa itu Papanya Dara. Karena dia, Dara ada di dunia ini. Terlalu tidak tahu diri rasanya kalau Dara nyelakain orang yang udah buat Dara hidup di dunia."Erlangga yang semula duduk sedikit condong, kembali mengubah posisinya menjadi sedikit lebih tegap lalu menghela napas.Kecewa? Bisa dibilang begitu. Memanfaatkan amarah Adara pada Ginanjar, Erlangga pikir dia bisa meng

  • Suami Pengganti untuk Adara   189). Bisakah Dewasa?

    ***"Duh."Adara meringis ketika pria berpakaian formal itu akhirnya berjalan menghampiri pintu bagian kanan mobilnya. Lewat ekor mata, Adara bisa melihat kalau sekarang pria itu sedikit membungkukan badan lalu setelahnya yang terjadi tentu saja adalah; pria tersebut mengetuk kaca mobil Adara yang tertutup rapat."Ih gimana dong? Kena omel nih pasti."Adara tak membuka kaca, pria di samping mobil kembali melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya dan tentu saja Adara semakin resah."Ya ampun, Dara ... kok bisa ada Danendra sih? Harus ngomong apa coba nanti?" tanya Adara pada dirinya sendiri.Di detik berikutnya dia menoleh ke jok belakang dan tak ada sesuatu di sana yang bisa dia jadikan alasan."Gak ada apa-apa lag ... ish."Adara mendesis ketika ponsel di saku dressnya berdiring. Merogoh benda pipih itu, pandangan Adara tertuju pada Danendra yang saat ini sudah kembali berpindah tempat ke depan mobil Adara, sambil memegangi ponsel di samping telinga."Ha-halo.""Kenapa pintu mobil

  • Suami Pengganti untuk Adara   190). Tamu Tak Diundang

    ***"Masuk.""Iya."Setelah terlibat sedikit konflik, Adara dan Danendra akhirnya sampai di rumah setelah menyelesaikan permasalahan yang terjadi diantara mereka.Tak jadi panjang, Adara akhirnya meminta maaf lalu berjanji pada Danendra untuk tak menyembunyikan apa-apa lagi dari sang suami dan sebagai suami pun, Danendra lagi-lagi memaafkan apa yang dilakukan Adara.Danendra kembali memberikan kesempatan untuk Adara, tapi tentunya setelah ini dia tak mau istrinya itu mengulangi apa yang sudah dilakukan karena Danendra pun bisa marah.Danendra bisa bertindak tegas jika Adara kembali menyembunyikan sesuatu darinya karena bagi dia, kunci rumah tangga itu adalah keterbukaan dari pasangam yang menjalaninya."Lho, Den Danendra kok udah pulang?" tanya Mbak Vivi ketika Danendra—layaknya pengawal, mengikuti Adara dari belakang sambil membawa tas kerjanya.Belum lama sampai di kantor, Danendra memang iseng mengecek Adara. Namun, tentunya dia justru dibuat terkejut karena posisi sang istri tak a

  • Suami Pengganti untuk Adara   191). Mogok

    ***"Pelan jalannya, jangan grasak-grusuk."Felicya menoleh lalu mendelik ketika ucapan itu lagi-lagi diucapkan Rafly ketika dia berjalan menuruni tangga menuju lantai satu."Bawel."Rafly yang berjalan persis di belakang Felicya, menghela napas. "Bukan bawel, tapi peduli," ucapnya. "Aku takut kamu kepeleset terus jatuh. Yang kenapa-kenapa kan anak aku nanti.""Jadi kamu nyuruh aku khawatir karena pedulu sama anak kamu?""Iyalah, ya kali sama kamu," kata Rafly. "Kalau enggak hamil anak aku, mau kamu jatuh dari tangga atau lantai dua puluh pun bodo amat."Sampai di lantai satu, Felicya menatap tajam Rafly lalu seperti biasa, telapak tangannya mendarat di pipi sang suami."Sembarangan!""Sakit, Fel," kata Rafly. "Keseringan ditampar, pipiku memar nanti.""Bodo amat," celetuk Felicya. "Mau memar atau bahkan tulang pipi kamu patah pun, aku enggak peduli.""Yakin, enggak peduli.""Yakin," kata Felicya. "Udah deh, enggak usah banyak ngomong. Mendingan berangkat sekarang, klien aku nungguin.

  • Suami Pengganti untuk Adara   192). Permintaan Maaf Ginanjar

    ***"Ada apa?"Seperti seorang maling yang terpojok, Adara merapatkan punggungnya pada pintu ketika pertanyaan tersebut diucapkan Danendra yang tahu-tahu sudah berdiri di depannya."Apanya yang ada apa?""Barusan ada apa? Aku dengar kamu teriak-teriak," tanya Danendra."Bukan apa-apa," kata Adara.Danendra menaikkan sebelah alis. "Bukan apa-apa, tapi sampai teriak?" tanyanya. "Kamu lupa sama janji kamu, Adara? Ini bahkan belum dua puluh empat jam lho."Adara menghembuskan napas kasar. "Pengemis," celetuknya. "Tadi udah aku kasih, tapi dia maksa pengen minta lagi."Alih-alih percaya, Danendra justru terkekeh. "Pengemis?" tanyanya. "Kamu tuh ya, kalau enggak ada bakat bohong, udah jangan bohong.""Apa sih? Orang aku serius.""Adara, buka Adara.""Ish." Adara mendesis ketika suara Ginanjar terdengar lagi. Dia pikir sang Papa sudah pergi setelah dia mengusirnya, tapi ternyata salah.Pria lima puluh lima tahun itu ternyata masih ada."Kenalan dulu barusan?" tanya Danendra."Apanya?""Itu k

  • Suami Pengganti untuk Adara   193). Salah Pergaulan

    ***"Masuk, Mbak."Tak banyak bicara, Felicya langsung masuk ke dalam avanza hitam sesaat setelah perempuan di sampingnya membukakan pintu."Thank you," kata Felicya setelah dia duduk dan memasang seat belt."Sama-sama."Sebelum avanza hitam tersebut melaju menuju butik, Felicya melongokkan kepalanya untuk memanggil Rafly yang kini nampak sibuk mengecek mesin mobil bersama seorang pria."Rafly!"Rafly menoleh. "Apa?""Sini dulu."Tak perlu menunggu lama, Rafly berjalan mendekati Felicya. "Apa?" tanyanya."Aku mau ke butik.""Ya terus?"Felicya menatap suaminya. "Enggak mau bilang hati-hati dulu gitu?" tanyanya. "Aku bawa anak kamu.""Oh itu. Ya udah, hati-hati," kata Rafly. Dari Felicya, perhatiannya beralih pada perempuan yang kini duduk manis di kursi kemudi.Clarissa. Tentu saja perempuan itu adalah Clarissa. Dia yang memang sedang berada di Jakarta tak sengaja melihat Rafly juga Felicya di pinggir jalan.Punya hati yang baik, Clarissa mengabaikan perlakuan tak baik Rafly padanya l

Bab terbaru

  • Suami Pengganti untuk Adara   316). Extra Chapter 14

    *** "Onty, Reano mana. Kok enggak kelihatan dari tadi?" Adara yang sedang menyapa para tamu seketika menoleh saat sebuah pertanyaan diucapkan seorang laki-laki muda yang malam ini tampan dengan kemeja navy bluenya. Danial. Yang baru saja bertanya pada Adara adalah Danial. "Eh, Nial. Rean kayanya masih di jalan." "Lho, enggak bareng?" "Mana maulah bareng sama Onty," kata Adara. "Dia kan jemput pacarnya." "Masih sama Lula?" "Masih." Danial tersenyum. "Awet juga ya, enggak kaya kakaknya." "Haha iya." "Ya udah, Nial gabung dulu sama yang lain ya Onty." "Iya, Nial." Malam ini adalah malam yang cukup membahagiakan bagi keluarga besar Alexander—khususnya keluarga Adam karena sebuah pesta tengah digelar di ballroom hotel berbintang di kota Jakarta. Bukan pertunangan atau pernikahan, pesta yang dirancang oleh anak-anak juga para menantu Adam itu adalah sebuah perayaan aniversary pernikahan Adam dan Teresa yang ke lima puluh delapan tahun. Cukup lama Adam menjalin

  • Suami Pengganti untuk Adara   315). Extra Chapter 13

    ***"Duh siapa sih?"Masih dengan kedua mata terpejam, Alula mengulurkan tangannya—meraba-raba meja nakas di samping kasur untuk mencari ponsel yang saat ini berdering cukup nyaring.Entah siala yang menelepon, yang jelas Alula merasa sangat terganggu oleh bunyi dering ponselnya tersebut."Ketemu," gumam Alula ketika akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.Mengambil ponsel tersebut, perlahan Alula membuka matanya dan yang dia temukan di layar adalah nama Reano."Reano. Ngapain sih?"Beringsut, Alula mengubah posisinya menjadi duduk sebelum akhirnya menjawab panggilan dari Reano."Halo, Rean. Kenapa?" tanya Alula parau."Baru bangun?""Iya.""Dih, belum sholat dong?" tanya Reano."Emang ini jam berapa?" tanya Alula yang memang belum sempat melihat jam baik itu di ponsel mau pun di dinding kamar."Jam lima pagi," kata Reano. "Ke air gih sana, cuci muka, wudhu, terus sholat.""Iya.""Nanti jam enam aku ke kamar kamu," ungkap Reano—membuat Alula seketika mengerutkan keningnya."Mau nga

  • Suami Pengganti untuk Adara   314). Extra Chapter 12

    ***"Jaga diri baik-baik di sana, awas jangan macam-macam.""Iya, Ma. Siap."Pukul delapan pagi, Reano sudah siap dengan penampilannya yang bisa dibilang cukup rapi. Membawa koper berwarna hitam berisi pakaian ganti, remaja yang satu bulan lalu baru saja genap delapan pelas tahun itu sudah tiba di bandara, diantar Adara juga Danendra.Tujuannya? Tentu saja Jerman. Memanfaatkan libur panjang sebelum masuk kuliah, Reano memang meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jerman menemui Nara.Tak sendiri, Reano pergi bersama Alula yang memang ingin menghabiskan waktu liburan di luar negeri.Berhubung kedua orang tuanya sibuk, Alula memutuskan untuk ikut bersama Reano yang sejauh ini bisa dipercaya menjaga putri bungsu seorang Arkananta itu."Jangan macam-macam kalian di sana. Ingat, pisah kamar," kata Aludra memperingatkan."Iya, Mama. Masa satu kamar?" tanya Alula. "Lagian uncle Danen kan udah pesenin dua kamar buat aku sama Reano.""Tenang aja, Ra. Aku udah pesenin kamar yang be

  • Suami Pengganti untuk Adara   313). Extra Chapter 11

    ***'Hati-hati di jalan.'Elara yang baru saja memasukkan beberapa baju ke dalam tas seketika mengukir senyumannya ketika sebuah pesan yang bisa dibilang cukup romantis masuk ke ponselnya—membuat dia terbang ke angkasa dengan perasaan yang berbunga-bunga.Bukan dari orang sembarangan, pesan tersebut berasal dari Regan yang memberikan peringatan pada Elara karena sore ini gadis itu akan berangkat menuju Bandung untuk menginap di rumah Aksa selama dua malam.Alasannya? Tentu saja Elara ingin menemui Regan yang satu minggu lalu resmi menjadi pacarnya.Dicomblangkan oleh Respati lalu saling mengenal via virtual selama sebulan lebih, Elara dan Regan sepertinya memiliki banyak kecocokan lalu pada akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan setelah Regan menyatakan cintanya lebih dulu seminggu yang lalu.Regan memang jarang bicara bahkan terkesan dingin, tapi di dekat orang yang membuatnya nyaman, Regan kadang berubah seratus delapan puluh derajat dan bagi Elara, Regan ternyata cukup menyena

  • Suami Pengganti untuk Adara   312). Extra Chapter 10

    ***"Oke, istirahat dulu aja ya.""Siap, Kak!"Menyimpan semua peralatan yang ada, para siswa juga siswi yang siang ini memakai pakaian olahraga lantas membubarkan diri lalu berjalan ke pinggir lapangan pun dengan siswi yang kini melangkah untuk menghampiri seseorang di bangku pinggir lapangan."Kamu kalau bosen, pulang aja."Istirahat dari latihannya, Alula langsung menghampiri Reano yang sejak tadi setia menunggu sambil bersandar pada tembok.Sejak masuk di SMA yang sama Alula dan Reano bisa dibilang cukup dekat—lebih tepatnya sengaja didekatkan oleh Adara yang memang menginginkan Reano lupa dengan perasaannya pada Nara.Setiap pagi juga siang setelah pulang sekolah, Reano diwajibkan menjemput dan mengantar Alula ke rumahnya bersama supir karena memang usia yang belum tujuh belas tahun membuat Reano belum diizinkan memakai kendaraan sendiri.Reano sebenarnya sudah beberapa kali menolak karena memang didekatkan paksa seperti ini membuatnya tak nyaman.Namun, sederet ancaman penyitaan

  • Suami Pengganti untuk Adara   311). Extra Chapter 9

    ***"Reres, kamu ngapain ke sini?"Keluar dari pintu gerbang sekolah, Elara mengerutkan kening ketika mendapati seorang siswa laki-laki dengan seragam yang berbeda dengannya tengah berdiri sambil mengukir senyuman.Respati.Bukan pacar atau gebetan, siswa laki-laki yang kini tengah bersandar di pintu mobil sedan hitam adalah sepupu Elara—anak dari saudara Danendra."Hai, Kak El," sapa Respati sambil mengangkat telapak tangannya. "Apa kabar?""Baik," kata Elara apa adanya. "Kamu apa kabar?""Baik juga," ucap Respati."Kamu ngapain ke sekolahan aku? Ada urusan apa gimana?" tanya Elara."Iya ada urusan sama Kak El," ucap Respati—membuat Elara seketika mengerutkan keningnya."Urusan apa?""Hm." Respati bergumam pelan, sementara wajahnya terlihat menunjukkan sebuah keraguan. "Mau minta bantuan sih, Kak?""Bantuan apa?"Respati menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal sama sekali."Res?""Ah iya, Kak. Bantuan apa sih?" tanya Elara. "Ngomong aja. Enggak usah ragu.""Hm, nanti malam Kakak s

  • Suami Pengganti untuk Adara   310). Extra Chapter 8

    ***"Baik-baik di sekolah. Jangan banyak tingkah."Sambil mengoleskan selai ke roti, ucapan tersebut dilontarkan Adara pada Reano yang saat ini baru saja duduk di meja makan.Setelah dua minggu liburan berlangsung, tahun ajaran baru akhirnya tiba dan hari ini Reano akan memulai kegiatan sekolahnya di SMA.Sesuai perintah, mau tak mau Reano menurut untuk bersekolah di SMAN 8. Padahal, sudah sejak jauh-jauh hari remaja itu menginginkan sekolah di SMAN 34 karena memang hampir semua teman dekatnya bersekolah di sana."Mau joged di tengah lapangan," celetuk Reano."Apaan sih? Kalau dikasih tahu itu jawab yang benar. Bukan kaya gitu."Elara yang baru saja siap, lantas menoyor kepala adiknya itu dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menarik kursi untuk duduk."Kamu juga apaan? Kepala itu sensitif. Enggak usah pake noyor," ketus Reano tak suka.Berbeda dengan kebanyakan siswa yang biasanya bahagia ketika masuk di sekolah baru, Reano justru sebaliknya.Selain karena sekolah yang dia tem

  • Suami Pengganti untuk Adara   309). Extra Chapter 7

    ***"Kamu kenapa?"Menghampiri Adara di pinggir kolam, Danendra langsung mengucapkan pertanyaan tersebut setelah beberapa menit lalu terus memperhatikan sang istri yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu."Dan. Kamu di sini.""Orang-orang di dalam, kamu kok di luar?" tanya Danendra. "Lagi mikirin apa sih, hm?""Reano," kata Adara.Danendra mengerutkan keningnya. Dia yang datang membawa segelas air putih lantas menarik kursi lalu duduk di depan Adara."Apa yang kamu pikirkan tentang Reano?" tanya Danendra."Kamu lupa sama apa yang dia omongin tadi di mobil?" tanya Adara. "Reano bilang dia cinta sama Nara, Dan.""Terus masalahnya di mana?""Kok kamu nanya gitu, Danen?" tanya Adara tak suka. "Ya enggak bolehlah! Reano sama Nara itu saudara. Mereka enggak boleh saling mencintai lebih dari sekadar saudara.""Tapi kan bukan kandung," ucap Danendra. "Dalam segi agama ataupun negara, mereka sah-sah aja kalau mau punya hubungan.""Enggak!" pungkas Adara. "Sampai kapan pun aku enggak akan res

  • Suami Pengganti untuk Adara   308). Extra Chapter 6

    ***"Males ikut, Ma."Mendengar ucapan tersebut, Adara menoleh seketika lalu memandang putranya sambil menaikkan sebelah alis."Males ikut apa?""Rean malas ikut ke Bandung."Pagi ini—seminggu setelah kepergian Nara ke Jerman, keluarga Adara akan bertolak menuju Bandung, menghadiri undangan yang diberikan keluarga Aksa.Bukan pesta besar, di Bandung sana Aksa hanya merayakan syukuran atas kelulusan putri angkatnya Aileen di salah satu universitas terbaik di kota Bandung dengan nilai yang juga tentunya sangat baik.Tak hanya Danendra dan keluarga, nantinya Adam juga Teresa pun akan datang bersama supir lalu Danish juga terbang dari Surabaya bersama keluarganya."Kenapa?" tanya Adara.Tak tahu tentang yang terjadi pada Nara, Adara memang mulai bersikap biasa kembali. Perempuan itu mencoba menghibur diri dari rasa sedih kehilangan Nara karena tentunya dia berpikir sang putri tak akan lama pergi.Berbeda dengan Adara yang berusaha menghibur diri, Reano justru seperti orang tak bersemangat

DMCA.com Protection Status