Share

191). Mogok

***

"Pelan jalannya, jangan grasak-grusuk."

Felicya menoleh lalu mendelik ketika ucapan itu lagi-lagi diucapkan Rafly ketika dia berjalan menuruni tangga menuju lantai satu.

"Bawel."

Rafly yang berjalan persis di belakang Felicya, menghela napas. "Bukan bawel, tapi peduli," ucapnya. "Aku takut kamu kepeleset terus jatuh. Yang kenapa-kenapa kan anak aku nanti."

"Jadi kamu nyuruh aku khawatir karena pedulu sama anak kamu?"

"Iyalah, ya kali sama kamu," kata Rafly. "Kalau enggak hamil anak aku, mau kamu jatuh dari tangga atau lantai dua puluh pun bodo amat."

Sampai di lantai satu, Felicya menatap tajam Rafly lalu seperti biasa, telapak tangannya mendarat di pipi sang suami.

"Sembarangan!"

"Sakit, Fel," kata Rafly. "Keseringan ditampar, pipiku memar nanti."

"Bodo amat," celetuk Felicya. "Mau memar atau bahkan tulang pipi kamu patah pun, aku enggak peduli."

"Yakin, enggak peduli."

"Yakin," kata Felicya. "Udah deh, enggak usah banyak ngomong. Mendingan berangkat sekarang, klien aku nungguin.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status