Share

198). Penusukan

***

"Iya, Dan."

Sementara Danendra bergegas membawa Elara menuju ruang tengah, Adara melangkahkan kakinya—menaikki satu persatu undakkan tangga untuk pergi ke lantai dua.

Sampai di depan pintu kamar sang papa, Adara tak langsung masuk karena entah kenapa detakkan jantungnya tiba-tiba saja tak normal. Rasanya seperti akan bertemu orang yang sudah lama tidak dia jumpai.

Padahal, belum seminggu Adara bertemu dengan Ginanjar.

"Degdegan." Adara bergumam pelan hingga perlahan tangannya meraih handle pintu.

Perlahan sekali Adara membuka daun pintu lalu memberanikan diri untuk menyembulkak kepala. Namun, kedua alisnya spontan terpaut ketika di kasur sana Adara tak mendapati Ginanjar.

Beberapa hari ini kondisi Ginanjar sedang tidak baik. Jika tak duduk di kasur, laki-laki itu duduk di balkon sambil merenung. Begitulah cerita yang didengar Adara dari Mbak Lia.

"Papa," panggil Adara pelan.

Tak hanya menyembulkan kepala, badan Adara perlahan masuk ke dalam kamar. Kedua matanya mulai mengedar hing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status