Share

196). Mimpi dan Pesan

***

'Maafin Papa ya, Ra. Mama enggak bisa tenang kalau kamu sama Papa belum saling memaafkan. Mama sayang kalian.'

"Mama!"

Adara terbangun paksa dari tidurnya setelah sebuah mimpi menghampiri.

Monica. Adara baru saja memimpikan Monica yang tiba-tiba menghampirinya. Masih terpatri jelas diingatan, Monica mendekati Adara untuk memintanya memaafkan Ginanjar.

"Mama," gumam Adara dengan napas yang tersenggal. Menoleh ke sebelah kanan, dia memandang jam dinding yang baru saja menunjukkan pukul dua dini hari. "Ya ampun masih subuh."

Adara terdiam untuk beberapa detik—menetralisirkan detak jantungnya yang memburu.

Setelah sedikit tenang, dia mencondongkan badan ke arah meja nakas, mengambil segelas air karena tenggorakannya terasa begitu kering.

Ceroboh, yang Adara lakukan bukan mengambil gelas justru memecahkannya—membuat bunyi nyaring menggema di dalam kamar yang hening.

"Untung Elara enggak bangun," gumam Adara ketika telinganya tak mendengar rengekan sang putri atau tangisannya di dalam b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status