Share

187). Pergi Tanpa Pamit

***

"Nanti aku pulangnya agak siangan. Mungkin jam dua atau jam tiga."

Adara yang sejak tadi menyantap nasi gorengnya seketika berhenti mengunyah lalu memandang Danendra penuh tanya setelah suaminya berkata demikian.

Hari ini, setelah kemarin senin absen dari kantor, Danendra kembali bekerja seperti biasanya. Meskipun berat dan masih khawatir dengan keadaan Adara, Danendra tak punya pilihan lain karena memang pekerjaan kantor tak bisa ditinggal terlalu lama.

"Kenapa?" tanya Adara. "Bukannya jam pulang kantor itu paling siang jam empat?"

"Emang."

"Terus kenapa pulang siang?"

"Khawatir sama kamu," ucap Danendra.

"Emang aku kenapa? Aku enggak kenapa-kenapa," kata Adara. "Aku baik-baik aja."

"Yakin baik-baik aja?" tanya Danendra. "Fisik sih iya baik, tapi hati?"

"Hm."

"Aku tahu kok semalam kamu nangis," kata Danendra. "Masih ingat Mama ya?"

"Oh itu." Adara menunduk lalu memandang nasi goreng miliknya yang tinggal setengah. "Ingatlah. Masa enggak ingat?"

"Beberapa hari ke depan mungkin sem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status