Share

186). Bubur Ayam

***

"Rafly Sanjaya!"

Rafly yang tengah menyapu bagian lantai satu rumah seketika mendesah ketika namanya kembali dipanggil oleh perempuan yang saat ini ingin sekali dia lempar ke palung mariana.

Demi apapun. Sejak semalam Rafly merasa menjadi seorang kacung.

"Apa?!"

"Ke sini!"

"Apa sih, Fel?! Aku lagi nyapu nih!"

"Ya ke sini dul ... aw!"

Jika sudah terdengar suara rintihan, Rafly tak bisa berbuat apa-apa selain menghampiri Felicya sesegera mungkin.

Menyimpan sapu yang sejak tadi dia pegang di pinggir sofa begitu saja, Rafly bergegas menaikki satu persatu undakkan tangga menuju lantai dua.

Sampai di depan kamar, dia membuka pintu lalu selanjutnya yang dia lihat adalah Felicya, duduk berselonjor di kasur sambil merengut—menatapnya.

"Lama banget kamu."

"Aku lagi nyapu di bawah, dan buat sampai di sini tuh harus jalan dulu. Enggak bisa langsung sampe," ungkap Rafly.

"Oh."

"Ada apa?"

Setelah mengalami pendarahan kemarin, dokter kandungan memang menyarankan Felicya untuk bedrest selama bebe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status