Share

165). Tidur di Puncak

***

"Kamu ini sebelum hamil nyusahin, udah hamil malah makin nyusahin ya."

"Ngedumel terus, diam aja bisa enggak sih?"

Duduk di ujung kasur, Felicya berdecak ketika Rafly terus mengomel sambil mengemasi pakaian ke dalam koper.

Pukul sepuluh malam ketika mereka hampir saja terlelap setelah aktivitas jumat yang cukup melelahkan, Felicya tiba-tiba saja mengutarakan keinginan yang membuat Rafly geleng-geleng kepala karenanya.

Bukan ngidam makanan aneh atau sebagainya, Felicya tiba-tiba saja ingin tidur di puncak Bogor malam ini. Rafly sudah menawar dengan meminta Felicya untuk pergi ke kota hujan itu besok pagi dan menginap malam minggu di sana.

Namun, karena ini bagian dari ngidam, Felicya jelas menolak keras usulan suaminya itu. Dia mau malam ini ke Puncak dan harus malam ini. Titik!

"Lagian kamu tuh ngidamnya aneh terus, Fel," keluh Rafly. "Apa bedanya sih tidur di sini sama tidur di Puncak? Perasaan sama-sama merem deh."

"Rafly Sanjaya," desis Felicya. "Sekali lagi protes, aku lempar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bhoenciz Poenya
kok mama nya adara bgtu kak?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status