Home / Romansa / Suami Pengganti untuk Adara / 172). Mimpi dan Telepon

Share

172). Mimpi dan Telepon

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

***

"Udah bangun?"

Adara menoleh ke arah pintu ketika pertanyaan tersebut terdengar di telinganya. Baru bangun dari tidur siangnya, dia memandang Danendra yang kini datang sambil membawa dua gelas es kelapa muda.

"Dan," panggil Danendra.

Danendra yang semula tersenyum, perlahan melunturkan senyumannya ketika menyadari ada yang tak beres dengan Adara.

Istrinya itu terlihat gelisah dengan keringat yang membasahi wajah cantiknya.

"Kamu kenapa?"

"Aku ... a-aku ...."

Adara terbata. Sebelum menjawab pertanyaan Danendra, yang dia lakukan sekarang adalah beringsut dari kasur lalu berjalan menghampiri Danendra yang masih berdiri di dekat pintu.

Tanpa ragu, Adara tiba-tiba saja melingkarkan kedua tangannya di pinggang Danendra lalu menenggelamkan kepala di dada bidang sang suami.

"Dan."

"Hey, kamu kenapa?" tanya Danendra sambil menunduk—memandang Adara. Membawa dua gelas es kelapa di kedua tangannya, dia tak bisa membalas pelukan sang istri. "Ada apa?"

"Mimpi buruk," ucap Adara tanpa melepaskan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Pengganti untuk Adara   173). Sesampainya di Rumah

    ***"Istirahat dulu di depan ya, tangan aku pegal.""Iya, Dan. Boleh."Langsung pulang dari Pangandaran sekitar pukul satu siang, Danendra dan Adara sudah setengah jalan. Sampai di sebuah daerah yang mereka tak tahu namanya, Danendra memutuskan untuk meminggirkan mobil di depan sebuah mesjid untuk beristirahat sejenak.Terhitung, sudah tiga jam Danendra mengemudi tanpa beristirahat dan rasanya dia cukup lelah."Udah jam empat, Ra. Mau sekalian sholat dulu?""Aku kan lagi halangan, Dan.""Ah iya, aku lupa.""Kamu aja yang sholat, aku tunggu di sini," kata Adara. "Aku tiba-tiba aja males ngapa-ngapain. Aku takut Mama kenapa-kenapa."Danendra mengulurkan tangannya lalu mengusap pucuk kepala Adara dengan lembut untuk menenangkan perasaan gundah gulana yang tengah dirasakan sang istri."Mama pasti baik-baik aja," kata Danendra. "Selama ini dia selalu bertahan kan buat kamu? Aku yakin, kali ini pun Mama akan bertahan.""Aku hancur kalau sesuatu terjadi sama Mama, Dan.""Enggak akan," ucap D

  • Suami Pengganti untuk Adara   174). Adara Berduka

    ***"Mama sayang banget sama kamu, Ra.""Kamu segalanya buat Mama.""Kita hadapin Papa sama-sama ya.""Mama kuat karena kamu."Ratusan ucapan Monica selama ini sekarang berputar-putar di pikiran Adara. Tak hanya ucapan, kilasan kenangan pun ikut memenuhi pikiran perempuan itu ketika sekarang Adara menenggelamkan kepalanya di lantai.Adara bersujud di samping perempuan yang kini terbaring tak bernyawa dengan kain panjang sebagai penutup.Tak ada tangis, yang ada hanya keheningan. Entah sedang apa, tapi yang jelas Adara tak terdengar menangis sama sekali.Monica meninggal. Dua kata itu seolah menampar Adara beberapa menit lalu.Semuanya bohong. Ucapan Mbak Lia pada Adara ketika di jalan tadi tentang Monica yang baik-baik saja nyatanya hanya kebohongan besar karena setelah dilarikan ke rumah sakit usai mengalami luka parah di bagian kepala, Monica tak bisa di selamatkan.Monica mengalami gegar otak yang sangat parah juga pendarahan di otak karena benturan keras akibat terjatuh dari ketin

  • Suami Pengganti untuk Adara   175). Orang yang Paling Salah

    ***"Jangan nangis, kamu masih punya Mama.""Papa kenapa enggak pernah berubah sih, Ma? Kenapa Papa selalu nyakitin kita?""Mama juga enggak tau Sayang, tapi kamu enggak usah takut. Selagi ada Mama, kamu aman. Mama akan selalu ada buat kamu, nemenin kamu, lindungin kamu.""Jangan bohong, Ma.""Mama janji, Dara. Mama akan selalu ada buat Dara.""Dara sayang Mama.""Apalagi Mama, Nak. Dara segalanya buat Mama."Langit pagi hari ini tak secerah biasanya, bahkan matahari tak nampak meski jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.Tak ada kehangatan, hari ini semuanya terasa begitu dingin. Embusan angin pelan menerpa wajah para pelayat yang datang dengan pakaian serba hitam ke pemakaman Monica.Setelah disemayamkan semalaman di rumah duka, jenazah Monica akhirnya dikebumikan di salah satu pemakaman besar di Jakarta.Tak sedikit orang-orang hadir untuk mengantar perempuan itu ke tempat peristirahatannya yang terakhir, termasuk keluarga besar Alexander yang ikut hadir.Tak hanya Adam j

  • Suami Pengganti untuk Adara   176). Memaksa Ikut

    ***"Mau ke mana?"Rafly yang tengah berjalan menuruni tangga seketika menoleh setelah mendengar suara Felicya dari arah dapur.Pulang dari Puncak kemarin malam, pagi tadi Rafly mendengar kabar tentang meninggalnya Monica dari teman-teman kuliah yang sampai saat ini masih berhubungan baik dengan Adara.Mengerjakan pekerjaan kantor lebih dulu, Rafly baru bisa pergi sekitar pukul sepuluh pagi. Untuk melayat, Rafly mungkin terlambat, tapi setidaknya dia ingin mengucapkan bela sungkawa pada Adara.Bagaimanapun juga Rafly sempat dekat dengan Monica bahkan menganggap perempuan itu seperti Ibunya sendiri. Jadi rasanya tak salah jika sekarang dia datang ke rumah mantan kekasihnya itu."Mau ngelayat," jawab Rafly."Mamanya Dara?" tanya Felicya. Tak pergi ke butik, perempuan itu nampak santai dengan short jeans juga kaos polos yang dia pakai. "Ngapain?"Rafly menaikkan sebelah alisnya. "Apanya yang ngapain?" tanyanya."Kamulah," ucap Teresa. Berjalan menuju sofa di dekat tangga, dia bersandar d

  • Suami Pengganti untuk Adara   177). Kabur

    ***"Udah bangun, belum?"Danendra yang sejak tadi duduk di pinggir kasur seketika langsung mendongak ketika Teresa datang sambil membawa nampan berisi nasi juga segelas air."Belum.""Seriusan, belum?"Teresa mendekat lalu menyimpan nampan yang dia bawa di atas meja. Sedikit membungkukan badan, Teresa mengulurkan tangannya lalu mengusap kening Adara yang berkeringat."Badannya anget, Dan," kata Teresa. "Dara kayanya demam.""Iya, Ma. Apa perlu kita bawa ke dokter?" tanya Danendra khawatir. "Danendra takut Dara kenapa-kenapa.""Cuman hangat aja sih," ucap Teresa. "Ditunggu aja. Kalau membaik, kayanya enggak usah ke dokter.""Oh oke."Setelah mengamuk pada Ginanjar di pemakaman, Adara memang jatuh pingsan. Dibawa pulang ke rumah orang tuanya, sampai saat ini perempuan itu belum kunjung sadar.Selaku suami, Danendra jelas khawatir. Mengabaikan rasa lapar, dia terus duduk di samping Adara untuk menemani istrinya itu."Kamu belum makan, Dan," kata Teresa. "Makan dulu gih di bawah. Pelayan

  • Suami Pengganti untuk Adara   178). Curahan Hati

    "Kamu mau pergi ke mana?"Adara menoleh dengan ragu untuk memastikan siapa sebenarnya pengemudi mobil yang saat ini dia tumpangi dan ternyata dugaannya benar. Pria yang saat ini fokus mengemudi bukanlah orang yang asing baginya."Kamu."Pengemudi tersebut menoleh ke arah Adara sekilas. "Kenapa, kaget ya?" tanyanya."Kamu kenapa bisa ada ... ah kamu maksudnya ... euh itu ... astaga!" Adara merutuki dirinya sendiri yang tiba-tiba saja tergagap. Padahal pria di sampingnya sekarang bukanlah hantu atau sebagainya. Melainkan Rafly.Ya, pengemudi mobil yang sekarang ditumpangi Adara adalah Rafly. Entah kebetulan atau apa, Rafly datang di saat yang bersamaan dengan kaburnya Adara dari rumah."Gugup banget, Ra. Aku enggak akan makan kamu," kata Rafly."Bukan gitu maksud aku," kata Adara. "Aku cuman-""Ssst." Rafly mendesis pelan. "Nanti aja ceritanya. Sekarang aku cariin tempat yang tenang dulu buat kamu."Adara diam. Tak menjawab ucapan Rafly, dia memilih diam sementara mantan kekasihnya itu

  • Suami Pengganti untuk Adara   179). Kalah Saing?

    "Heh perempuan murahan! Ngapain kamu hah?!""Astaga."Adara mendengkus sambil memandang celana jeans Rafly yang sudah basah karena minuman miliknya."Enggak apa-apa biar aku lap," kata Rafly.Adara tak menjawab karena yang dia lakukan sekarang adalah berbalik untuk mengetahui siapa pelaku yang sudah berperilaku tak sopan dengan mendorong kepalanya.Tak hanya Adara, Rafly pun bertindak. Membuka pintu bagian kanan dia keluar dari mobil dan tentu saja selanjutnya desahan keluar dari mulut setelah melihat Felicya.Tak lagi di pinggir, perempuan itu berdiri di bagian depan mobil Rafly dengan raut wajah tak suka.Dikunci di rumah oleh sang suami, Felicya tak kehabisan ide. Bergerak cepat, dia mencari kunci cadangan rumah agar bisa pergi.Sudah menautkan ponsel Rafly dengan ponselnya, Felicya tak kesulitan melacak keberadaan sang suami.Dia pikir Rafly sudah di rumah Adara, tapi ternyata salah. Yang didapat Felicya justru pemandangan tak menyenangkan karena ternyata sang suami sedang berduaa

  • Suami Pengganti untuk Adara   180). Membuat Laporan

    ***"Masuk."Tak banyak bicara, Adara langsung masuk ke dalam sedan hitam setelah Danendra membukakam pintu. Tak di depan, Adara duduk di jok belakang karena kali ini Aksa yang mengemudi.Setelah sempat terjebak adu mulut, mereka akhirnya membubarkan diri. Danendra membawa Adara dan Rafly tentu saja membawa Felicya pulang sebelum kembali membuat kekacauan."Udah?" tanya Aksa ketika Danendra baru saja masuk lalu duduk di samping Adara."Udah, jalan, Kak.""Oke."Dalam hitungan detik, sedan hitam yang dikendarai Aksa kembali melaju—membelah jalanan.Untuk beberapa saat, suasana mobil terasa begitu hening karena sejak naik lalu duduk di dalam sedan hitam milik sang kakak ipar, Adara hanya bersandar pada jok sambil menatap lurus ke depan.Pandangan bahkan pikirannya kosong. Setelah kelakuan Ginanjar, kini ucapan Felicya tentang Monica yang sempat selingkuh pun membebani pikiran Adara sampai rasanya kepala dia hampir meledak."Kamu enggak apa-apa?" tanya Danendra—membuka percakapan juga me

Latest chapter

  • Suami Pengganti untuk Adara   316). Extra Chapter 14

    *** "Onty, Reano mana. Kok enggak kelihatan dari tadi?" Adara yang sedang menyapa para tamu seketika menoleh saat sebuah pertanyaan diucapkan seorang laki-laki muda yang malam ini tampan dengan kemeja navy bluenya. Danial. Yang baru saja bertanya pada Adara adalah Danial. "Eh, Nial. Rean kayanya masih di jalan." "Lho, enggak bareng?" "Mana maulah bareng sama Onty," kata Adara. "Dia kan jemput pacarnya." "Masih sama Lula?" "Masih." Danial tersenyum. "Awet juga ya, enggak kaya kakaknya." "Haha iya." "Ya udah, Nial gabung dulu sama yang lain ya Onty." "Iya, Nial." Malam ini adalah malam yang cukup membahagiakan bagi keluarga besar Alexander—khususnya keluarga Adam karena sebuah pesta tengah digelar di ballroom hotel berbintang di kota Jakarta. Bukan pertunangan atau pernikahan, pesta yang dirancang oleh anak-anak juga para menantu Adam itu adalah sebuah perayaan aniversary pernikahan Adam dan Teresa yang ke lima puluh delapan tahun. Cukup lama Adam menjalin

  • Suami Pengganti untuk Adara   315). Extra Chapter 13

    ***"Duh siapa sih?"Masih dengan kedua mata terpejam, Alula mengulurkan tangannya—meraba-raba meja nakas di samping kasur untuk mencari ponsel yang saat ini berdering cukup nyaring.Entah siala yang menelepon, yang jelas Alula merasa sangat terganggu oleh bunyi dering ponselnya tersebut."Ketemu," gumam Alula ketika akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.Mengambil ponsel tersebut, perlahan Alula membuka matanya dan yang dia temukan di layar adalah nama Reano."Reano. Ngapain sih?"Beringsut, Alula mengubah posisinya menjadi duduk sebelum akhirnya menjawab panggilan dari Reano."Halo, Rean. Kenapa?" tanya Alula parau."Baru bangun?""Iya.""Dih, belum sholat dong?" tanya Reano."Emang ini jam berapa?" tanya Alula yang memang belum sempat melihat jam baik itu di ponsel mau pun di dinding kamar."Jam lima pagi," kata Reano. "Ke air gih sana, cuci muka, wudhu, terus sholat.""Iya.""Nanti jam enam aku ke kamar kamu," ungkap Reano—membuat Alula seketika mengerutkan keningnya."Mau nga

  • Suami Pengganti untuk Adara   314). Extra Chapter 12

    ***"Jaga diri baik-baik di sana, awas jangan macam-macam.""Iya, Ma. Siap."Pukul delapan pagi, Reano sudah siap dengan penampilannya yang bisa dibilang cukup rapi. Membawa koper berwarna hitam berisi pakaian ganti, remaja yang satu bulan lalu baru saja genap delapan pelas tahun itu sudah tiba di bandara, diantar Adara juga Danendra.Tujuannya? Tentu saja Jerman. Memanfaatkan libur panjang sebelum masuk kuliah, Reano memang meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jerman menemui Nara.Tak sendiri, Reano pergi bersama Alula yang memang ingin menghabiskan waktu liburan di luar negeri.Berhubung kedua orang tuanya sibuk, Alula memutuskan untuk ikut bersama Reano yang sejauh ini bisa dipercaya menjaga putri bungsu seorang Arkananta itu."Jangan macam-macam kalian di sana. Ingat, pisah kamar," kata Aludra memperingatkan."Iya, Mama. Masa satu kamar?" tanya Alula. "Lagian uncle Danen kan udah pesenin dua kamar buat aku sama Reano.""Tenang aja, Ra. Aku udah pesenin kamar yang be

  • Suami Pengganti untuk Adara   313). Extra Chapter 11

    ***'Hati-hati di jalan.'Elara yang baru saja memasukkan beberapa baju ke dalam tas seketika mengukir senyumannya ketika sebuah pesan yang bisa dibilang cukup romantis masuk ke ponselnya—membuat dia terbang ke angkasa dengan perasaan yang berbunga-bunga.Bukan dari orang sembarangan, pesan tersebut berasal dari Regan yang memberikan peringatan pada Elara karena sore ini gadis itu akan berangkat menuju Bandung untuk menginap di rumah Aksa selama dua malam.Alasannya? Tentu saja Elara ingin menemui Regan yang satu minggu lalu resmi menjadi pacarnya.Dicomblangkan oleh Respati lalu saling mengenal via virtual selama sebulan lebih, Elara dan Regan sepertinya memiliki banyak kecocokan lalu pada akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan setelah Regan menyatakan cintanya lebih dulu seminggu yang lalu.Regan memang jarang bicara bahkan terkesan dingin, tapi di dekat orang yang membuatnya nyaman, Regan kadang berubah seratus delapan puluh derajat dan bagi Elara, Regan ternyata cukup menyena

  • Suami Pengganti untuk Adara   312). Extra Chapter 10

    ***"Oke, istirahat dulu aja ya.""Siap, Kak!"Menyimpan semua peralatan yang ada, para siswa juga siswi yang siang ini memakai pakaian olahraga lantas membubarkan diri lalu berjalan ke pinggir lapangan pun dengan siswi yang kini melangkah untuk menghampiri seseorang di bangku pinggir lapangan."Kamu kalau bosen, pulang aja."Istirahat dari latihannya, Alula langsung menghampiri Reano yang sejak tadi setia menunggu sambil bersandar pada tembok.Sejak masuk di SMA yang sama Alula dan Reano bisa dibilang cukup dekat—lebih tepatnya sengaja didekatkan oleh Adara yang memang menginginkan Reano lupa dengan perasaannya pada Nara.Setiap pagi juga siang setelah pulang sekolah, Reano diwajibkan menjemput dan mengantar Alula ke rumahnya bersama supir karena memang usia yang belum tujuh belas tahun membuat Reano belum diizinkan memakai kendaraan sendiri.Reano sebenarnya sudah beberapa kali menolak karena memang didekatkan paksa seperti ini membuatnya tak nyaman.Namun, sederet ancaman penyitaan

  • Suami Pengganti untuk Adara   311). Extra Chapter 9

    ***"Reres, kamu ngapain ke sini?"Keluar dari pintu gerbang sekolah, Elara mengerutkan kening ketika mendapati seorang siswa laki-laki dengan seragam yang berbeda dengannya tengah berdiri sambil mengukir senyuman.Respati.Bukan pacar atau gebetan, siswa laki-laki yang kini tengah bersandar di pintu mobil sedan hitam adalah sepupu Elara—anak dari saudara Danendra."Hai, Kak El," sapa Respati sambil mengangkat telapak tangannya. "Apa kabar?""Baik," kata Elara apa adanya. "Kamu apa kabar?""Baik juga," ucap Respati."Kamu ngapain ke sekolahan aku? Ada urusan apa gimana?" tanya Elara."Iya ada urusan sama Kak El," ucap Respati—membuat Elara seketika mengerutkan keningnya."Urusan apa?""Hm." Respati bergumam pelan, sementara wajahnya terlihat menunjukkan sebuah keraguan. "Mau minta bantuan sih, Kak?""Bantuan apa?"Respati menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal sama sekali."Res?""Ah iya, Kak. Bantuan apa sih?" tanya Elara. "Ngomong aja. Enggak usah ragu.""Hm, nanti malam Kakak s

  • Suami Pengganti untuk Adara   310). Extra Chapter 8

    ***"Baik-baik di sekolah. Jangan banyak tingkah."Sambil mengoleskan selai ke roti, ucapan tersebut dilontarkan Adara pada Reano yang saat ini baru saja duduk di meja makan.Setelah dua minggu liburan berlangsung, tahun ajaran baru akhirnya tiba dan hari ini Reano akan memulai kegiatan sekolahnya di SMA.Sesuai perintah, mau tak mau Reano menurut untuk bersekolah di SMAN 8. Padahal, sudah sejak jauh-jauh hari remaja itu menginginkan sekolah di SMAN 34 karena memang hampir semua teman dekatnya bersekolah di sana."Mau joged di tengah lapangan," celetuk Reano."Apaan sih? Kalau dikasih tahu itu jawab yang benar. Bukan kaya gitu."Elara yang baru saja siap, lantas menoyor kepala adiknya itu dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menarik kursi untuk duduk."Kamu juga apaan? Kepala itu sensitif. Enggak usah pake noyor," ketus Reano tak suka.Berbeda dengan kebanyakan siswa yang biasanya bahagia ketika masuk di sekolah baru, Reano justru sebaliknya.Selain karena sekolah yang dia tem

  • Suami Pengganti untuk Adara   309). Extra Chapter 7

    ***"Kamu kenapa?"Menghampiri Adara di pinggir kolam, Danendra langsung mengucapkan pertanyaan tersebut setelah beberapa menit lalu terus memperhatikan sang istri yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu."Dan. Kamu di sini.""Orang-orang di dalam, kamu kok di luar?" tanya Danendra. "Lagi mikirin apa sih, hm?""Reano," kata Adara.Danendra mengerutkan keningnya. Dia yang datang membawa segelas air putih lantas menarik kursi lalu duduk di depan Adara."Apa yang kamu pikirkan tentang Reano?" tanya Danendra."Kamu lupa sama apa yang dia omongin tadi di mobil?" tanya Adara. "Reano bilang dia cinta sama Nara, Dan.""Terus masalahnya di mana?""Kok kamu nanya gitu, Danen?" tanya Adara tak suka. "Ya enggak bolehlah! Reano sama Nara itu saudara. Mereka enggak boleh saling mencintai lebih dari sekadar saudara.""Tapi kan bukan kandung," ucap Danendra. "Dalam segi agama ataupun negara, mereka sah-sah aja kalau mau punya hubungan.""Enggak!" pungkas Adara. "Sampai kapan pun aku enggak akan res

  • Suami Pengganti untuk Adara   308). Extra Chapter 6

    ***"Males ikut, Ma."Mendengar ucapan tersebut, Adara menoleh seketika lalu memandang putranya sambil menaikkan sebelah alis."Males ikut apa?""Rean malas ikut ke Bandung."Pagi ini—seminggu setelah kepergian Nara ke Jerman, keluarga Adara akan bertolak menuju Bandung, menghadiri undangan yang diberikan keluarga Aksa.Bukan pesta besar, di Bandung sana Aksa hanya merayakan syukuran atas kelulusan putri angkatnya Aileen di salah satu universitas terbaik di kota Bandung dengan nilai yang juga tentunya sangat baik.Tak hanya Danendra dan keluarga, nantinya Adam juga Teresa pun akan datang bersama supir lalu Danish juga terbang dari Surabaya bersama keluarganya."Kenapa?" tanya Adara.Tak tahu tentang yang terjadi pada Nara, Adara memang mulai bersikap biasa kembali. Perempuan itu mencoba menghibur diri dari rasa sedih kehilangan Nara karena tentunya dia berpikir sang putri tak akan lama pergi.Berbeda dengan Adara yang berusaha menghibur diri, Reano justru seperti orang tak bersemangat

DMCA.com Protection Status