Share

172). Mimpi dan Telepon

***

"Udah bangun?"

Adara menoleh ke arah pintu ketika pertanyaan tersebut terdengar di telinganya. Baru bangun dari tidur siangnya, dia memandang Danendra yang kini datang sambil membawa dua gelas es kelapa muda.

"Dan," panggil Danendra.

Danendra yang semula tersenyum, perlahan melunturkan senyumannya ketika menyadari ada yang tak beres dengan Adara.

Istrinya itu terlihat gelisah dengan keringat yang membasahi wajah cantiknya.

"Kamu kenapa?"

"Aku ... a-aku ...."

Adara terbata. Sebelum menjawab pertanyaan Danendra, yang dia lakukan sekarang adalah beringsut dari kasur lalu berjalan menghampiri Danendra yang masih berdiri di dekat pintu.

Tanpa ragu, Adara tiba-tiba saja melingkarkan kedua tangannya di pinggang Danendra lalu menenggelamkan kepala di dada bidang sang suami.

"Dan."

"Hey, kamu kenapa?" tanya Danendra sambil menunduk—memandang Adara. Membawa dua gelas es kelapa di kedua tangannya, dia tak bisa membalas pelukan sang istri. "Ada apa?"

"Mimpi buruk," ucap Adara tanpa melepaskan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status