#SdmsBab 50 Cerita Mbak Susi"Ada satu hal yang ingin aku sampaikan. Dan ini berkaitan dengan keluargaku. Terlebih ibu kandungku sendiri," kata Mbak Susi dengan seriusnya. Aku, Bulik Erni, Mas Hilman dan Rahma saling melempar pandangan sejenak setelah mendengar perkataan Mbak Susi barusan. Hal apa yang ingin ia sampaikan sehingga membuatnya tiba-tiba datang? "Apa, Nduk?" tanya Bulik Erni tak sabar. Sama hal nya denganku. Mbak Susi menatap buliknya. "Aku dan Mas Aryo sepakat untuk membongkar kejahatan Ibu.""Kejahatan? Kejahatan apa maksdunya?" Bulik Erni tampak bingung. "Jadi, ibu ... Sengaja membuat perjanjian dengan Pak Tejo untuk melunasi utang-utangnya.""Kamu kan udah pernah bilang soal itu," sela Mas Hilman. "Iya, bener." Aku menganggukkan kepalaku. Membenarkan perkataan Mas Hilman. "Iya, emang pernah. Ini kelanjutannya.""Ha?" agak heran aku mendengar ucapan Mbak Susi barusan. Di pikir sinetron kali ya ada kelanjutannya. "Ck! Jangan pada nyela dulu, lah. Dengerin napa!"
#SdmsBab 51 POV Mas Aryo"Sarah, kita gak bisa tinggal diam kayak gini," kata Siska sesaat setelah kepulangannya dari rumah Bulik Erni."Bener kamu, Sis. Ini semua gak bisa dibiarin. Jangan sampai wanita kampung itu menang atas kita." Ibu pun terlihat sama saja dengan Siska. Aku hanya bisa menggeleng melihat sikap istri juga ibuku itu. Mengapa setelah sekian banyak kejadian masih saja membuat mereka tak sadar akan kesalahan yang diperbuatnya? Astaghfirullah ... Mungkinkah ini hukuman untukku karena telah mempermainkan ikatan suci kala aku menikahi Halimah. "Terus Sarah harus apa, Bu?" tanya Sarah. Menatap serius kedua wanita di depannya itu. "Kamu pepet terus Hilman. Kamu kasih perhatian, kasih hadiah atau terselah lah. Yang jelas, kamu harus bisa buat Hilman jatuh cinta lagi ke kamu. Biar Halimah tau rasa! Dua kali menikah tapi gak bisa ngerasain cinta dari seorang suami," ucap Ibu dengan senyum liciknya. "Tolong lah, Bu, hentikan semua ini. Dan kamu Siska, sebagai anak seharus
#SdmsBab 52 Rahasia tentang Mas AryoPagi itu aku yang sedang menyapu halaman dihadapkan pemandangan yang tak biasa. Sehingga membuatku tanpa sadar menghentikan aktivitasku itu. "Mbak?" panggil Mas Hilman yang tiba-tiba muncul. Tanpa mengalihkan pandanganku, aku menjawab, "apa?" "Lihat apa, sih, Mbak?" Mas Hilman menelisik kemana arah tatapan mataku. "Ooh, Mas Aryo ...," ujar Mas Hilman yang sudah menyadari alasan mengapa aku berhenti menyapu. Dimana Mas Aryo yang tengah berdiri berdekatan dengan Sarah. "Gitu amat liatnya, ampe gak kedip." Seketika aku menoleh ke arah Mas Hilman. "Cemburu, ya, Mbak?" goda suami mudaku itu. "Cemburu? Gak, lah!" sewotku. Lantas melanjutkan menyapu sekaligus sedikit menjauh dari Mas Hilman. "Kamu kali, tuh, yang cemburu liat Sarah. Kan, kakak sepupumu itu buaya. Jadi, kalau gak hati-hati ntar bisa-bisa gadis idamanmu itu di ambil juga," gerutuku sambil terus menyapu. Terdengar Mas Hilman terkekeh. "Aku, sih, gak gak cemburu. Kan, aku udah puny
#SmdsBab 53 Sebuah Pengungkapan Cinta? Sekuat tenaga aku menahan air mataku. Dugaan tentang alasan Mas Hilman menyampaikan hal ini supaya ia bisa menceraikanku pun muncul. Mengingat aku yakin Mas Hilman masih berharap bisa menikahi gadis idamannya itu. Ditambah Sarah sendiri juga rela mengorbankan dirinya jauh dari keluarga agar bisa lebih dekat dengan Mas Hilman. Aku takut ya Allah. Aku takut jika harus berpisah dengan Mas Hilman disaat aku mulai mencintainya. Walaupun aku tahu, saat ini hatinya tidak sedang untukku. "Lalu, siapa yang kamu cintai, Mbak?" suara Mas Hilman terdengar lebih dekat di telingaku. "Siapa lagi kalau bukan ... Suamiku." Meskipun posisiku membelakangi Mas Hilman, namun nyatanya aku sama sekali tak ingin ia melihatku di titik ini.Aku merasa jika perkataanku barusan seperti ungkapan cintaku pada seseorang yang jelas-jelas ia tak akan membalasnya. Satu tetes air mata berhasil membasahi pipiku. Dan tetesan lain aku berusaha menahannya kembali. Aku tak ingin
#SdmsBab 54 Semoga Hanya Rumor"Sebenarnya selain permintaan maaf, kami datang karena ingin mengabarkan sesuatu," kata Mas Aryo. Hal apa lagi yang ingin mereka sampaikan? Sebuah rahasia lagi kah? Atau jangan-jangan ada udang dibalik bakwan atas permintaan maaf barusan? "Jadi tujuan kami ke sini mau mengundang Bulik sekeluarga untuk datang ke acara syukuran pembukaan cabang baru warung makan Bu Ratna," kata Mas Aryo. "Syukuran? Kok Mbak Ratna gak ngabarin aku, ya? Biasanya kalau ada acara seperti ini dia bilang langsung ke aku," jawab Bulik Erni. "Tante Ratna itu, kan, udah seperti ibu kandungku sendiri, jadi aku ke sini sekalian mewakili beliau. Lagian kasihan Tante kalau harus jauh-jauh ke sini padahal ada aku yang rumahnya deket sama Bulik," sahut Siska sambil tersenyum. Masuk akal yang dikatakan Siska barusan. Karena sebelumnya aku sudah tahu bagaimana hubungan dia dengan Bu Ratna sendiri.Walau begitu aku tetap merasa aneh dengan undangan ini. Mengingat kejadian sebelumnya s
#SdmsBab 55 Mas Aryo dan Sarah? Apalagi baru beberapa hari yang lalu ia menyatakan akan berusaha menerima cintaku. Astagfirullah ... Berulang kali aku beristighfar dalam hati. Aku betul-betul tak bisa berpikir dengan jernih mengetahui kejadian ini. Laki-laki itu pun kembali ke tempat Mas Hilman berada. Lantas memeluk Mas Hilman dengan raut wajah yang biasa-biasa saja. Mungkinkah yang dikatakan laki-laki itu benar? Apalagi jelas terlihat dari cara mereka berkomunikasi tampak keduanya seperti tidak sedang terjadi perselisihan. ***"Mbak sakit, ya?" tanya Mas Hilman sesaat setelah menutup pintu kamar. "Enggak. Capek aja," balasku sambil melepas printilan-printilan yang menghiasi jilbabku. "Terus kenapa diam?"Ku hentikan sejenak tangan ku yang hendak melepas jilbab. Menghela napas pelan sambil menatap cermin di depanku. Benar, sejak ucapan laki-laki yang mengaku teman Mas Hilman di acara tadi entah mengapa membuatku lebih banyak tak mengeluarkan suara. Jika ditanya pun hanya menja
#SdmsBab 56 Alasan Mas Aryo Pulang Bersama SarahBulik Erni pun tampak setuju dengan apa yang dikatakan anak sulungnya barusan. Akhirnya tanpa banyak berpikir lagi kami pun bergegas ke rumah Bu Watik guna mengetahui kebenaran yang terjadi. Sekaligus sebelum ketahuan para tetangga jika Mas Aryo yang sudah beristri itu pulang bersama wanita lain yang bukan mahrom. Walaupun Sarah memang sudah mendapat ijin dari pak Rt perihal keberadaannya di rumah Bu Watik. "Aryo!" panggil Bulik Erni dari teras depan. Meski pintu terbuka serta masih ada hubungan kerabat akan tetapi tetap tak sopan jika menerobos masuk begitu saja. Alhasil membuat kami bertiga harus tetap berada di teras rumah sambil berusaha memanggil Mas Aryo maupun Sarah. "Aryo! Sarah!" Ibu mertuaku kembali memanggil dua orang di dalam rumah. "Mas Aryooo!!" seketika kami dibuat terkejut karena kemunculan Rahma yang tiba-tiba. Mana kencang pula teriakannya. Haduh! "Kamu, kok, di sini?" tanya Mas Hilman pada adik perempuannya itu.
#SdmsBab 57 Penyesalan Bukannya menjawab Sarah malah menundukkan kepalanya. Ia juga terdiam untuk beberapa saat. Tentu hal itu membuat kami semua bertanya-tanya dengan tugas apa yang sebenarnya ia kerjakan di rumah Bu Watik yang lumayan besar ini.Jangan-jangan malah ia diperlukan seperti asisten rumah tangga. Jika benar demikian, jelas hal itu sudah sangat keterlaluan. "Kamu diperlakukan seperti ...." Aduh, tak tega rasanya aku mengatakan jika Sarah diperlakukan seperti asisten rumah tangga. "Iya," ucap Mas Aryo. Seketika semua orang yang ada dibuat terkejut dengan ucapan Mas Aryo. "Kok, bisa?" tanya Bulik Erni. "Saking bucinnya Sarah ke Hilman itu, jadi Sarah dimanfaatin sama Ibu juga istriku.""Tunggu tunggu ... Maksdunya gimana?" ucap Mas Hilman kebingungan. Begitu juga denganku. Aku tahu kalau Sarah memang menaruh hati pada suami mudaku itu. Tapi ... Dimanfaatkan Bu Watik dan Siska? Maksudnya? Bukankah kehadiran Siska di rumah Bu Watik atas ajakannya beserta menantunya se