#SdmsBab 54 Semoga Hanya Rumor"Sebenarnya selain permintaan maaf, kami datang karena ingin mengabarkan sesuatu," kata Mas Aryo. Hal apa lagi yang ingin mereka sampaikan? Sebuah rahasia lagi kah? Atau jangan-jangan ada udang dibalik bakwan atas permintaan maaf barusan? "Jadi tujuan kami ke sini mau mengundang Bulik sekeluarga untuk datang ke acara syukuran pembukaan cabang baru warung makan Bu Ratna," kata Mas Aryo. "Syukuran? Kok Mbak Ratna gak ngabarin aku, ya? Biasanya kalau ada acara seperti ini dia bilang langsung ke aku," jawab Bulik Erni. "Tante Ratna itu, kan, udah seperti ibu kandungku sendiri, jadi aku ke sini sekalian mewakili beliau. Lagian kasihan Tante kalau harus jauh-jauh ke sini padahal ada aku yang rumahnya deket sama Bulik," sahut Siska sambil tersenyum. Masuk akal yang dikatakan Siska barusan. Karena sebelumnya aku sudah tahu bagaimana hubungan dia dengan Bu Ratna sendiri.Walau begitu aku tetap merasa aneh dengan undangan ini. Mengingat kejadian sebelumnya s
#SdmsBab 55 Mas Aryo dan Sarah? Apalagi baru beberapa hari yang lalu ia menyatakan akan berusaha menerima cintaku. Astagfirullah ... Berulang kali aku beristighfar dalam hati. Aku betul-betul tak bisa berpikir dengan jernih mengetahui kejadian ini. Laki-laki itu pun kembali ke tempat Mas Hilman berada. Lantas memeluk Mas Hilman dengan raut wajah yang biasa-biasa saja. Mungkinkah yang dikatakan laki-laki itu benar? Apalagi jelas terlihat dari cara mereka berkomunikasi tampak keduanya seperti tidak sedang terjadi perselisihan. ***"Mbak sakit, ya?" tanya Mas Hilman sesaat setelah menutup pintu kamar. "Enggak. Capek aja," balasku sambil melepas printilan-printilan yang menghiasi jilbabku. "Terus kenapa diam?"Ku hentikan sejenak tangan ku yang hendak melepas jilbab. Menghela napas pelan sambil menatap cermin di depanku. Benar, sejak ucapan laki-laki yang mengaku teman Mas Hilman di acara tadi entah mengapa membuatku lebih banyak tak mengeluarkan suara. Jika ditanya pun hanya menja
#SdmsBab 56 Alasan Mas Aryo Pulang Bersama SarahBulik Erni pun tampak setuju dengan apa yang dikatakan anak sulungnya barusan. Akhirnya tanpa banyak berpikir lagi kami pun bergegas ke rumah Bu Watik guna mengetahui kebenaran yang terjadi. Sekaligus sebelum ketahuan para tetangga jika Mas Aryo yang sudah beristri itu pulang bersama wanita lain yang bukan mahrom. Walaupun Sarah memang sudah mendapat ijin dari pak Rt perihal keberadaannya di rumah Bu Watik. "Aryo!" panggil Bulik Erni dari teras depan. Meski pintu terbuka serta masih ada hubungan kerabat akan tetapi tetap tak sopan jika menerobos masuk begitu saja. Alhasil membuat kami bertiga harus tetap berada di teras rumah sambil berusaha memanggil Mas Aryo maupun Sarah. "Aryo! Sarah!" Ibu mertuaku kembali memanggil dua orang di dalam rumah. "Mas Aryooo!!" seketika kami dibuat terkejut karena kemunculan Rahma yang tiba-tiba. Mana kencang pula teriakannya. Haduh! "Kamu, kok, di sini?" tanya Mas Hilman pada adik perempuannya itu.
#SdmsBab 57 Penyesalan Bukannya menjawab Sarah malah menundukkan kepalanya. Ia juga terdiam untuk beberapa saat. Tentu hal itu membuat kami semua bertanya-tanya dengan tugas apa yang sebenarnya ia kerjakan di rumah Bu Watik yang lumayan besar ini.Jangan-jangan malah ia diperlukan seperti asisten rumah tangga. Jika benar demikian, jelas hal itu sudah sangat keterlaluan. "Kamu diperlakukan seperti ...." Aduh, tak tega rasanya aku mengatakan jika Sarah diperlakukan seperti asisten rumah tangga. "Iya," ucap Mas Aryo. Seketika semua orang yang ada dibuat terkejut dengan ucapan Mas Aryo. "Kok, bisa?" tanya Bulik Erni. "Saking bucinnya Sarah ke Hilman itu, jadi Sarah dimanfaatin sama Ibu juga istriku.""Tunggu tunggu ... Maksdunya gimana?" ucap Mas Hilman kebingungan. Begitu juga denganku. Aku tahu kalau Sarah memang menaruh hati pada suami mudaku itu. Tapi ... Dimanfaatkan Bu Watik dan Siska? Maksudnya? Bukankah kehadiran Siska di rumah Bu Watik atas ajakannya beserta menantunya se
#SdmsBab 58 KegaduhanAku dan Rahma pun memutuskan untuk keluar dari dapur. Ternyata sudah ada ibu dan Sarah yang juga sudah berada di ruang tamu hendak membuka pintu. Dan betapa terkejutnya kami ketika melihat kejadian di depan sana diwaktu yang mana matahari saja belum muncul sepenuhnya. Duh, geleng-geleng aku dibuatnya. Benar. Kegaduhan yang terjadi itu karena Siska yang terus berteriak memanggil nama Sarah. Bukan hanya memanggil, melainkan wanita itu juga terus memaki-maki Sarah yang padahal tidak ada di tempat. Sontak keributan yang dilakukan Siska itu membuat beberapa tetangga berdatangan dan berkerumun di depan rumah. Dan terjadi lagi, drama rumah tangga Bu Watik dimulai. Melihat hal itu Bulik Erni pun ancang-ancang untuk mendatangi rumah kakak iparnya itu. Namun, sebelumnya ibu mertuaku itu meminta Sarah untuk masuk ke dalam rumah. Sarah dilarang untuk menampakkan diri di hadapan Siska maupun Bu Watik. Ia hanya boleh melihat dari balik kaca jendela. "Kenapa lagi sih, Mba
#SdmsBab 59 Malam Ini"Aku akan tetap menceraikannya," kata Mas Aryo yang membuat orang-orang yang ada terkejut. "Mas? Kamu yakin?" tanya Mas Hilman pada Mas Aryo. "InsyaaAllah. Aku udah capek sama semua ini."Ku hela napasku pelan melihat nasib Mas Aryo. Pasti saat ini ia sangat kecewa dengan ibu yang telah melahirkannya itu. Tapi ... Semua ini memang salah dari Bu Watik sendiri. Ia terlalu jah*t dan egois terhadap anak-anaknya. Kalaupun Mas Aryo akan menceraikan Siska, entah mengapa aku setuju-setuju saja. Toh, selama ini Mas Aryo kerap mendapati sikap yang kasar dari istrinya itu. Tapi ... Apa yang akan terjadi dengan Bu Watik jika nantinya Mas Aryo dan Siska betul-betul bercerai? "Istighfar, Le." Bulik Erni mencoba menenangkan keponakannya itu. Bukan hanya Mas Aryo yang syok mendengar cara yang diberikan Siska untuk bisa melunasi utang-uang Bu Watik yang jumlahnya begitu luar biasa itu. Namun, aku dan lainnya pun ikut terkejut mendengar hal tersebut. "Aku gak bisa nyerahin
#SdmsBab 60 Pesan Beruntun Haduh, ada masalah apalagi ini? Mengapa tiba-tiba adik iparku itu bersikap demikian? Apa iya ia tengah patah hati sehingga membuatnya moodnya berantakan tak karuan? "Kalian udah denger belum dari Aryo?" Mendengar pertanyaan dari ibu mertuaku itu reflek membuatku menghentikan sarapanku. Kabar? Kabar apa yang beliau maksudkan? Sebab kemarin-kemarin aku melihat Mas Aryo baik-baik saja. Ia masih beraktivitas seperti biasanya walaupun dengar-dengar diabaikan oleh Siska juga ibunya sendiri. "Aduh Bu ... Kok, malah bahas Mas Aryo, sih," protes Rahma. "Kamu itu kenapa, sih?" Bulik Erni bertanya dengan nada lembut. "Aku tau Mas Hilman sama Mbak Halimah udah halal. Tapi kan aku di sini masih jomblo. Ya kali mereka pacaran di depanku. Kan, gak sopan!" sungut Rahma yang membuat Mas Hilman tertawa seketika. Berbeda dengan suami mudaku itu, aku yang mendengar ucapan Rahma barusan lantas membuatku tak enak hati sekaligus menyadari jika apa yang kami lakukan tadi
#SdmsBab 61 Permintaan Bu Watik"Eh, kenapa, nih orang kirim pesan WA banyak begini. Ngelebihin cewek aja," ucapku sambil membaca isi pesan dari orang yang aku tidak begitu mengenalnya tetapi aku tahu orangnya. Dan aku dibuat tercengang tak percaya setelah membaca pesan beruntun dari HP Mas Hilman itu. Bagaimana tidak, dari obrolan pesan WA yang lumayan intensif itu aku mendapatkan sebuah fakta yang cukup membuatku geleng-geleng. "Ehem!"Aku tercekat ketika mendengar suara deham dari seseorang yang aku mengenalnya. Ketika kedua mataku mulai tertuju ke arah sumber suara, yang ternyata sudah ada Mas Hilman yang sedang berdiri di ambang pintu dengan tatapan serius ke arahku. Seolah menunjukkan sikap ketidaksukaannya karena aku telah lancang menyentuh barang pribadinya tanpa ijin. Melihat Mas Hilman yang seperti itu, reflek aku tersenyum nyengir ke arahnya. Dengan harap-harap cemas aku pun meletakkan kembali HP milik Mas Hilman di atas meja. Lalu berjalan cepat ke atas ranjang dan ber