Share

POV Mas Aryo

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

#Sdms

Bab 51 POV Mas Aryo

"Sarah, kita gak bisa tinggal diam kayak gini," kata Siska sesaat setelah kepulangannya dari rumah Bulik Erni.

"Bener kamu, Sis. Ini semua gak bisa dibiarin. Jangan sampai wanita kampung itu menang atas kita." Ibu pun terlihat sama saja dengan Siska.

Aku hanya bisa menggeleng melihat sikap istri juga ibuku itu. Mengapa setelah sekian banyak kejadian masih saja membuat mereka tak sadar akan kesalahan yang diperbuatnya?

Astaghfirullah ... Mungkinkah ini hukuman untukku karena telah mempermainkan ikatan suci kala aku menikahi Halimah.

"Terus Sarah harus apa, Bu?" tanya Sarah. Menatap serius kedua wanita di depannya itu.

"Kamu pepet terus Hilman. Kamu kasih perhatian, kasih hadiah atau terselah lah. Yang jelas, kamu harus bisa buat Hilman jatuh cinta lagi ke kamu. Biar Halimah tau rasa! Dua kali menikah tapi gak bisa ngerasain cinta dari seorang suami," ucap Ibu dengan senyum liciknya.

"Tolong lah, Bu, hentikan semua ini. Dan kamu Siska, sebagai anak seharus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Muda Mbak Halimah   Rahasia Tentang Mas Aryo

    #SdmsBab 52 Rahasia tentang Mas AryoPagi itu aku yang sedang menyapu halaman dihadapkan pemandangan yang tak biasa. Sehingga membuatku tanpa sadar menghentikan aktivitasku itu. "Mbak?" panggil Mas Hilman yang tiba-tiba muncul. Tanpa mengalihkan pandanganku, aku menjawab, "apa?" "Lihat apa, sih, Mbak?" Mas Hilman menelisik kemana arah tatapan mataku. "Ooh, Mas Aryo ...," ujar Mas Hilman yang sudah menyadari alasan mengapa aku berhenti menyapu. Dimana Mas Aryo yang tengah berdiri berdekatan dengan Sarah. "Gitu amat liatnya, ampe gak kedip." Seketika aku menoleh ke arah Mas Hilman. "Cemburu, ya, Mbak?" goda suami mudaku itu. "Cemburu? Gak, lah!" sewotku. Lantas melanjutkan menyapu sekaligus sedikit menjauh dari Mas Hilman. "Kamu kali, tuh, yang cemburu liat Sarah. Kan, kakak sepupumu itu buaya. Jadi, kalau gak hati-hati ntar bisa-bisa gadis idamanmu itu di ambil juga," gerutuku sambil terus menyapu. Terdengar Mas Hilman terkekeh. "Aku, sih, gak gak cemburu. Kan, aku udah puny

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Pengungkapan Cinta?

    #SmdsBab 53 Sebuah Pengungkapan Cinta? Sekuat tenaga aku menahan air mataku. Dugaan tentang alasan Mas Hilman menyampaikan hal ini supaya ia bisa menceraikanku pun muncul. Mengingat aku yakin Mas Hilman masih berharap bisa menikahi gadis idamannya itu. Ditambah Sarah sendiri juga rela mengorbankan dirinya jauh dari keluarga agar bisa lebih dekat dengan Mas Hilman. Aku takut ya Allah. Aku takut jika harus berpisah dengan Mas Hilman disaat aku mulai mencintainya. Walaupun aku tahu, saat ini hatinya tidak sedang untukku. "Lalu, siapa yang kamu cintai, Mbak?" suara Mas Hilman terdengar lebih dekat di telingaku. "Siapa lagi kalau bukan ... Suamiku." Meskipun posisiku membelakangi Mas Hilman, namun nyatanya aku sama sekali tak ingin ia melihatku di titik ini.Aku merasa jika perkataanku barusan seperti ungkapan cintaku pada seseorang yang jelas-jelas ia tak akan membalasnya. Satu tetes air mata berhasil membasahi pipiku. Dan tetesan lain aku berusaha menahannya kembali. Aku tak ingin

  • Suami Muda Mbak Halimah   Semoga Hanya Rumor

    #SdmsBab 54 Semoga Hanya Rumor"Sebenarnya selain permintaan maaf, kami datang karena ingin mengabarkan sesuatu," kata Mas Aryo. Hal apa lagi yang ingin mereka sampaikan? Sebuah rahasia lagi kah? Atau jangan-jangan ada udang dibalik bakwan atas permintaan maaf barusan? "Jadi tujuan kami ke sini mau mengundang Bulik sekeluarga untuk datang ke acara syukuran pembukaan cabang baru warung makan Bu Ratna," kata Mas Aryo. "Syukuran? Kok Mbak Ratna gak ngabarin aku, ya? Biasanya kalau ada acara seperti ini dia bilang langsung ke aku," jawab Bulik Erni. "Tante Ratna itu, kan, udah seperti ibu kandungku sendiri, jadi aku ke sini sekalian mewakili beliau. Lagian kasihan Tante kalau harus jauh-jauh ke sini padahal ada aku yang rumahnya deket sama Bulik," sahut Siska sambil tersenyum. Masuk akal yang dikatakan Siska barusan. Karena sebelumnya aku sudah tahu bagaimana hubungan dia dengan Bu Ratna sendiri.Walau begitu aku tetap merasa aneh dengan undangan ini. Mengingat kejadian sebelumnya s

  • Suami Muda Mbak Halimah   Mas Aryo dan Sarah?

    #SdmsBab 55 Mas Aryo dan Sarah? Apalagi baru beberapa hari yang lalu ia menyatakan akan berusaha menerima cintaku. Astagfirullah ... Berulang kali aku beristighfar dalam hati. Aku betul-betul tak bisa berpikir dengan jernih mengetahui kejadian ini. Laki-laki itu pun kembali ke tempat Mas Hilman berada. Lantas memeluk Mas Hilman dengan raut wajah yang biasa-biasa saja. Mungkinkah yang dikatakan laki-laki itu benar? Apalagi jelas terlihat dari cara mereka berkomunikasi tampak keduanya seperti tidak sedang terjadi perselisihan. ***"Mbak sakit, ya?" tanya Mas Hilman sesaat setelah menutup pintu kamar. "Enggak. Capek aja," balasku sambil melepas printilan-printilan yang menghiasi jilbabku. "Terus kenapa diam?"Ku hentikan sejenak tangan ku yang hendak melepas jilbab. Menghela napas pelan sambil menatap cermin di depanku. Benar, sejak ucapan laki-laki yang mengaku teman Mas Hilman di acara tadi entah mengapa membuatku lebih banyak tak mengeluarkan suara. Jika ditanya pun hanya menja

  • Suami Muda Mbak Halimah   Alasan Mas Aryo Pulang Bersama Sarah

    #SdmsBab 56 Alasan Mas Aryo Pulang Bersama SarahBulik Erni pun tampak setuju dengan apa yang dikatakan anak sulungnya barusan. Akhirnya tanpa banyak berpikir lagi kami pun bergegas ke rumah Bu Watik guna mengetahui kebenaran yang terjadi. Sekaligus sebelum ketahuan para tetangga jika Mas Aryo yang sudah beristri itu pulang bersama wanita lain yang bukan mahrom. Walaupun Sarah memang sudah mendapat ijin dari pak Rt perihal keberadaannya di rumah Bu Watik. "Aryo!" panggil Bulik Erni dari teras depan. Meski pintu terbuka serta masih ada hubungan kerabat akan tetapi tetap tak sopan jika menerobos masuk begitu saja. Alhasil membuat kami bertiga harus tetap berada di teras rumah sambil berusaha memanggil Mas Aryo maupun Sarah. "Aryo! Sarah!" Ibu mertuaku kembali memanggil dua orang di dalam rumah. "Mas Aryooo!!" seketika kami dibuat terkejut karena kemunculan Rahma yang tiba-tiba. Mana kencang pula teriakannya. Haduh! "Kamu, kok, di sini?" tanya Mas Hilman pada adik perempuannya itu.

  • Suami Muda Mbak Halimah   Penyesalan

    #SdmsBab 57 Penyesalan Bukannya menjawab Sarah malah menundukkan kepalanya. Ia juga terdiam untuk beberapa saat. Tentu hal itu membuat kami semua bertanya-tanya dengan tugas apa yang sebenarnya ia kerjakan di rumah Bu Watik yang lumayan besar ini.Jangan-jangan malah ia diperlukan seperti asisten rumah tangga. Jika benar demikian, jelas hal itu sudah sangat keterlaluan. "Kamu diperlakukan seperti ...." Aduh, tak tega rasanya aku mengatakan jika Sarah diperlakukan seperti asisten rumah tangga. "Iya," ucap Mas Aryo. Seketika semua orang yang ada dibuat terkejut dengan ucapan Mas Aryo. "Kok, bisa?" tanya Bulik Erni. "Saking bucinnya Sarah ke Hilman itu, jadi Sarah dimanfaatin sama Ibu juga istriku.""Tunggu tunggu ... Maksdunya gimana?" ucap Mas Hilman kebingungan. Begitu juga denganku. Aku tahu kalau Sarah memang menaruh hati pada suami mudaku itu. Tapi ... Dimanfaatkan Bu Watik dan Siska? Maksudnya? Bukankah kehadiran Siska di rumah Bu Watik atas ajakannya beserta menantunya se

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kegaduhan

    #SdmsBab 58 KegaduhanAku dan Rahma pun memutuskan untuk keluar dari dapur. Ternyata sudah ada ibu dan Sarah yang juga sudah berada di ruang tamu hendak membuka pintu. Dan betapa terkejutnya kami ketika melihat kejadian di depan sana diwaktu yang mana matahari saja belum muncul sepenuhnya. Duh, geleng-geleng aku dibuatnya. Benar. Kegaduhan yang terjadi itu karena Siska yang terus berteriak memanggil nama Sarah. Bukan hanya memanggil, melainkan wanita itu juga terus memaki-maki Sarah yang padahal tidak ada di tempat. Sontak keributan yang dilakukan Siska itu membuat beberapa tetangga berdatangan dan berkerumun di depan rumah. Dan terjadi lagi, drama rumah tangga Bu Watik dimulai. Melihat hal itu Bulik Erni pun ancang-ancang untuk mendatangi rumah kakak iparnya itu. Namun, sebelumnya ibu mertuaku itu meminta Sarah untuk masuk ke dalam rumah. Sarah dilarang untuk menampakkan diri di hadapan Siska maupun Bu Watik. Ia hanya boleh melihat dari balik kaca jendela. "Kenapa lagi sih, Mba

  • Suami Muda Mbak Halimah   Malam Ini

    #SdmsBab 59 Malam Ini"Aku akan tetap menceraikannya," kata Mas Aryo yang membuat orang-orang yang ada terkejut. "Mas? Kamu yakin?" tanya Mas Hilman pada Mas Aryo. "InsyaaAllah. Aku udah capek sama semua ini."Ku hela napasku pelan melihat nasib Mas Aryo. Pasti saat ini ia sangat kecewa dengan ibu yang telah melahirkannya itu. Tapi ... Semua ini memang salah dari Bu Watik sendiri. Ia terlalu jah*t dan egois terhadap anak-anaknya. Kalaupun Mas Aryo akan menceraikan Siska, entah mengapa aku setuju-setuju saja. Toh, selama ini Mas Aryo kerap mendapati sikap yang kasar dari istrinya itu. Tapi ... Apa yang akan terjadi dengan Bu Watik jika nantinya Mas Aryo dan Siska betul-betul bercerai? "Istighfar, Le." Bulik Erni mencoba menenangkan keponakannya itu. Bukan hanya Mas Aryo yang syok mendengar cara yang diberikan Siska untuk bisa melunasi utang-uang Bu Watik yang jumlahnya begitu luar biasa itu. Namun, aku dan lainnya pun ikut terkejut mendengar hal tersebut. "Aku gak bisa nyerahin

Latest chapter

  • Suami Muda Mbak Halimah   Ending

    Bab 124 EndingTak lama setelah kabar gembira itu mencuat, tiba-tiba kami semua yang berada di teras rumah Bu Watik itu pun seketika dibuat terkejut lantaran terdengar teriakan dari arah dalam rumah. Dan sudah bisa ditebak teriakan yang cukup kencang itu pasti berasal dari Bu Watik.Di waktu yang bersamaan itu pula lah Mas Aryo lantas berlari dengan cepat menuju dalam rumah. Pastilah ia merasa khawatir jikalau terjadi sesuatu pada ibunya itu. Bulik Erni, Sarah, Rahma, serta aku yang menggendong Abrisam pun dengan panik menyusul Mas Aryo ke dalam. Dan disaat kami semua berada tepat di depan kamar Bu Watik, kedua mata kami dibuat tercengang dengan pemandangan di depan sana.Dimana Bu Watik ternyata ... Terjatuh dari tempat tidurnya.Entahlah apa yang sebelumnya wanita paruh baya itu perbuat hingga membuatnya terjatuh dari kasurnya. Namun yang jelas hal tersebut membuat Mas Aryo begitu terkejut. Begitu juga dengan diriku dan yang lainnya.Mendapati ibunya dalam kondisi demikian, tanpa b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kondisi Mantan Mertua

    Bab 123 Kondisi Mantan Mertua Setelah memberikan jawabanku tersebut, aku tidak lagi mendengar suara dari Mas Hilman. Dan entah mengapa di momen itu aku merasa kalau suami mudaku itu sedang memikirkan sesuatu yang ujung-ujungnya aku diminta untuk mengembalikan satu set perhiasan itu.Astagfirullah ... Aku terus berucap istighfar dalam hati sembari terus berharap kalau Mas Hilman tidak memintaku untuk mengembalikan satu set perhiasan itu. Karena bagaimanapun aku berusaha menghargai hadiah yang dikirim Siska itu. Walaupun perihal permintaan maaf dari Siska belum juga diketahui secara pasti. Namun yang jelas jika memang benar Siska ingin meminta maaf dan sudah menyesali perbuatannya, hal itu lah yang membuatku senang dan bukan semata-mata karena perhiasan saja.Namun ternyata dugaanku salah. Ketika aku meminta untuk menyudahi aktivitas memijat ini, Mas Hilman masih sama seperti sebelumnya. Tetap tak bersuara. Tentu saja hal ini sudah bisa dipastikan kalau suami mudaku itu pasti tertidur.

  • Suami Muda Mbak Halimah   Satu Set Perhiasan

    Bab 122 Satu Set Perhiasan "O ya, udah hubungi nomor di paket mu itu belum?" tanya Mas Hilman yang membuatku teringat sesuatu."Astaghfirullah, belum, Mas," balasku.Benar, setelah menerima paket beberapa hari yang lalu, dimana paket yang berisikan satu set perhiasan emas itu membuatku dan Mas Hilman terkejut saat mengetahuinya. Alhasil karena tidak ada nama pengirim dan hanya ada nomor telepon yang sepertinya dari toko perhiasan itu dibeli, aku berencana untuk menghubungi toko tersebut. Dengan tujuan untuk mengkonfirmasi apakah satu set perhiasan yang aku terima benar-benar ditujukan untukku.***"Mas, Mas, Mas!!" dengan terburu-buru aku mendekati Mas Hilman yang baru saja pulang dari sekolah."Kenapa?" tanyanya heran."Lihat, deh," ucapku seraya meminta Mas Hilman melihat ke arah layar hp yang berada di tanganku.Setelah membaca isi pesan yang aku tunjukkan lantas saat itu juga Mas Hilman menatapku dengan raut wajah kebingungan. Sontak hal itu membuatku yang tadinya ceria seketika

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kepergian Mbak Susi

    Bab 121 Kepergian Mbak SusiSayangnya, ketika Mbak Susi belum sempat memulai ceritanya disaat yang bersamaan tiba-tiba muncul Rahma, adik iparku. Ia datang dengan nafas terengah-engah sambil membawa Abrisam."Maaf semuanya," kata Rahma sembari menurunkan keponakannya.Abrisam pun berjalan dengan wajah riangnya ke arahku. Sedangkan Rahma diminta untuk duduk terlebih dahulu dan menenangkan diri sebelum bercerita. Sampai akhirnya Rahma diminta untuk menceritakan apa yang menjadi sebab ia menyusul ke rumah ini dengan kondisi seperti itu tadi. Dimana ternyata ... Ada seseorang yang mencariku.Mendengar hal itu Mas Hilman lantas bergegas keluar rumah dan berjalan pulang ke rumahnya. Sedangkan aku menitipkan Abrisam ke ibu mertuaku dan segera menyusul suami mudaku itu. Begitu juga dengan Rahma yang mengikutiku dari belakangku. Sementara yang lainnya lebih memilih untuk tetap berada di tempatnya sembari memantau dari kejauhan.***Bersamaan dengan kehadiranku, saat itu pula lah Mas Hilman me

  • Suami Muda Mbak Halimah   Pesan Untukku

    Bab 120 Pesan Untukku"Gak pa-pa, kok, Bulik," jawab Mbak Susi dengan suara pelan seraya tersenyum ke arah Bulik Erni.Melihat kondisi Mbak Susi yang berjalan seperti itu, ditambah adanya luka lebam dibeberapa titik wajahnya membuatku merasa kasihan padanya. Aku betul-betul tak menyangka jika pernikahan yang awalnya dulu penuh drama kini harus berakhir seperti ini. Sungguh menyedihkan dan sungguh malang nasib mantan kakak iparku itu.Di momen ini pula lah yang membuatku semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Dan adakah kesalahan yang diperbuat Mbak Susi hingga Pak Tejo dan ketiga istrinya yang lain sampai tega meninggalkan bekas luka-luka di tubuh Mbak Susi seperti itu.Sampai akhirnya setelah melihat Mbak Susi lebih tenang dan lebih rileks, Bu Watik yang memang sejak tadi malam mengkhawatirkan anaknya sampai-sampai dia pingsan pun mulai mengajukan pertanyaan terkait apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu aku sendiri juga teramat penasaran dengan apa yang membuat Mbak S

  • Suami Muda Mbak Halimah   Menjemput

    Bab 119 Menjemputnya pulang ke rumahMelihat nama dari orang yang meneleponku malam-malam itu seketika aku dibuat mendelik. Mendadak pula jantungku berdebar-debar karena aku merasa yakin kalau ada hal yang penting untuk disampaikan malam itu juga. Ku angkat lah panggilan telepon tersebut dan mendapati kabar yang sangat-sangat membuatku terkejut seketika. Bahkan saking terkejutnya aku sampai tidak bisa menggerakkan badanku untuk beberapa detik. Sampai akhirnya tiba-tiba Mas Hilman terbangun dan melanjutkan obrolan dari orang yang cukup kami kenal itu lewat telepon.Setelah beberapa saat kemudian panggilan telepon berakhir. Dan saat itu juga Mas Hilman memintaku untuk bersiap karena kami akan segera pergi ke tempat sesuai yang disampaikan orang yang belum lama menelepon kami tadi. Dengan perasaan yang masih syok, aku tetap berusaha tenang. Karena bagaimanapun nanti setelah sampai di tempat tujuan, aku lah yang akan berperan penting di sana.***"Ada apa, Sar?" tanyaku panik ketika aku

  • Suami Muda Mbak Halimah   Dalang

    Bab 118 Dalang"Maksudnya udah biasa?" tanyaku.Sembari menarik selimut suami mudaku itu lantas menjawab, "udah biasa kamu curigain!" dengan cepat Mas Hilman menutupi seluruh tubuhnya dengan selimutnya yang seolah ingin berlindung dariku.Dan memang tepat apa yang dilakukan Mas Hilman tersebut. Pasalnya usai mendengar jawabannya itu reflek aku mengambil bantalku dan menggunakannya untuk memukul-mukul tubuhnya. Enak saja memberi jawaban seperti itu. Apa dia pikir aku adalah tipe wanita yang selalu curigaan padanya?! Haduh! ***Pagi harinya ketika aku ingin melihat nomor tanpa nama di hp ku, yang kemarin ku kira milik Dewi, aku dibuat terkejut karena aku tidak menemukan nomor tersebut. Baik di daftar pesan maupun di riwayat panggilan. Tidak ku temukan nomor itu sama sekali.Mendapati hal demikian seketika itu juga aku teringat akan Mas Hilman yang membuka-buka hp ku tadi malam, yang katanya hanya sekedar ingin melihat-lihat saja. "Pasti kamu, Mas!" rutukku lalu berjalan mencari kebera

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Nasihat

    Bab 117 Sebuah NasihatKarena pesan yang membuatku begitu syok ketika aku membacanya itu, aku sampai tidak sabar ingin menyampaikannya kepada Mas Hilman yang mana suami mudaku itu belum pulang dari masjid. Ingin sekali ku telepon Mas Hilman tetapi sayangnya hp nya di rumah. Dan memang kebiasaan suami mudaku itu lah yang selalu tidak membwa hp jika pergi ke masjid seperti ini.Sampai setelah beberapa saat menunggu akhirnya Mas Hilman pulang. Dan dengan semangat serta rasa ingin tahu akan ekspresi juga tanggapan dari Mas Hilman, aku pun langsung menyodorkan pesan dari nomor tanpa nama tersebut. Dan tebakanku akan tanggapan Mas Hilman pun terjawab ketika suami mudaku itu telah tuntas membaca pesan tersebut. Dimana Mas Hilman berkata jika ia juga tidak menyangka dengan isi pesan tersebut. Dan sama dengan diriku, Mas Hilman juga menyakini jika pesan tersebut berasal dari Dewi.Akhirnya di pagi itu tanpa banyak berpikir aku dan Mas Hilman langsung keluar kamar dan berjalan dengan terburu-b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Video

    Bab 116 Sebuah VideoDimana ia bilang jika sebetulnya selama di rumah Bu Mira, ia dan Mas Aryo tidak banyak mendapatkan informasi mengenai apa yang menjadi tujuan mereka. Malah yang ada Bu Mira terus mengajak dua bersaudara itu bercerita ke hal-hal yang terbilang tidaklah penting. Saking banyak omong nya, sampai-sampai setiap kali Mas Hilman dan Mas Aryo ingin pamit untuk pulang selalu saja merasa sungkan karena cerita yang belum kelar tersebut.Sampai di titik ini aku merasa semakin yakin kalau sebenarnya ada yang tidak beres dengan kejiwaan Bu Mira. Tapi, bagaimana aku bisa menemukan jawaban dari dugaanku itu jika Bu Mira saja bersikap buruk ketika berhadapanku. Dan ... Apa mungkin kejadian yang menimpaku ini ada hubungannya dengan Dewi yang katanya adalah anak kandung dari Bu Mira?"Bu Mira bilang gak kalau Dewi tau soal ini?" tanya Bulik Erni yang membuat kami semua menoleh ke arahnya.Mas Hilman menggeleng lalu menjawab pertanyaan ibunya barusan. "Enggak, Bu. Tapi menurut Hilman

DMCA.com Protection Status