Share

Keresahan Para Bapak

Tenggorokan Nita tercekat. Sakit sekali rasanya menahan tangis sejak tadi. "Mbak gak lagi bercanda kan?" tanya Nita di sela-sela tangisnya. "Gak lagi bikin prank kan?"

Mbak Wati menjigak kepala adik iparnya itu dengan kesal. "Air mata Mbak mengandung kebohongan ya?"

Nita menggeleng. Masih dalam posisi memeluk Mbak Wati yang juga menangis menyesali semua perbuatannya. Demi apa, dia hampir menyia-nyiakan ipar sebaik Nita.

"Terima kasih, Mbak. Terima kasih sekali," ucap Nita dengan suara bergetar. "Mbak mau menganggapku sebagai adik, iya?"

Mbak Wati mengangguk. "Kamu memang adik kami. Adik Mbak dan Bang Hadi. Kamu dan Adam. Kita keluarga, Nit."

Nita semakin terisak. Bukan waktu yang sebentar hidup dalam luka karena mendapat banyak perlakuan buruk dari Mbak Wati selama ini. Dua tahun bukan waktu yang sebentar bagi Nita untuk melupakan semua sakit hatinya di masa lalu. Namun, melihat air mata dan ketulusan Mbak Wati da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status