Share

Dihajar atau dibunuh?

"Mbak ... Bulek ...."

Nita hendak berlari namun Mbak Wati segera mencekal pergelangan adik iparnya itu sambil menggeleng takut.

"Cari mati kamu kalau datang kesana, Nit. Tunggu Mas Hadi atau Adam pulang," saran Mbak Wati ragu. "Kita ini wanita, sekali pukul langsung ...." Mbak Wati memperagakan gaya preman yang sedang menyayat leher di depan Nita.

"Mbak, tapi kasihan Bulek," ucap Nita cemas. "Kita minta bantuan warga ya, ayo!"

"Aakkhh ... ampun, Pak! Hu ... hu ... hu ...."

Mendengar suara Bulek yang semakin pilu, Mbak Wati dan Nita segera berlari tanpa banyak bicara lagi. Tujuan mereka kali ini adalah rumah Pak RT. Rumah paling megah yang letaknya sedikit berada di ujung. Melihat Nita dan Mbak Wati berlarian, Seila dan Berta yang kebetulan berada di depan rumah justru menggoda keduanya.

"Cie ... yang sudah akur. Olahraga nih," celetuk Seila. "Mau dong diajakin."

Berta dan Seila tertawa sementara Nita dan Mbak Wati tuli pada godaan dua bestie itu di depan rumah mereka.

"Nit, kenapa?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status