Home / Romansa / Status WA Mantan Suami / Hati yang Mulai Mati

Share

Hati yang Mulai Mati

last update Last Updated: 2022-02-17 20:26:50

Status W* Mantan Suami (8)

__________________________

 

 

Aku terkekeh, "Aku takut? Rasa takut itu bahkan telah menguap bersama dengan luka-luka yang sudah dia ciptakan," ujarku.

 

 

Bu Wira mengusap lenganku lembut. Setelah sadar, aku menutup mulut dan mengusap sudut mata yang sedikit berair.

 

 

"Duh, maaf, Bu, Mas Kevin. Tadi ... anu ... kelepasan. Malah curhat."

 

 

Keduanya tertawa melihat kegugupan yang kutunjukkan. Baru kali ini aku melihat Kevin tertawa dan bersikap seperti pria baik-baik, padahal sejauh yang kudengar, dia adalah sosok yang suka bermain perempuan. Entah benar atau tidak, aku tidak peduli.

 

 

"Santai saja, Mbak. Kalau butuh teman curhat, pundakku siap untuk kau jadikan sandaran," ucap Kevin dengan mengedipkan satu matanya.

 

 

Bu Wira menonjok lengan Kevin dengan keras. Pria itu sampai dibuat meringis dan mengusap-usap lembut bekas tonjokan Sang Ibu.

 

 

"Sana pergi!" usir Bu Wira mendelik.

 

 

Kevin mendengkus, "Ayolah, Ma. Karyawan cantik kayak dia sepertinya cocok untuk dijadikan menantu di rumah ini."

 

 

Aku mendongak. Menatap tidak percaya pada gurauannya. Pun Bu Wira, wanita itu bangkit dan menyeret tangan Kevin untuk masuk ke dalam ruang keluarga.

 

 

"Ini upah kamu, Han. Ucapan Kevin jangan diambil hati, dia emang gitu, tapi percaya sama Ibu, dia aslinya baik. Hanya saja ...." Bu Wira menggigit bibirnya dengan mata yang mulai berembun. "Ah, untuk masalah pengalihan tempat jualan, besok kita diskusikan sama karyawan yang lain ya," sambungnya mengalihkan pembicaraan.

 

 

Mau tidak mau aku mengangguk. Menerima upah hari ini dan berpamitan untuk pulang. 

 

 

Jika saja tabunganku sudah cukup, aku tentu tidak mau bekerja di lingkungan ini lagi. Aku benar-benar ingin bangkit dan melupakan sakit hati di masa lalu. Tapi sayang, aku bahkan bekerja belum genap seminggu di tempat Bu Wira, juga tempat kos yang kutinggali sudah termasuk yang paling murah saat ini. Sepertinya memang aku harus sedikit bersabar hingga bisa benar-benar pergi dan memulai kehidupan yang baru. Ah, aku rindu Emak dan Bapak. Apa aku pulang saja dan melupakan keinginan balas dendam pada keluarga Mas Ari? 

 

 

Tidak, Hana. Kamu pasti bisa! Aku pernah hancur sebelum benar-benar bisa bangkit saat ini, akan kubuat Mas Ari dan Mbak Risa hancur pula. Bagaimanapun caranya!

 

 

_______________________

 

 

Plak!

Plak!

 

 

Ibu menamparku dengan keras hingga hampir saja aku limbung jika tidak sigap menopang tubuh.

 

 

"Omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan, Hana? Apa kamu sadar dengan semua ucapanmu itu, hah?!"

 

 

Air mataku mengalir deras. Tamparan ini tidak lebih sakit daripada mengetahui kebenaran tentang hubungan Mas Ari dan Mbak Risa. Perih di pipi tidak lagi kurasakan, sebab dengan tidak percayanya ibu pada ucapanku sudah membuat duniaku semakin hancur.

 

 

"Ayolah, Han. Mbak Risa tadi hanya sedang meminta solusi, kenapa kamu membual tentang ... ah, rasanya sungguh tidak pantas seorang istri memfitnah suaminya," tutur Mas Ari dengan menunduk.

 

 

Belum sempat aku membuka mulut untuk menyanggah elakan Mas Ari, Mbak Risa duduk bersimpuh di kakiku dengan menangis pilu membuat Ibu semakin menatap tajam ke arahku.

 

 

"Jangan memfitnah kami, Han. Kamu tau kan kalau aku ini kakak iparmu, bagaimana bisa kamu mengatakan kalau kami ... berciuman?"

 

 

Aku membuang muka. Mereka berdua benar-benar pemain handal. Pantas saja selama ini Ibu tidak mengendus kelicikan keduanya.

 

 

"Cukup ... cukup! Aku muak dengan kebohongan kalian berdua. Sekarang talak aku, Mas!" teriakku lantang.

 

 

Mbak Risa menganga, sementara Mas Ari mengusap rambutnya kasar. Hanya Ibu yang sepertinya memang menanti aku dan Mas Ari berpisah, terlihat jelas dari segaris senyuman di bibirnya.

 

 

"Tidak, Han. Aku tidak akan pernah menceraikanmu!" tolak Mas Ari tegas.

 

 

"Aku lelah, Mas. Untuk apa hidup dengan orang yang jelas-jelas mencintai wanita lain? Aku manusia ... punya hati dan perasaan, kau tau itu?!" selorohku. "Selama ini aku diam karena merasa tidak cukup bukti atas ulah kalian berdua. Tapi hari ini ... aku menyerah. Biarkan aku pergi," sambungku lagi.

 

 

Mas Ari menggeleng cepat. Dia menarik tubuhku dalam pelukannya meskipun aku sempat memberontak. Kulihat Mbak Risa membuang muka dan bibir Ibu mencebik melihat aksi putranya.

 

 

"Hentikan drama ini, Hana!" desisnya tertahan. "Kalau kau masih ingin hidup."

 

 

Tubuhku menegang. Mas Ari melepaskan pelukannya dan menggenggam erat jemariku dengan senyuman menyeringai.

 

 

"Jangan marah lagi ya, Sayang. Ayo kita pulang," ajak suamiku lembut.

 

 

Antara ingin memberontak dan menurut, perasaan takut ini benar-benar sulit untuk kulawan. Di kota aku hanya sebatang kara, sangat mudah bagi Mas Ari untuk melenyapkanku mengingat Emak dan Bapak yang jauh di kampung. Ah ... lagi-lagi aku merutuki kebodohanku.

 

 

Mau tidak mau aku mengekor di belakangnya setelah histeris meminta cerai. Ibu nampak menghentakkan kakinya dan membantu Mbak Risa untuk berdiri.

 

 

"Oalah, Hana ... Hana ... bikin kaget warga komplek aja!" cibir Mbak Juli ketika aku melewati depan rumahnya. "Cemburu sama ipar boleh, karena Astri memang cantik. Tapi ya jangan kelewatan gitu lah, pakai segala sebar fitnah. Gila!" umpatnya lantang.

 

 

"Ya gitu memang, Jul. Dia seolah nggak suka kalau aku dekat dengan adik iparku. Padahal aku sudah menganggapnya seperti adik sendiri," sahut Mbak Risa di depan rumah Ibu.

 

 

Suara keduanya masih jelas kudengar. Kasak-kusuk tetangga pun mulai santer di telinga. Apakah aku terlalu gegabah? Dalam perjalanan menuju rumah yang hanya berjarak dua rumah tetangga, aku merasakan putus asa yang teramat dalam. Kepada siapa lagi aku mengadu jika Ibu mertua bahkan tidak percaya dengan ucapanku?

 

 

Ah, harusnya aku sadar diri. Mana ada seorang ibu yang membela menantu dari kampung sementara anak dan menantu lainnya begitu dia sayangi.

 

 

Tanpa kusadari, air mata sudah kembali membasahi pipi. Mas Ari semakin mengeratkan cekalan tangannya pada pergelangan tanganku. Sekali lagi, luka fisik yang kuterima tidak lebih sakit daripada luka hati yang mereka ciptakan.

 

 

 

Bersambung

 

 

Akan ada part yang menjelaskan bagaimana bisa Hana yang penakut, kurang sigap dan bodoh tiba-tiba menjadi Hana yang kuat dan tidak lagi terkalahkan oleh perlakuan Ari dan Risa. Tunggu ya!

 

 

 

Related chapters

  • Status WA Mantan Suami   Tawaran Pekerjaan

    Status WA Mantan Suami (9)_________________________Sejak pukul lima pagi aku sudah datang di tempat Bu Wira. Ada sekitar tiga karyawan lain yang sudah datang lebih dulu. Mang Husen, Kang Jono, Yu Srina, dan aku. Kita berjualan di komplek yang berbeda."Apa diantara kalian ada yang mau menggantikan Hana berjualan di komplek ini?" tanya Bu Wira pada ketiga karyawan yang lain.Mereka saling pandang, lalu bersamaan menggelengkan kepala. Aku mendesah lirih, sudah kutebak jika salah satu dari mereka tidak akan ada yang mau menggantikan berkeliling di komplek tempatku berjualan. Mereka memilih berkelil

    Last Updated : 2022-02-17
  • Status WA Mantan Suami   Kenan

    Status WA Mantan Suami (10)_________________________"Tempe sama tahu terus, Han. Nggak bosen?" ujar Mbak Juli saat melihat tanganku memilih tempe di depannya."Enggak, Mbak. Memang bisanya beli ini," sahutku datar."Duh, Han. Hati-hati Ari berpaling loh. Kamu nggak bisa banget ngatur uang bulanan ya?" selidiknya.Aku menghela napas kasar, "Kenapa sibuk ngurusin saya, Mbak? Emang Mbak Juli tau berapa banyak suami saya ngasih uang belanja. Enggak kan?" ucapku dengan suara bergetar.Mbak Juli mencebik, terlihat dari kejauhan Ibu

    Last Updated : 2022-02-17
  • Status WA Mantan Suami   Tanda Merah di Tubuh Risa

    Status WA Mantan Suami (11)___________________________"Lama banget! Ayo, udah telat nih!"Aku mengekor di belakang Kenan. Dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Aku yang hendak membuka pintu belakang sontak berjingkat saat lelaki dingin itu berbicara, "Emang aku sopir? Duduk depan!" pintanya.Aku menurut, daripada gagal mendapat pekerjaan bagus. Kulihat Bu Wira tersenyum dan melambaikan tangannya pada Kenan sebelum akhirnya mobil yang kami tumpangi benar-benar menjauhi rumah megah mereka.Ckitt!Jdug!Keningku terkantuk dasbor mobil saat Kenan

    Last Updated : 2022-02-20
  • Status WA Mantan Suami   Status WA Ari

    Status WA Mantan Suami (1)______________________[Janda ngenes, baru kucerai udah kalang kabut aja jualan sayur]Aku meremas baju yang melekat di dada saat jemariku dengan sengaja membuka status WA Mas Ari, mantan suamiku enam bulan yang lalu.Ternyata tidak cukup sampai di situ, di bawah status Mas Ari, terpampang jelas nama Mbak Risa, kakak ipar yang kini sudah menguasai rumah Ibu mertua. Mas Ari dua bersaudara. Kakak pertamanya bekerja di luar pulau dan beristrikan Mbak Risa. Sedang anak kedua yakni Mas Ari, mantan suamiku.[Makanya jadi wanita itu yang nurut. Sok-sokan minta cerai, eh, nggak taunya malah jadi buruh penjual sayur, wkwkwk]

    Last Updated : 2022-01-22
  • Status WA Mantan Suami   Dihina Kakak Ipar

    Status WA Mantan Suami (2)________________________Prang!"Tempe terus ... tempe terus ....!" Mas Ari melepar wajan berisi tempe yang baru saja aku tiriskan.Aku berjingkat, air mata mengalir begitu saja melihat wajan kecil yang sudah menghitam itu tergeletak di lantai dengan minyak goreng yang tentu saja sudah bertumpah ruah.Hatiku berdenyut nyeri, tapi aku bisa apa? Aku masih membutuhkan Mas Ari sekalipun uang yang dia berikan tidak seberapa. Aku tidak memiliki penghasilan lain."Sekali-kali beli ayam, Han. Aku ini kerja ... capek ... masa tiap hari kamu

    Last Updated : 2022-01-22
  • Status WA Mantan Suami   Mengingat Kepedihan

    Status WA Mantan Suami (3)__________________________"Ya kan, Han? Kamu pasti insecure kan punya ipar secantik aku?"Aku menoleh sejenak, lalu kembali berfokus pada para ibu-ibu yang meminta dihitung belanjaannya. Mbak Risa menghentak-hentakkan kaki melihatku yang tidak merespon ucapannya."Loh, Ris, nggak belanja?" teriak Mbak Juli pada Mbak Risa yang melenggang pergi menjauhi gerobak sayur."Dih, nggak level banget aku, Mbak, beli ke dia. Mending ke Mall, uang bulanan dari Ari cukup banyak!" Dia mengibaskan tangan di udara. Aku hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Mbak Risa yang semakin menjadi-jadi semenjak aku bercerai dari

    Last Updated : 2022-01-26
  • Status WA Mantan Suami   Pengakuan Ari

    Status WA Mantan Suami (4)________________________"Hana ... Hana ....!"Aku yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit terkesiap mendengar Mas Ari berteriak lantang dari depan. Segera kumatikan kompor dan menghampirinya yang sudah berdiri di depan pintu dengan berkacak pinggang."Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?""Ada apa kamu bilang, hah? Kamu sadar kan apa yang udah kamu lakuin ke ibu?"Aku menghela nafas kasar. Selalu saja begini, Mas Ari seolah buta dengan situasi yang terja

    Last Updated : 2022-01-26
  • Status WA Mantan Suami   Melawan Mantan Mertua

    Status WA Mantan Suami (5)___________________________"Cabe sepuluh ribu," ujar Ibu Mas Ari datar.Suasana mendadak hening, tidak ada lagi canda tawa para Ibu-ibu yang berbelanja. Mereka seolah mengerti, aku sedang melayani siapa sekarang."Ini, Bu." Kuserahkan sekantong plastik berisi cabe. Harga cabe sedang naik, wajar saja jika sepuluh ribu hanya dapat segenggam saja."Kamu mau menipuku?" bentak Ibu Mas Ari dengan lantang. Aku mengerutkan kening.Menipu?"Maksutnya, Bu?""Iya, kamu mau me

    Last Updated : 2022-01-26

Latest chapter

  • Status WA Mantan Suami   Tanda Merah di Tubuh Risa

    Status WA Mantan Suami (11)___________________________"Lama banget! Ayo, udah telat nih!"Aku mengekor di belakang Kenan. Dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Aku yang hendak membuka pintu belakang sontak berjingkat saat lelaki dingin itu berbicara, "Emang aku sopir? Duduk depan!" pintanya.Aku menurut, daripada gagal mendapat pekerjaan bagus. Kulihat Bu Wira tersenyum dan melambaikan tangannya pada Kenan sebelum akhirnya mobil yang kami tumpangi benar-benar menjauhi rumah megah mereka.Ckitt!Jdug!Keningku terkantuk dasbor mobil saat Kenan

  • Status WA Mantan Suami   Kenan

    Status WA Mantan Suami (10)_________________________"Tempe sama tahu terus, Han. Nggak bosen?" ujar Mbak Juli saat melihat tanganku memilih tempe di depannya."Enggak, Mbak. Memang bisanya beli ini," sahutku datar."Duh, Han. Hati-hati Ari berpaling loh. Kamu nggak bisa banget ngatur uang bulanan ya?" selidiknya.Aku menghela napas kasar, "Kenapa sibuk ngurusin saya, Mbak? Emang Mbak Juli tau berapa banyak suami saya ngasih uang belanja. Enggak kan?" ucapku dengan suara bergetar.Mbak Juli mencebik, terlihat dari kejauhan Ibu

  • Status WA Mantan Suami   Tawaran Pekerjaan

    Status WA Mantan Suami (9)_________________________Sejak pukul lima pagi aku sudah datang di tempat Bu Wira. Ada sekitar tiga karyawan lain yang sudah datang lebih dulu. Mang Husen, Kang Jono, Yu Srina, dan aku. Kita berjualan di komplek yang berbeda."Apa diantara kalian ada yang mau menggantikan Hana berjualan di komplek ini?" tanya Bu Wira pada ketiga karyawan yang lain.Mereka saling pandang, lalu bersamaan menggelengkan kepala. Aku mendesah lirih, sudah kutebak jika salah satu dari mereka tidak akan ada yang mau menggantikan berkeliling di komplek tempatku berjualan. Mereka memilih berkelil

  • Status WA Mantan Suami   Hati yang Mulai Mati

    Status WA Mantan Suami (8)__________________________Aku terkekeh, "Aku takut? Rasa takut itu bahkan telah menguap bersama dengan luka-luka yang sudah dia ciptakan," ujarku.Bu Wira mengusap lenganku lembut. Setelah sadar, aku menutup mulut dan mengusap sudut mata yang sedikit berair."Duh, maaf, Bu, Mas Kevin. Tadi ... anu ... kelepasan. Malah curhat."Keduanya tertawa melihat kegugupan yang kutunjukkan. Baru kali ini aku melihat Kevin tertawa dan bersikap seperti pria baik-baik, padahal sejauh yang kudengar, dia adalah sosok yang suka bermain perempuan. Entah benar atau tidak, aku ti

  • Status WA Mantan Suami   Bertemu Kenan

    Status WA Mantan Suami (7)_____________________________"Setoran kamu kenapa banyak minusnya, Han? Apa ada masalah hari ini?" tanya Bu Wira lembut.Aku menunduk, memainkan sepuluh jemari dengan gelisah. Kebaikan hati Bu Wira selalu bisa membuatku merasa tidak enak hati jika terjadi masalah dalam pekerjaanku. Seperti sekarang ini ... uang penjualan sayur harus kurang karena aku tidak bisa menutup kerugian."Ma-maaf, Bu. Ijinkan saya ganti kekurangannya besok ya, Bu, kebetulan tadi saya nggak bawa uang. Sekali lagi maafkan saya," ucapku takut. Bagaimana jika Bu Wira merasa aku tidak becus dalam berjualan? Atau dia justru berpikir aku sudah menilap uangnya?

  • Status WA Mantan Suami   Rasa yang Menguap

    Status W* Mantan Suami (6) ______________________________ "Brengsek!" Samar-samar aku mendengar Mas Ari mengumpat. Dengan dada berdebar, aku berjalan semakin menjauh. Rasanya seperti mimpi ketika aku benar-benar berani melawan mereka. Tanpa terasa air mataku mengalir. Bukan karena sedih, melainkan perasaan yang begitu lega karena bisa bangkit setelah berbulan-bulan aku hampir gila karena perlakuan mereka. 🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

  • Status WA Mantan Suami   Melawan Mantan Mertua

    Status WA Mantan Suami (5)___________________________"Cabe sepuluh ribu," ujar Ibu Mas Ari datar.Suasana mendadak hening, tidak ada lagi canda tawa para Ibu-ibu yang berbelanja. Mereka seolah mengerti, aku sedang melayani siapa sekarang."Ini, Bu." Kuserahkan sekantong plastik berisi cabe. Harga cabe sedang naik, wajar saja jika sepuluh ribu hanya dapat segenggam saja."Kamu mau menipuku?" bentak Ibu Mas Ari dengan lantang. Aku mengerutkan kening.Menipu?"Maksutnya, Bu?""Iya, kamu mau me

  • Status WA Mantan Suami   Pengakuan Ari

    Status WA Mantan Suami (4)________________________"Hana ... Hana ....!"Aku yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit terkesiap mendengar Mas Ari berteriak lantang dari depan. Segera kumatikan kompor dan menghampirinya yang sudah berdiri di depan pintu dengan berkacak pinggang."Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?""Ada apa kamu bilang, hah? Kamu sadar kan apa yang udah kamu lakuin ke ibu?"Aku menghela nafas kasar. Selalu saja begini, Mas Ari seolah buta dengan situasi yang terja

  • Status WA Mantan Suami   Mengingat Kepedihan

    Status WA Mantan Suami (3)__________________________"Ya kan, Han? Kamu pasti insecure kan punya ipar secantik aku?"Aku menoleh sejenak, lalu kembali berfokus pada para ibu-ibu yang meminta dihitung belanjaannya. Mbak Risa menghentak-hentakkan kaki melihatku yang tidak merespon ucapannya."Loh, Ris, nggak belanja?" teriak Mbak Juli pada Mbak Risa yang melenggang pergi menjauhi gerobak sayur."Dih, nggak level banget aku, Mbak, beli ke dia. Mending ke Mall, uang bulanan dari Ari cukup banyak!" Dia mengibaskan tangan di udara. Aku hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Mbak Risa yang semakin menjadi-jadi semenjak aku bercerai dari

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status