Bos angkuh itu ternyata ayah anakku

Bos angkuh itu ternyata ayah anakku

last updateLast Updated : 2023-03-29
By:  Tetesan air   Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
14 ratings. 14 reviews
125Chapters
124.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Tolong jangan bawa anakku, aku tidak sanggup berpisah darinya." Tangis Zeira sambil berlutut, memohon di hadapan Anjas. "Anakmu ? Dia itu adalah putraku," ucap Anjas dengan tegas. "Aku mohon jangan pisahkan kami." Zeira kembali memohon. Dia tidak sanggup jika harus berpisah dengan putra kesayangan. Padahal selama hamil sampai melahirkan, dia hanya ditemani ibunya. "Hey Zeira, dengar baik-baik. Kamu itu adalah seorang pembohong dan penipu, jadi putraku tidak layak hidup bersama wanita seperti kamu" "Ti....ti......tidak. Aku bukan pembohong dan penipu" Bantah Zeira sambil menangis tersedu-sedu. "Kamu bukan penipu ?" Cibir Anjas sambil tersenyum sinis. "Apa kamu lupa, kalau kamu sengaja berhenti bekerja dan pergi meninggalkan jakarta agar aku tidak mengetahui kalau Azka adalah putraku ?" Lanjutan.

View More

Latest chapter

Free Preview

Masa depan hancur di kamar VIP

Dentuman musik house memenuhi sebuah ruangan, di mana para siswa siswi yang baru lulus sekolah SMA sedang bergembira di dalam sana. Mereka menikmati minuman wine sambil menggoyangkan tubuh mengikuti musik remix. "Ayo Zeira, jangan malu-malu," ucap seorang wanita kepada sahabatnya. Sambil menarik tangan wanita cantik itu, dan membawanya ke tengah keramaian. "San, aku ke kamar mandi dulu ya?" Zeira melangkah menuju kamar mandi dengan langkah sempoyongan. Minuman yang ia teguk kini membuatnya sulit untuk berjalan dan matanya mulai berkunang-kunang. Zeira membasuh wajahnya dengan air, ia berharap hal itu akan membuat penglihatannya kembali normal. Namun ternyata tidak, justru penglihatannya semakin parah, bahkan kaca yang ada di hadapannya terlihat berputar-putar. "Ra, kamu baik-baik saja kan?" panggil Susan, sambil mengetuk pintu. Wanita cantik berambut pendek itu merasa khawatir karena Zeira sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Itu sebabnya dia menyusul ke sana. Setelah menungg

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
endang sulastri
lanjuttt donk thorr ceritanya bagus² cepet bikin karya lagi thor
2024-04-03 02:50:29
0
user avatar
Ainaa Izzati
Ditunggu up
2023-03-25 07:55:06
0
user avatar
Ainaa Izzati
Up thor…….
2023-03-12 00:09:11
0
user avatar
Vera Hidayati
kenapa di tunggu update nya gak muncul2 lagi thor?? ......
2023-03-07 07:50:54
0
user avatar
Vera Hidayati
Kok blm update lagi thor...?
2023-02-03 11:43:40
0
user avatar
Ibal Ajul
updatenya lama thor jd lupa sm ceritanya...
2023-01-03 09:18:39
1
user avatar
Kasman Aditya
gk lanjut lagi ya Thor
2023-01-02 19:39:05
1
user avatar
Ahmad Afandi
semangat kak
2022-11-21 11:54:14
2
user avatar
Ahmad Afandi
lanjut kak
2022-11-15 22:00:33
1
user avatar
Nur
sya suka ceritax..hot..
2022-11-07 02:12:05
1
user avatar
Nur
ceritanya sngat bagus
2022-11-05 21:15:11
1
user avatar
didi s
gimana ini min....udah satu Minggu di tunggu gak updet2
2022-10-12 16:15:55
0
user avatar
Jernita S. Nita
awalnya saja sudah buat penasaran. lanjut thot
2022-09-09 01:11:17
1
user avatar
Tenri Baharuddin
ceritanya bagus
2023-09-30 14:38:21
0
125 Chapters

Masa depan hancur di kamar VIP

Dentuman musik house memenuhi sebuah ruangan, di mana para siswa siswi yang baru lulus sekolah SMA sedang bergembira di dalam sana. Mereka menikmati minuman wine sambil menggoyangkan tubuh mengikuti musik remix. "Ayo Zeira, jangan malu-malu," ucap seorang wanita kepada sahabatnya. Sambil menarik tangan wanita cantik itu, dan membawanya ke tengah keramaian. "San, aku ke kamar mandi dulu ya?" Zeira melangkah menuju kamar mandi dengan langkah sempoyongan. Minuman yang ia teguk kini membuatnya sulit untuk berjalan dan matanya mulai berkunang-kunang. Zeira membasuh wajahnya dengan air, ia berharap hal itu akan membuat penglihatannya kembali normal. Namun ternyata tidak, justru penglihatannya semakin parah, bahkan kaca yang ada di hadapannya terlihat berputar-putar. "Ra, kamu baik-baik saja kan?" panggil Susan, sambil mengetuk pintu. Wanita cantik berambut pendek itu merasa khawatir karena Zeira sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Itu sebabnya dia menyusul ke sana. Setelah menungg
Read more

Penyesalan yang sulit untuk diungkapkan

"Kamu mau ngapain?" Pria itu mengulang pertanyaannya. "Tolong sentuh aku, Pak," jawab Zeira dengan suara erotis, yang membuat sesuatu di bawah sana terbangun dari tidurnya. "Apa kamu benar-benar ingin melakukannya?" tanya pria itu untuk memastikan. "Hm..." Zeira menganggukkan kepala. Hanya dalam hitungan detik, tubuh keduanya sudah polos tanpa sehelai benang. Pria tampan itu sudah menikmati setiap inci dari kulit mulus wanita cantik itu. "AW......." Suara jeritan Zeira memenuhi ruangan yang cukup luas itu. Walaupun ia dalam keadaan mabuk parah! Tetapi ia bisa merasakan sakit yang luar biasa dikedua pangkal pahanya, saat pria tampan itu menghentakkan tubuhnya dengan kasar. "Ow.... milikmu sangat sempit sayang." Pria itu mengerang, sambil melanjutkan aksinya. Setelah melakukan pertempuran kurang lebih 1 jam, keduanya langsung tertidur tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu..................Suara ponsel membangunkan pria itu dari tidurnya. Ia membuka mata dengan malas sam
Read more

Bekerja jadi OB demi sang ibu.

Dua bulan telah berlalu, Zeira menjalani hari-harinya seperti biasa. Dulu sewaktu sekolah, ia bekerja dari pukul 1 siang hingga pukul 10 malam. Tetapi selama 2 bulan ini, ia mulai bekerja pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Zeira sebenarnya sudah merasa nyaman bekerja di sana, dan upah yang ia terima sudah cukup lumayan. Namun kondisi ibunya yang semakin memburuk, membuat Zeira harus mencari perkejaan yang lebih bagus dan gajinya lebih tinggi, agar ia bisa membawa ibunya berobat ke rumah sakit. Pagi ini Zeira sedang bersiap-siap, karena sebentar lagi sahabatnya Susan datang menjemput. Tin... Zeira berlari ke luar rumah ketika mendengar suara klakson mobil. Ia yakin kalau itu pasti Susan, dan dugaannya memang benar. "Hay Ra?" Sapa Susan dari dalam mobil. "Hay, maaf ya, aku sudah merepotkan kamu." Zeira merasa tidak enak karena meminta Susan menemaninya untuk mengantar lamaran kerja. "Santai saja, aku tidak merasa direpotkan kok. Lagipula kita sudah lama tidak bertemu, jadi aku suda
Read more

Pandangan pertama.

Saat masuk ke dalam Apotik, Zeira berniat hanya membeli tolak angin. Namun hati kecilnya berkata lain, ingin rasanya membeli alat tes kehamilan untuk memastikan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Akhirnya dengan wajah malu, Zeira membeli tiga tes kehamilan lalu kembali ke rumah. Tangannya gemetar saat mencelupkan benda kecil berbentuk panjang itu, ke dalam urin yang ia tampung dalam mangkuk kecil. "Tolong aku ya Tuhan, semoga hasilnya negatif," ucap Zeira sambil memejamkan mata. Perlahan ia membuka mata dan melihat ada dua garis merah di sana. Seketika jantungnya berdegup kencang, seluruh tubuhnya gemetar. Zeira tidak tahu harus berbuat apa, ia bingung harus meminta pertanggungjawaban kepada siapa. Sebab ia tidak mengenal pria yang tidur bersamanya dua bulan yang lalu. Pikirannya yang kacau, membuat wanita cantik itu berteriak histeris. "Tidak.....tidak...." Mendengar teriakkan Zeira, Maria berusaha bangkit dari tempat tidur. Ia melangkah menuju kamar putrinya dengan la
Read more

Kemarahan Anjas.

Zeira berhenti tepat di depan pintu ruangan CEO. Ia ragu mengangkat tangan untuk mengetuk pintu, jantungnya serasa dak dik duk di dalam sana. Ia menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan lembut melalui mulut, untuk menetralkan perasaannya. Setelah lima menit, akhirnya Zeira memberanikan diri untuk mengetuk pintu. "Masuk." Terdengar suara bariton dari dalam sana. Zeira membuka pintu. "Permisi Pak, saya ingin mengantar makanan," ucap Zeira dengan lembut, sambil menundukkan kepala. "Hm...." jawab singkat Anjas, tanpa melihat lawan bicaranya. Matanya fokus ke layar monitor laptop, dan jari tangannya berselancar di keyboard. "Saya taruh di atas meja ya Pak?" ucap Zeira. "Hm...." Lagi-lagi Anjas menjawab dengan singkat. Zeira melangkah menuju sofa, ia menaruh nampan di atas meja lalu memutar tubuh dan kembali melangkah menuju pintu. "Saya permisi dulu Pak," pamit Zeira. "Hm...." Anjas membalas dengan jawaban yang sama. "Ya Tuhan, apa tidak ada jawaban lain selain Hm.." ger
Read more

Salah masuk lift

Zeira refleks memutar tubuh, matanya membulat sambil menelan saliva dengan kasar melihat Anjas berdiri di bibir pintu. "Ti...ti....tidak bicara apa-apa Pak?" Ucapnya dengan gugup. *Mati lah aku* lanjutnya di dalam hati. "Jangan biasakan bicara sendiri, hanya orang tidak waras yang melakukan itu." Anjas meletakkan sekop sampah berisi serpihan kaca yang Zeira tinggalkan tadi. Setelah itu Anjas langsung pergi meninggalkan Zeira dan kembali ke ruangannya. Zeira menghela napas lega. "Syukur dia tidak mendengarnya. Kalau tidak! Habis lah aku," ucapnya sambil mengelus dada.....................Waktu telah menunjukkan pukul 5, Zeira kini sedang bersiap-siap untuk pulang. Ia melangkah ke luar dari ruangan sambil tangannya sibuk mengetik layar ponsel untuk membalas pesan dari sahabatnya Susan. Wanita cantik itu benar-benar tidak memperhatikan jalannya, sehingga ia salah pintu. Seharusnya Zeira memasuki lift khusus karyawan yang terletak di sebelah kanan. Tetapi saat ini ia memasuki lift se
Read more

Hukuman untuk Zeira.

"Jika kamu tidak mau menikah dengan Bella ataupun wanita lain! Itu artinya kamu tidak memiliki kesempatan untuk mendapat warisan Wijaya. Aku hanya memberikan warisan kepadamu jika kamu sudah memiliki keturunan. Jadi, pikirkan baik-baik." Gunawan meninggalkan pintu ruang kerja Anjas. "Menikah, menikah, dan menikah. Itu dan itu yang selalu dibahas." Geram Anjas. Entah apa yang membuat pria tampan itu tidak mau menikah dan memiliki rumah tangga. Padahal dia lelaki perkasa, bahkan hampir setiap malam ia membayar wanita untuk menemaninya tidur. Anjas meraih ponsel dari atas meja, lalu menghubungi seseorang. "Iya bro." Suara dari balik ponselnya. "Lu di mana? on the way ke tempat biasa ya, aku lagi pusing nih," ucap Anjas. "Ok bro." Setelah memutuskan sambungan telepon, Anjas bergegas meninggalkan kediaman Wijaya menuju tempat hiburan malam. Di sana ia bersenang-senang bersama sahabatnya Marsel dan beberapa wanita penghibur. Anjas selalu ke tempat ini setiap kali ia berdebat dengan
Read more

Anjas meninggalkan Zeira di jalan.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore, semua karyawan sudah meninggalkan kantor. Hanya beberapa orang yang tinggal di sana, salahsatunya Zeira, Anjas, Saddam dan beberapa karyawan lainnya. "Zeira." Seseorang memanggil dari pintu. Zeira memutar tubuh menghadap pintu. "Iya Pak," ucapnya setelah melihat Saddam berdiri di sana. "Malam ini ada klien yang akan datang ke kantor ini, dan orang itu adalah klien spesial Pak Anjas. Jadi tolong siapkan makanan dan minuman untuk mereka." "Baik Pak." Sahut Zeira dengan sopan. Zeira berkutat di dapur kesayangannya, ia menyiapkan beberapa menu makan malam untuk para tamu dan bosnya. Selama 2 jam berada di dekat kompor, akhirnya Zeira menyiapkan 3 menu makanan dan 1 macam kue. Zeira baru saja menjatuhkan bokong di atas kursi untuk menghilangkan lelah, tetapi tiba-tiba seorang karyawan datang ke sana dan memintanya untuk mengantar makanan ke ruangan Anjas. "Baik mbak, aku akan mengantarnya," ucap Zeira sambil bergegas menyusun makanan ke atas nampan.
Read more

Bisik tetangga tentang tes kehamilan

Maria menundukkan kepala, ia membulatkan niat untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Zeira. "Tadi ada tetangga yang datang kemari. Mereka bertanya tentang tes kehamilan yang kamu beli waktu itu di Apotek," ucapnya. Mata Zeira membulat, otaknya berpikir mengigat dengan siapa ia bertemu waktu itu. "Perasaan tidak ada yang melihatku waktu itu, tapi kenapa mereka bisa tahu Bu?" "Ibu tidak tahu dari mana mereka mengetahuinya." Jawab Maria. "Terus apa lagi yang mereka katakan, Bu?" "Jika memang kamu terbukti hamil di luar nikah, kita disuruh pergi dari sini." Jawab jujur Maria. Zeira menggenggam kedua tangan Maria. "Maafkan aku Ibu," ucapnya sambil berurai air mata. "Tidak apa-apa sayang. Ini bukan kesalahanmu, tetapi ini adalah takdir dari yang kuas." Maria mengelus ujung rambut Zeira dengan penuh kasih sayang. "Sekarang istirahatlah, ini sudah larut malam," lanjut Maria meminta putri kesayangannya untuk masuk kamar.....................Cuaca mendung menyambut Zeira di pagi ha
Read more

Anjas mengetahui Zeira hamil

Walaupun Zeira sudah memohon, namun Anjas tetap pada keputusannya untuk memecat Zeira dari sana. Zeira ke luar dari ruangan Anjas sambil berurai air mata. "Zeira kamu kenapa?" Tanya Saddam yang baru ke luar dari ruangannya. Ia menghampiri Zeira lalu mengajaknya duduk di sofa. "Kamu kenapa menagis?" Saddam kembali bertanya karena Zeira belum menjawabnya dari tadi. "Pak Anjas memecat aku, Pak." "Ha...." Saddam terkejut, "Kenapa?" Lanjutnya bertanya. "Karena kesalahan kemarin. Tapi wajar jika Pak Anjas memecat aku dari sini, soalnya aku sudah membuat meeting Pak Anjas dengan kliennya berantakan." Zeira menyalahkan dirinya atas kejadian tadi malam. "Enggak, kamu enggak membuat berantakan kok. Aku tahu kalau kamu juga tidak menginginkan hal itu terjadi." Bantah Saddam. Ia tahu kalau Zeira tidak berpura-pura atau sengaja. Lagipula mana ada orang yang menginginkan dirinya pingsan. "Kamu tunggu di sini dulu, biar aku coba bicara pada Pak Anjas." Saddam bangkit dari sofa, tetapi Zeir
Read more
DMCA.com Protection Status