Share

Bertemu Kenan

last update Last Updated: 2022-02-17 20:26:08

Status W* Mantan Suami (7)

 

 

_____________________________

 

 

"Setoran kamu kenapa banyak minusnya, Han? Apa ada masalah hari ini?" tanya Bu Wira lembut.

 

 

 

Aku menunduk, memainkan sepuluh jemari dengan gelisah. Kebaikan hati Bu Wira selalu bisa membuatku merasa tidak enak hati jika terjadi masalah dalam pekerjaanku. Seperti sekarang ini ... uang penjualan sayur harus kurang karena aku tidak bisa menutup kerugian. 

 

 

 

"Ma-maaf, Bu. Ijinkan saya ganti kekurangannya besok ya, Bu, kebetulan tadi saya nggak bawa uang. Sekali lagi maafkan saya," ucapku takut. Bagaimana jika Bu Wira merasa aku tidak becus dalam berjualan? Atau dia justru berpikir aku sudah menilap uangnya? 

 

 

 

Suasana rumah Bu Wira sedikit lenggang mengingat aku selalu menjadi karyawan terakhir yang menyetorkan hasil berjualan. Saat wanita di depanku hendak membuka mulutnya untuk berbicara, seorang pria keluar dengan membawa ikan bakar di atas piring.

 

 

"Nih, Ma. Cobain, pasti enak!" 

 

 

Mataku melebar, tapi pria di depanku justru seolah tidak mengenalku. Dia membuang muka saat mata kami bersiborok, lalu menyuapi Bu Wira dengan penuh kasih sayang. 

 

 

"Enak kan?"

 

 

Bu Wira mengangguk dan tersenyum tipis. Dia mengibaskan tangannya di udara seperti memberi perintah agar pria itu pergi.

 

 

"Eh, tunggu, Ken! Biar Hana coba juga masakan kamu." Aku menganga tidak percaya. Bu Wira memintaku mencicipi makanan dari pria tidak punya sopan santun itu?

 

 

Sekarang aku mengerti mengapa para Ibu-ibu tadi hanya tertawa saat pria ini meminta dua kilo ikan gurame padaku, ternyata mereka sudah tau jika dia anak Bu Wira. Buktinya dia panggil Bu Wira dengan sebutan "Ma" itu artinya dia saudara Kevin. Tapi tetap saja bagiku tindakannya tadi sangat tidak sopan. Tanpa menjelaskan siapa dirinya, dia main kabur gitu aja setelah dapat apa yang dia inginkan.

 

 

 

"Sa ... saya, Bu?" Aku menunjuk diriku sendiri.

 

 

"Iya. Kenan ini punya bisnis Cafe, Han. Coba cicipi masakan dia, kamu pasti jatuh cinta," seloroh Bu Wira seraya tersenyum.

 

 

Jatuh cinta?

 

 

Aku mengedikkan bahu, menggelengkan kepala mengusir pikiran buruk dari perkataan Bu Wira barusan.

 

 

"Ayo!" pinta Bu Wira lagi.

 

 

Aku melihat ikan bakar di atas piring yang sedang dibawa oleh Kenan. Sepertinya memang menggoda. 

 

 

Lama aku hanya mengamati tanpa berani mencoba, hingga tiba-tiba ...

 

 

"Ayo buka mulut!" pinta Kenan datar.

 

 

 

Sret!

 

 

Aku mengambil piring dengan kasar, "Aku bisa sendiri!"

 

 

Kuambil sedikit daging ikan di atas piring dan memasukkannya ke dalam mulut. Astaga ... ini benar-benar enak, hingga tanpa sadar aku tersenyum puas setelah merasakan betapa nikmat olahan tangan Kenan.

 

 

"Enak kan, Han?" 

 

 

"E ... enak, Bu."

 

 

Kenan bangkit, dia meletakkan piring di atas meja, "Aku tadi ambil gurame di tempat dia, Ma. Biar aku ganti kerugiannya."

 

 

Setelah mengatakan demikian dia pergi. Tanpa meminta maaf dan tidak menoleh lagi ke arahku juga Bu Wira. Woah ... benar-benar laki-laki dingin. Wajahnya saja jarang tersenyum, sangat berbeda dengan Bu Wira.

 

 

"Han ... Hana?"

 

 

"Eh, i-iya, Bu. Gimana?"

 

 

Bu Wira tertawa lebar. Dia mengangsurkan upahku hari ini dengan penuh. Tujuh puluh ribu. Meskipun sedikit dongkol dengan kelakuan Kenan, setidaknya gajiku utuh.

 

 

"Maaf, Bu. Apa saya boleh pindah komplek? Saya sedikit kurang nyaman berjualan di komplek mantan suami saya."

 

 

Bu Wira menoleh. Dia mengerutkan kening melihatku. "Apa mantan suamimu masih sering mengganggu, Han?" 

 

 

Aku mengangguk samar, "Dia pikir pekerjaan saya begitu hina, Bu. Itu sebabnya saat bertemu saya di jalan, dia tidak segan-segan untuk menghina saya saat itu juga."

 

 

"Lemah! Apa kamu takut sama mantan suamimu?"

 

 

Kami berdua menoleh, mendapati sesosok pria yang sudah duduk diantara kami.

 

 

 

Bersambung

 

 

Duh, siapa lagi yang ikut nimbrung? Kenan ... atau Kevin?

 

 

 

 

 

 

    

Related chapters

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Hati yang Mulai Mati

    Status WA Mantan Suami (8)__________________________Aku terkekeh, "Aku takut? Rasa takut itu bahkan telah menguap bersama dengan luka-luka yang sudah dia ciptakan," ujarku.Bu Wira mengusap lenganku lembut. Setelah sadar, aku menutup mulut dan mengusap sudut mata yang sedikit berair."Duh, maaf, Bu, Mas Kevin. Tadi ... anu ... kelepasan. Malah curhat."Keduanya tertawa melihat kegugupan yang kutunjukkan. Baru kali ini aku melihat Kevin tertawa dan bersikap seperti pria baik-baik, padahal sejauh yang kudengar, dia adalah sosok yang suka bermain perempuan. Entah benar atau tidak, aku ti

    Last Updated : 2022-02-17
  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Tawaran Pekerjaan

    Status WA Mantan Suami (9)_________________________Sejak pukul lima pagi aku sudah datang di tempat Bu Wira. Ada sekitar tiga karyawan lain yang sudah datang lebih dulu. Mang Husen, Kang Jono, Yu Srina, dan aku. Kita berjualan di komplek yang berbeda."Apa diantara kalian ada yang mau menggantikan Hana berjualan di komplek ini?" tanya Bu Wira pada ketiga karyawan yang lain.Mereka saling pandang, lalu bersamaan menggelengkan kepala. Aku mendesah lirih, sudah kutebak jika salah satu dari mereka tidak akan ada yang mau menggantikan berkeliling di komplek tempatku berjualan. Mereka memilih berkelil

    Last Updated : 2022-02-17
  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Kenan

    Status WA Mantan Suami (10)_________________________"Tempe sama tahu terus, Han. Nggak bosen?" ujar Mbak Juli saat melihat tanganku memilih tempe di depannya."Enggak, Mbak. Memang bisanya beli ini," sahutku datar."Duh, Han. Hati-hati Ari berpaling loh. Kamu nggak bisa banget ngatur uang bulanan ya?" selidiknya.Aku menghela napas kasar, "Kenapa sibuk ngurusin saya, Mbak? Emang Mbak Juli tau berapa banyak suami saya ngasih uang belanja. Enggak kan?" ucapku dengan suara bergetar.Mbak Juli mencebik, terlihat dari kejauhan Ibu

    Last Updated : 2022-02-17
  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Tanda Merah di Tubuh Risa

    Status WA Mantan Suami (11)___________________________"Lama banget! Ayo, udah telat nih!"Aku mengekor di belakang Kenan. Dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Aku yang hendak membuka pintu belakang sontak berjingkat saat lelaki dingin itu berbicara, "Emang aku sopir? Duduk depan!" pintanya.Aku menurut, daripada gagal mendapat pekerjaan bagus. Kulihat Bu Wira tersenyum dan melambaikan tangannya pada Kenan sebelum akhirnya mobil yang kami tumpangi benar-benar menjauhi rumah megah mereka.Ckitt!Jdug!Keningku terkantuk dasbor mobil saat Kenan

    Last Updated : 2022-02-20
  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Status WA Ari

    Status WA Mantan Suami (1)______________________[Janda ngenes, baru kucerai udah kalang kabut aja jualan sayur]Aku meremas baju yang melekat di dada saat jemariku dengan sengaja membuka status WA Mas Ari, mantan suamiku enam bulan yang lalu.Ternyata tidak cukup sampai di situ, di bawah status Mas Ari, terpampang jelas nama Mbak Risa, kakak ipar yang kini sudah menguasai rumah Ibu mertua. Mas Ari dua bersaudara. Kakak pertamanya bekerja di luar pulau dan beristrikan Mbak Risa. Sedang anak kedua yakni Mas Ari, mantan suamiku.[Makanya jadi wanita itu yang nurut. Sok-sokan minta cerai, eh, nggak taunya malah jadi buruh penjual sayur, wkwkwk]

    Last Updated : 2022-01-22
  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Dihina Kakak Ipar

    Status WA Mantan Suami (2)________________________Prang!"Tempe terus ... tempe terus ....!" Mas Ari melepar wajan berisi tempe yang baru saja aku tiriskan.Aku berjingkat, air mata mengalir begitu saja melihat wajan kecil yang sudah menghitam itu tergeletak di lantai dengan minyak goreng yang tentu saja sudah bertumpah ruah.Hatiku berdenyut nyeri, tapi aku bisa apa? Aku masih membutuhkan Mas Ari sekalipun uang yang dia berikan tidak seberapa. Aku tidak memiliki penghasilan lain."Sekali-kali beli ayam, Han. Aku ini kerja ... capek ... masa tiap hari kamu

    Last Updated : 2022-01-22
  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Mengingat Kepedihan

    Status WA Mantan Suami (3)__________________________"Ya kan, Han? Kamu pasti insecure kan punya ipar secantik aku?"Aku menoleh sejenak, lalu kembali berfokus pada para ibu-ibu yang meminta dihitung belanjaannya. Mbak Risa menghentak-hentakkan kaki melihatku yang tidak merespon ucapannya."Loh, Ris, nggak belanja?" teriak Mbak Juli pada Mbak Risa yang melenggang pergi menjauhi gerobak sayur."Dih, nggak level banget aku, Mbak, beli ke dia. Mending ke Mall, uang bulanan dari Ari cukup banyak!" Dia mengibaskan tangan di udara. Aku hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Mbak Risa yang semakin menjadi-jadi semenjak aku bercerai dari

    Last Updated : 2022-01-26
  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Pengakuan Ari

    Status WA Mantan Suami (4)________________________"Hana ... Hana ....!"Aku yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit terkesiap mendengar Mas Ari berteriak lantang dari depan. Segera kumatikan kompor dan menghampirinya yang sudah berdiri di depan pintu dengan berkacak pinggang."Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?""Ada apa kamu bilang, hah? Kamu sadar kan apa yang udah kamu lakuin ke ibu?"Aku menghela nafas kasar. Selalu saja begini, Mas Ari seolah buta dengan situasi yang terja

    Last Updated : 2022-01-26

Latest chapter

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Tanda Merah di Tubuh Risa

    Status WA Mantan Suami (11)___________________________"Lama banget! Ayo, udah telat nih!"Aku mengekor di belakang Kenan. Dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Aku yang hendak membuka pintu belakang sontak berjingkat saat lelaki dingin itu berbicara, "Emang aku sopir? Duduk depan!" pintanya.Aku menurut, daripada gagal mendapat pekerjaan bagus. Kulihat Bu Wira tersenyum dan melambaikan tangannya pada Kenan sebelum akhirnya mobil yang kami tumpangi benar-benar menjauhi rumah megah mereka.Ckitt!Jdug!Keningku terkantuk dasbor mobil saat Kenan

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Kenan

    Status WA Mantan Suami (10)_________________________"Tempe sama tahu terus, Han. Nggak bosen?" ujar Mbak Juli saat melihat tanganku memilih tempe di depannya."Enggak, Mbak. Memang bisanya beli ini," sahutku datar."Duh, Han. Hati-hati Ari berpaling loh. Kamu nggak bisa banget ngatur uang bulanan ya?" selidiknya.Aku menghela napas kasar, "Kenapa sibuk ngurusin saya, Mbak? Emang Mbak Juli tau berapa banyak suami saya ngasih uang belanja. Enggak kan?" ucapku dengan suara bergetar.Mbak Juli mencebik, terlihat dari kejauhan Ibu

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Tawaran Pekerjaan

    Status WA Mantan Suami (9)_________________________Sejak pukul lima pagi aku sudah datang di tempat Bu Wira. Ada sekitar tiga karyawan lain yang sudah datang lebih dulu. Mang Husen, Kang Jono, Yu Srina, dan aku. Kita berjualan di komplek yang berbeda."Apa diantara kalian ada yang mau menggantikan Hana berjualan di komplek ini?" tanya Bu Wira pada ketiga karyawan yang lain.Mereka saling pandang, lalu bersamaan menggelengkan kepala. Aku mendesah lirih, sudah kutebak jika salah satu dari mereka tidak akan ada yang mau menggantikan berkeliling di komplek tempatku berjualan. Mereka memilih berkelil

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Hati yang Mulai Mati

    Status WA Mantan Suami (8)__________________________Aku terkekeh, "Aku takut? Rasa takut itu bahkan telah menguap bersama dengan luka-luka yang sudah dia ciptakan," ujarku.Bu Wira mengusap lenganku lembut. Setelah sadar, aku menutup mulut dan mengusap sudut mata yang sedikit berair."Duh, maaf, Bu, Mas Kevin. Tadi ... anu ... kelepasan. Malah curhat."Keduanya tertawa melihat kegugupan yang kutunjukkan. Baru kali ini aku melihat Kevin tertawa dan bersikap seperti pria baik-baik, padahal sejauh yang kudengar, dia adalah sosok yang suka bermain perempuan. Entah benar atau tidak, aku ti

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Bertemu Kenan

    Status WA Mantan Suami (7)_____________________________"Setoran kamu kenapa banyak minusnya, Han? Apa ada masalah hari ini?" tanya Bu Wira lembut.Aku menunduk, memainkan sepuluh jemari dengan gelisah. Kebaikan hati Bu Wira selalu bisa membuatku merasa tidak enak hati jika terjadi masalah dalam pekerjaanku. Seperti sekarang ini ... uang penjualan sayur harus kurang karena aku tidak bisa menutup kerugian."Ma-maaf, Bu. Ijinkan saya ganti kekurangannya besok ya, Bu, kebetulan tadi saya nggak bawa uang. Sekali lagi maafkan saya," ucapku takut. Bagaimana jika Bu Wira merasa aku tidak becus dalam berjualan? Atau dia justru berpikir aku sudah menilap uangnya?

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Rasa yang Menguap

    Status W* Mantan Suami (6) ______________________________ "Brengsek!" Samar-samar aku mendengar Mas Ari mengumpat. Dengan dada berdebar, aku berjalan semakin menjauh. Rasanya seperti mimpi ketika aku benar-benar berani melawan mereka. Tanpa terasa air mataku mengalir. Bukan karena sedih, melainkan perasaan yang begitu lega karena bisa bangkit setelah berbulan-bulan aku hampir gila karena perlakuan mereka. πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Melawan Mantan Mertua

    Status WA Mantan Suami (5)___________________________"Cabe sepuluh ribu," ujar Ibu Mas Ari datar.Suasana mendadak hening, tidak ada lagi canda tawa para Ibu-ibu yang berbelanja. Mereka seolah mengerti, aku sedang melayani siapa sekarang."Ini, Bu." Kuserahkan sekantong plastik berisi cabe. Harga cabe sedang naik, wajar saja jika sepuluh ribu hanya dapat segenggam saja."Kamu mau menipuku?" bentak Ibu Mas Ari dengan lantang. Aku mengerutkan kening.Menipu?"Maksutnya, Bu?""Iya, kamu mau me

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Pengakuan Ari

    Status WA Mantan Suami (4)________________________"Hana ... Hana ....!"Aku yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit terkesiap mendengar Mas Ari berteriak lantang dari depan. Segera kumatikan kompor dan menghampirinya yang sudah berdiri di depan pintu dengan berkacak pinggang."Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?""Ada apa kamu bilang, hah? Kamu sadar kan apa yang udah kamu lakuin ke ibu?"Aku menghela nafas kasar. Selalu saja begini, Mas Ari seolah buta dengan situasi yang terja

  • Status WA Mantan SuamiΒ Β Β Mengingat Kepedihan

    Status WA Mantan Suami (3)__________________________"Ya kan, Han? Kamu pasti insecure kan punya ipar secantik aku?"Aku menoleh sejenak, lalu kembali berfokus pada para ibu-ibu yang meminta dihitung belanjaannya. Mbak Risa menghentak-hentakkan kaki melihatku yang tidak merespon ucapannya."Loh, Ris, nggak belanja?" teriak Mbak Juli pada Mbak Risa yang melenggang pergi menjauhi gerobak sayur."Dih, nggak level banget aku, Mbak, beli ke dia. Mending ke Mall, uang bulanan dari Ari cukup banyak!" Dia mengibaskan tangan di udara. Aku hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Mbak Risa yang semakin menjadi-jadi semenjak aku bercerai dari

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status