Share

Dihina Kakak Ipar

Penulis: Maulina Fikriyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Status W* Mantan Suami (2)

________________________

 

 

Prang!

 

 

"Tempe terus ... tempe terus ....!" Mas Ari melepar wajan berisi tempe yang baru saja aku tiriskan.

 

 

Aku berjingkat, air mata mengalir begitu saja melihat wajan kecil yang sudah menghitam itu tergeletak di lantai dengan minyak goreng yang tentu saja sudah bertumpah ruah.

 

 

Hatiku berdenyut nyeri, tapi aku bisa apa? Aku masih membutuhkan Mas Ari sekalipun uang yang dia berikan tidak seberapa. Aku tidak memiliki penghasilan lain.

 

 

"Sekali-kali beli ayam, Han. Aku ini kerja ... capek ... masa tiap hari kamu suguhi tempe?"

 

 

Aku menghela napas kasar, "Ayam mahal, Mas. Uang lima ratus ribu benar-benar aku hemat agar cukup sampai gajian bulan depan," sahutku berterus terang.

 

 

"Persetan!" Mas Ari menginjak-injak beberapa potong tempe yang berhamburan di lantai, dan ....

 

 

Brugh!

 

 

Suamiku terpeleset minyak goreng yang belum sempat aku bersihkan. Dia meringis kesakitan bahkan aku pun ikut meringis karena jatuhnya sangat keras. Saat tanganku terulur hendak membantunya, Mas Ari menepis dengan kasar.

 

 

"Sialan! Istri pembawa sial! Dulu aku kira menikahi gadis kampung itu enak ... bisa hidup hemat ... cantiknya alami, tapi ternyata ... aku malah menikahi wanita jelek dan boros sepertimu!" umpat Mas Ari.

 

 

Tanganku terkepal kuat. Jika saja aku punya penghasilan sendiri ... tentu aku tidak sudi bersama dengannya lagi.

 

 

"Kalau kamu mau makan ayam, beri aku tambahan uang." Kuberanikan diri berbicara. Kulihat kilatan amarah di mata Mas Ari, tapi seketika dia tersenyum saat Mbak Risa memanggil namanya dan masuk ke dalam rumah menyaksikan kerusuhan di dapur.

 

 

"Astaga, Hana! Istri macam apa kamu? Masak aja sampai berantakan begini, nggak becus!" cibir Mbak Risa, "Gimana suamimu bisa betah di rumah kalau kamu nggak bisa buat seger matanya. Udah masak cuma tempe goreng, baju juga daster udah pada bolong ... itu rambut minimal smothing lah, biar rapi," cerocos Mbak Risa seraya mengibaskan rambut indahnya di depanku.

 

 

"Kamu masih betah aja sama dia, Ar?" 

 

 

Mas Ari mengedikkan bahu, "Biarin aja, kalau dia udah nggak kuat pasti pergi dari sini. Sayang dong, Mbak, kalau uangku dipakai buat beli surat cerai. Mending kita ...." 

 

 

Hatiku rasanya diremas begitu kuat. Kulihat dengan jelas Mas Ari mengedipkan satu matanya pada Mbak Risa. Kakak iparku itu tersenyum sembari menyelipkan anak rambutnya di belakang telinga.

 

 

"Mas!" teriakku lantang. "Apa-apaan kamu, hah? Mbak Risa itu istri kakakmu, bisa-bisanya kamu pakai segala main kedip-kedip mata di depanku pula!" sambungku dengan nafas memburu.

 

 

Mas Ari melengos. Dia berlalu meninggalkanku di dapur berdua dengan Mbak Risa. Wanita itu tertawa lantang dengan berkacak pinggang.

 

 

"Sadar diri dong, Han. Kamu itu jelek, kusam ... nggak ada seujung kukunya sama aku. Jadi ... jangan salahkan aku ya kalau Ari ...." Mbak Risa memainkan ujung lidahnya di bibir.

 

 

Tanganku terkepal kuat. Kulayangkan tangan di udara dan mendarat tepat di pipi Mbak Astri yang mulus.

 

 

Plak!

 

 

Mbak Risa tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya dan menangis keras. Tidak lama setelah itu Mas Ari datang. Dia membantu Mbak Risa untuk duduk di ruang tamu. Aku tidak peduli ... kubereskan kerusuhan yang sudah Mas Ari perbuat di dapurku.

 

 

"Hana!"

 

 

"Ada apa?"

 

 

"Kamu apakan Mbak Risa, hah?!" Dia mencengkeram daguku dengan kuat. Kulirik Mbak Risa tersenyum tipis dan memainkan satu alisnya ke hadapanku.

 

 

"Aku tampar. Memang kenapa?" 

 

 

Dihempaskannya daguku dengan kasar, bahkan aku hampir saja limbung jika tidak segera menguasai diri.

 

 

"Istri nggak tau diri! Dia itu kakak iparku, Han. Berani-beraninya kamu menamparnya?"

 

 

"Tanya dia, Mas! Berani-beraninya dia berbicara tidak senonoh di depanku. Harusnya Mbak Risa tau, kamu itu adik iparnya ... tidak pantas dia berpikiran ingin menggodamu!" ujarku dengan napas memburu.

 

 

Mas Ari membuang muka. Dia meremas rambutnya frustasi dan mengamit tangan Mbak Risa untuk membawanya keluar.

 

 

"Ar! Marahin Hana dulu dong! Dia udah nampar aku nih!" rengek Mbak Risa dengan manja.

 

 

Mas Ari berbisik, entah mengatakan apa aku tidak mendengarnya. Keduanya pergi menuju rumah Ibu Mertua. Aku menggigit bibir bawah, sebentar lagi sudah pasti suasana semakin panas jika Ibu tau aku sudah menampar pipi menantu kesayangannya.

 

______________________________

 

 

"Lihat deh, Mbak Juli ... kalungku baru loh ini," tutur Mbak Risa di depan gerobak sayur daganganku. Dia memamerkan kalung barunya di depan Mbak Juli, tetangga depan rumahku dulu.

 

 

"Wah, pasti mahal ya, Ris?"

 

 

Mbak Risa mengangguk mantap, mata kami bersiborok saat aku melirik ke arahnya, begitupun Mbak Risa, dia diam-diam menatapku dengan senyuman tipis.

 

 

"Mahal dong. Suamiku kan kerja di luar pulau ... belum lagi jatah dari adik ipar ... ya ... Mbak Juli tau kan, semenjak menjadi duda, Ari kebingungan ngasih jatah bulanan ke siapa. Jadinya aku bantu dia buat mengatur keuangan," sahut Mbak Risa pongah.

 

 

"Emang kamu dikasih berapa sama Ari, Ris?" Kali ini Yu Atikah yang berbicara. 

 

 

"Banyak lah, Yu. Dilarang kepo!" seloroh Mbak Risa.

 

 

"Bukannya kepo sih. Tapi dulu kan dia suka ngasih uang belanja yang nggak seberapa ke mantan istrinya, masa ke kamu berubah jadi royal. Kan kita jadi curigen ... eh curiga gitu," tutur Yu Atikah, si biang gosip di komplek ini.

 

 

Bukan rahasia umum lagi di komplek ini tentang seberapa banyak uang bulananku dulu yang diberikan oleh Mas Ari. Karena hampir setiap menjelang gajian, kami akan bertengkar dan tentu saja mengundang kasak-kusuk para tetangga. Hingga entah bagaimana awalnya, mereka menaruh kasihan padaku setelah tau jika Mas Ari begitu pelit namun royal pada ibu dan iparnya.

 

 

"He ... Yu Tikah! Kalau ngomong hati-hati ya. Aku ini iparnya Ari, jadi wajar dong dia mau ngasih aku uang berapapun. Mantan istrinya aja yang lebay. Udah jelek, boros, suka sakit hati lagi sama aku. Maklum sih, penyakit orang jelek ya gitu ... suka insecure sama orang lain, apalagi orang lainnya itu aku. Auto kabur dia."

 

 

Aku berpura-pura tidak mendengar. Semakin diladeni, justru semakin gencar Mbak Risa membuatku terlihat sangat buruk di depan semua orang.

 

 

"Ya kan, Han? Kamu pasti insecure kan punya ipar secantik aku?"

 

 

 

Bersambung

 

Bab terkait

  • Status WA Mantan Suami   Mengingat Kepedihan

    Status WA Mantan Suami (3)__________________________"Ya kan, Han? Kamu pasti insecure kan punya ipar secantik aku?"Aku menoleh sejenak, lalu kembali berfokus pada para ibu-ibu yang meminta dihitung belanjaannya. Mbak Risa menghentak-hentakkan kaki melihatku yang tidak merespon ucapannya."Loh, Ris, nggak belanja?" teriak Mbak Juli pada Mbak Risa yang melenggang pergi menjauhi gerobak sayur."Dih, nggak level banget aku, Mbak, beli ke dia. Mending ke Mall, uang bulanan dari Ari cukup banyak!" Dia mengibaskan tangan di udara. Aku hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Mbak Risa yang semakin menjadi-jadi semenjak aku bercerai dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Status WA Mantan Suami   Pengakuan Ari

    Status WA Mantan Suami (4)________________________"Hana ... Hana ....!"Aku yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit terkesiap mendengar Mas Ari berteriak lantang dari depan. Segera kumatikan kompor dan menghampirinya yang sudah berdiri di depan pintu dengan berkacak pinggang."Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?""Ada apa kamu bilang, hah? Kamu sadar kan apa yang udah kamu lakuin ke ibu?"Aku menghela nafas kasar. Selalu saja begini, Mas Ari seolah buta dengan situasi yang terja

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Status WA Mantan Suami   Melawan Mantan Mertua

    Status WA Mantan Suami (5)___________________________"Cabe sepuluh ribu," ujar Ibu Mas Ari datar.Suasana mendadak hening, tidak ada lagi canda tawa para Ibu-ibu yang berbelanja. Mereka seolah mengerti, aku sedang melayani siapa sekarang."Ini, Bu." Kuserahkan sekantong plastik berisi cabe. Harga cabe sedang naik, wajar saja jika sepuluh ribu hanya dapat segenggam saja."Kamu mau menipuku?" bentak Ibu Mas Ari dengan lantang. Aku mengerutkan kening.Menipu?"Maksutnya, Bu?""Iya, kamu mau me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Status WA Mantan Suami   Rasa yang Menguap

    Status W* Mantan Suami (6) ______________________________ "Brengsek!" Samar-samar aku mendengar Mas Ari mengumpat. Dengan dada berdebar, aku berjalan semakin menjauh. Rasanya seperti mimpi ketika aku benar-benar berani melawan mereka. Tanpa terasa air mataku mengalir. Bukan karena sedih, melainkan perasaan yang begitu lega karena bisa bangkit setelah berbulan-bulan aku hampir gila karena perlakuan mereka. 🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Status WA Mantan Suami   Bertemu Kenan

    Status WA Mantan Suami (7)_____________________________"Setoran kamu kenapa banyak minusnya, Han? Apa ada masalah hari ini?" tanya Bu Wira lembut.Aku menunduk, memainkan sepuluh jemari dengan gelisah. Kebaikan hati Bu Wira selalu bisa membuatku merasa tidak enak hati jika terjadi masalah dalam pekerjaanku. Seperti sekarang ini ... uang penjualan sayur harus kurang karena aku tidak bisa menutup kerugian."Ma-maaf, Bu. Ijinkan saya ganti kekurangannya besok ya, Bu, kebetulan tadi saya nggak bawa uang. Sekali lagi maafkan saya," ucapku takut. Bagaimana jika Bu Wira merasa aku tidak becus dalam berjualan? Atau dia justru berpikir aku sudah menilap uangnya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Status WA Mantan Suami   Hati yang Mulai Mati

    Status WA Mantan Suami (8)__________________________Aku terkekeh, "Aku takut? Rasa takut itu bahkan telah menguap bersama dengan luka-luka yang sudah dia ciptakan," ujarku.Bu Wira mengusap lenganku lembut. Setelah sadar, aku menutup mulut dan mengusap sudut mata yang sedikit berair."Duh, maaf, Bu, Mas Kevin. Tadi ... anu ... kelepasan. Malah curhat."Keduanya tertawa melihat kegugupan yang kutunjukkan. Baru kali ini aku melihat Kevin tertawa dan bersikap seperti pria baik-baik, padahal sejauh yang kudengar, dia adalah sosok yang suka bermain perempuan. Entah benar atau tidak, aku ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Status WA Mantan Suami   Tawaran Pekerjaan

    Status WA Mantan Suami (9)_________________________Sejak pukul lima pagi aku sudah datang di tempat Bu Wira. Ada sekitar tiga karyawan lain yang sudah datang lebih dulu. Mang Husen, Kang Jono, Yu Srina, dan aku. Kita berjualan di komplek yang berbeda."Apa diantara kalian ada yang mau menggantikan Hana berjualan di komplek ini?" tanya Bu Wira pada ketiga karyawan yang lain.Mereka saling pandang, lalu bersamaan menggelengkan kepala. Aku mendesah lirih, sudah kutebak jika salah satu dari mereka tidak akan ada yang mau menggantikan berkeliling di komplek tempatku berjualan. Mereka memilih berkelil

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Status WA Mantan Suami   Kenan

    Status WA Mantan Suami (10)_________________________"Tempe sama tahu terus, Han. Nggak bosen?" ujar Mbak Juli saat melihat tanganku memilih tempe di depannya."Enggak, Mbak. Memang bisanya beli ini," sahutku datar."Duh, Han. Hati-hati Ari berpaling loh. Kamu nggak bisa banget ngatur uang bulanan ya?" selidiknya.Aku menghela napas kasar, "Kenapa sibuk ngurusin saya, Mbak? Emang Mbak Juli tau berapa banyak suami saya ngasih uang belanja. Enggak kan?" ucapku dengan suara bergetar.Mbak Juli mencebik, terlihat dari kejauhan Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Status WA Mantan Suami   Tanda Merah di Tubuh Risa

    Status WA Mantan Suami (11)___________________________"Lama banget! Ayo, udah telat nih!"Aku mengekor di belakang Kenan. Dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Aku yang hendak membuka pintu belakang sontak berjingkat saat lelaki dingin itu berbicara, "Emang aku sopir? Duduk depan!" pintanya.Aku menurut, daripada gagal mendapat pekerjaan bagus. Kulihat Bu Wira tersenyum dan melambaikan tangannya pada Kenan sebelum akhirnya mobil yang kami tumpangi benar-benar menjauhi rumah megah mereka.Ckitt!Jdug!Keningku terkantuk dasbor mobil saat Kenan

  • Status WA Mantan Suami   Kenan

    Status WA Mantan Suami (10)_________________________"Tempe sama tahu terus, Han. Nggak bosen?" ujar Mbak Juli saat melihat tanganku memilih tempe di depannya."Enggak, Mbak. Memang bisanya beli ini," sahutku datar."Duh, Han. Hati-hati Ari berpaling loh. Kamu nggak bisa banget ngatur uang bulanan ya?" selidiknya.Aku menghela napas kasar, "Kenapa sibuk ngurusin saya, Mbak? Emang Mbak Juli tau berapa banyak suami saya ngasih uang belanja. Enggak kan?" ucapku dengan suara bergetar.Mbak Juli mencebik, terlihat dari kejauhan Ibu

  • Status WA Mantan Suami   Tawaran Pekerjaan

    Status WA Mantan Suami (9)_________________________Sejak pukul lima pagi aku sudah datang di tempat Bu Wira. Ada sekitar tiga karyawan lain yang sudah datang lebih dulu. Mang Husen, Kang Jono, Yu Srina, dan aku. Kita berjualan di komplek yang berbeda."Apa diantara kalian ada yang mau menggantikan Hana berjualan di komplek ini?" tanya Bu Wira pada ketiga karyawan yang lain.Mereka saling pandang, lalu bersamaan menggelengkan kepala. Aku mendesah lirih, sudah kutebak jika salah satu dari mereka tidak akan ada yang mau menggantikan berkeliling di komplek tempatku berjualan. Mereka memilih berkelil

  • Status WA Mantan Suami   Hati yang Mulai Mati

    Status WA Mantan Suami (8)__________________________Aku terkekeh, "Aku takut? Rasa takut itu bahkan telah menguap bersama dengan luka-luka yang sudah dia ciptakan," ujarku.Bu Wira mengusap lenganku lembut. Setelah sadar, aku menutup mulut dan mengusap sudut mata yang sedikit berair."Duh, maaf, Bu, Mas Kevin. Tadi ... anu ... kelepasan. Malah curhat."Keduanya tertawa melihat kegugupan yang kutunjukkan. Baru kali ini aku melihat Kevin tertawa dan bersikap seperti pria baik-baik, padahal sejauh yang kudengar, dia adalah sosok yang suka bermain perempuan. Entah benar atau tidak, aku ti

  • Status WA Mantan Suami   Bertemu Kenan

    Status WA Mantan Suami (7)_____________________________"Setoran kamu kenapa banyak minusnya, Han? Apa ada masalah hari ini?" tanya Bu Wira lembut.Aku menunduk, memainkan sepuluh jemari dengan gelisah. Kebaikan hati Bu Wira selalu bisa membuatku merasa tidak enak hati jika terjadi masalah dalam pekerjaanku. Seperti sekarang ini ... uang penjualan sayur harus kurang karena aku tidak bisa menutup kerugian."Ma-maaf, Bu. Ijinkan saya ganti kekurangannya besok ya, Bu, kebetulan tadi saya nggak bawa uang. Sekali lagi maafkan saya," ucapku takut. Bagaimana jika Bu Wira merasa aku tidak becus dalam berjualan? Atau dia justru berpikir aku sudah menilap uangnya?

  • Status WA Mantan Suami   Rasa yang Menguap

    Status W* Mantan Suami (6) ______________________________ "Brengsek!" Samar-samar aku mendengar Mas Ari mengumpat. Dengan dada berdebar, aku berjalan semakin menjauh. Rasanya seperti mimpi ketika aku benar-benar berani melawan mereka. Tanpa terasa air mataku mengalir. Bukan karena sedih, melainkan perasaan yang begitu lega karena bisa bangkit setelah berbulan-bulan aku hampir gila karena perlakuan mereka. 🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

  • Status WA Mantan Suami   Melawan Mantan Mertua

    Status WA Mantan Suami (5)___________________________"Cabe sepuluh ribu," ujar Ibu Mas Ari datar.Suasana mendadak hening, tidak ada lagi canda tawa para Ibu-ibu yang berbelanja. Mereka seolah mengerti, aku sedang melayani siapa sekarang."Ini, Bu." Kuserahkan sekantong plastik berisi cabe. Harga cabe sedang naik, wajar saja jika sepuluh ribu hanya dapat segenggam saja."Kamu mau menipuku?" bentak Ibu Mas Ari dengan lantang. Aku mengerutkan kening.Menipu?"Maksutnya, Bu?""Iya, kamu mau me

  • Status WA Mantan Suami   Pengakuan Ari

    Status WA Mantan Suami (4)________________________"Hana ... Hana ....!"Aku yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit terkesiap mendengar Mas Ari berteriak lantang dari depan. Segera kumatikan kompor dan menghampirinya yang sudah berdiri di depan pintu dengan berkacak pinggang."Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?""Ada apa kamu bilang, hah? Kamu sadar kan apa yang udah kamu lakuin ke ibu?"Aku menghela nafas kasar. Selalu saja begini, Mas Ari seolah buta dengan situasi yang terja

  • Status WA Mantan Suami   Mengingat Kepedihan

    Status WA Mantan Suami (3)__________________________"Ya kan, Han? Kamu pasti insecure kan punya ipar secantik aku?"Aku menoleh sejenak, lalu kembali berfokus pada para ibu-ibu yang meminta dihitung belanjaannya. Mbak Risa menghentak-hentakkan kaki melihatku yang tidak merespon ucapannya."Loh, Ris, nggak belanja?" teriak Mbak Juli pada Mbak Risa yang melenggang pergi menjauhi gerobak sayur."Dih, nggak level banget aku, Mbak, beli ke dia. Mending ke Mall, uang bulanan dari Ari cukup banyak!" Dia mengibaskan tangan di udara. Aku hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Mbak Risa yang semakin menjadi-jadi semenjak aku bercerai dari

DMCA.com Protection Status