Share

Mengajak Bertemu

Kanaya Arinda meletakkan ponselnya dengan gusar ke atas ranjang. Bastian Mahendra hanya menatap sang istri sambil tetap tersenyum.

"Ini semua karena idemu, Sayang. Seharusnya kita tetap berpegang teguh kepada rencana kita sejak awal untuk tidak merestui Jaya dan gadis itu, sekarang lihatlah apa yang terjadi! Sekarang Jaya menjadi pemberitaan!"

"Gadis itu adalah menantumu, Sayang. Mayra pasti sedih kalau mendengarmu mengatakan hal ini!" Bastian mengulurkan segelas air minum kepada Kanaya yang diterima Kanaya dengan wajah tetap ditekuk.

"Kita sebaiknya pergi ke luar negeri saja. Nama baik kita, Sayang. Dipertaruhkan di sini!" seru Kanaya lagi. Jemarinya yang lentik mempermainkan kukunya yang rapi dan cantik. Itu cara Kanaya untuk menutupi kegelisahannya.

"Hanya inisial nama saja dan siluet dari kejauhan. Kau tidak perlu terlalu merisaukan hal ini," ujar Bastian untuk kesekian kali. Untuk menenangkan sang istri, kalimat yang sama harus diulang berkali-kali.

"Hanya orang bodoh yang tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status