Simfoni Tanpa Nada

Simfoni Tanpa Nada

last updateLast Updated : 2025-01-20
By:   Png  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
65views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Ketika seorang musisi dari orkestra legendaris Midanget Sunyata ditemukan tewas secara misterius di Desa Sukamundur, Aditya Arya—mantan polisi yang kini menjadi detektif swasta—dipanggil untuk menyelidiki. Namun, kasus ini bukanlah kematian biasa. Jejak berupa partitur kosong bertuliskan judul simfoni yang tidak dikenal, bisikan tentang "musik dari kehampaan," dan keanehan yang mengelilingi orkestra tersebut membawa Aditya pada misteri yang melibatkan rahasia gelap, konflik di antara para musisi, dan kemungkinan adanya sesuatu yang supranatural. Di tengah bayangan masa lalu desa yang penuh misteri, Aditya harus mengungkap kebenaran sebelum "nada tanpa suara" itu kembali memakan korban.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1: Panggilan Keheningan

Hujan mengguyur deras, memukul kaca jendela kantor kecil milik Aditya Arya. Irama hujan yang berulang-ulang itu seperti musik tanpa akhir, monoton, tapi tak sepenuhnya sunyi. Kantor Aditya, yang lebih menyerupai gudang dengan meja kayu tua, lampu neon berkedip, dan tumpukan dokumen berdebu, menjadi tempatnya menghabiskan malam.Dia memandang secangkir kopi di mejanya. Kopi itu sudah dingin, mencerminkan hidupnya yang belakangan ini terasa datar. Sebagai detektif swasta, kebanyakan kasusnya adalah rutinitas belaka—perselingkuhan, penyelidikan kecil, dan pencurian rumah tangga. Tidak ada yang cukup menantang otaknya seperti dulu, ketika dia masih aktif di kepolisian.Namun, malam itu membawa sesuatu yang berbeda. Sebuah amplop merah tergeletak di antara tumpukan dokumen di mejanya, mencolok di antara segala yang kusam. Amplop itu tidak pernah dia lihat sebelumnya, dan dia tidak ingat siapa yang meletakkannya di sana.Aditya mengamati amplop itu dengan hati-hati. Namanya tertulis di bagi...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Bab 1: Panggilan Keheningan
Hujan mengguyur deras, memukul kaca jendela kantor kecil milik Aditya Arya. Irama hujan yang berulang-ulang itu seperti musik tanpa akhir, monoton, tapi tak sepenuhnya sunyi. Kantor Aditya, yang lebih menyerupai gudang dengan meja kayu tua, lampu neon berkedip, dan tumpukan dokumen berdebu, menjadi tempatnya menghabiskan malam.Dia memandang secangkir kopi di mejanya. Kopi itu sudah dingin, mencerminkan hidupnya yang belakangan ini terasa datar. Sebagai detektif swasta, kebanyakan kasusnya adalah rutinitas belaka—perselingkuhan, penyelidikan kecil, dan pencurian rumah tangga. Tidak ada yang cukup menantang otaknya seperti dulu, ketika dia masih aktif di kepolisian.Namun, malam itu membawa sesuatu yang berbeda. Sebuah amplop merah tergeletak di antara tumpukan dokumen di mejanya, mencolok di antara segala yang kusam. Amplop itu tidak pernah dia lihat sebelumnya, dan dia tidak ingat siapa yang meletakkannya di sana.Aditya mengamati amplop itu dengan hati-hati. Namanya tertulis di bagi
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more
Bab 2: Jejak Bayangan
Malam di Desa Sukamundur terasa lebih sunyi dibandingkan malam mana pun yang pernah Aditya rasakan. Keheningan itu hampir terasa menghimpit, seolah-olah desa ini memiliki jiwa yang mengawasi setiap langkahnya. Tiupan angin malam hanya terdengar samar di antara pepohonan. Tidak ada suara burung malam, tidak ada suara jangkrik. Keheningan seperti ini bukanlah sesuatu yang biasa. Setelah insiden bayangan di aula, Aditya memutuskan untuk lebih berhati-hati dalam setiap tindakannya. Sebuah firasat kuat mengatakan kepadanya bahwa ada lebih banyak hal yang tersembunyi di balik insiden ini. Partitur kosong bertuliskan “Simfoni No. 8.” yang ditemukan di atas piano tadi malam kini tersimpan rapi di dalam tas kulit tuanya. Dia tahu, setiap detail kecil dalam kasus ini bisa menjadi kunci penting. Partitur itu menggelitik rasa ingin tahunya—apakah ini sekadar kebetulan atau sebuah pesan? Pagi harinya, dengan sinar matahari yang temaram menerobos celah awan mendung, Aditya memutuskan untuk kembal
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more
Bab 3: Simfoni Senyap
Hujan tipis membasahi Desa Sukamundur pagi itu. Awan kelabu menggantung rendah, membentuk langit yang seolah menekan desa kecil itu ke dalam keheningan abadi. Aditya Arya berdiri di aula utama gedung konser Midanget Sunyata, memandang piano hitam di panggung. Bayangan malam sebelumnya masih membekas dalam pikirannya—kehadiran sosok misterius, hilangnya bayangan secara tiba-tiba, dan partitur kosong bertuliskan ”Simfoni No. 8.”Dia melangkah pelan ke panggung, membiarkan derit lantai kayu mengisi ruangan yang kosong. Dengan hati-hati, dia membuka penutup piano. Tuts-tutsnya bersih, hampir terlalu bersih untuk instrumen yang terlihat tua dan usang dari luar. Aditya menyentuh salah satu tuts, menghasilkan nada yang terdengar janggal—nada itu tidak selaras, seperti ada ketidakseimbangan di dalam piano.“Tidak ada yang memainkan piano ini sejak Aryawiguna pergi,” suara berat tiba-tiba terdengar dari belakangnya.Aditya menoleh. Maestro Harjo berdiri di pintu masuk aula, tangannya memegang
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more
Bab 4: Kehadiran di Balik Bayangan
Langit malam di Desa Sukamundur terasa lebih berat dari biasanya. Kabut begitu tebal menyelimuti setiap sudut Desa Sukamundur, seperti selimut abu-abu yang menghimpit. Di kejauhan, terlihat bayangan pohon tampak seperti siluet makhluk tinggi yang mengintai untuk menyergap mangsanya. Gedung konser Midanget Sunyata berdiri di tengah desa, megah tapi menyeramkan dan terkenal tapi terlihat suram, dengan cat dinding mulai kusam dan pilar-pilar besar yang menjulang seperti penjaga bisu. Terlihat bangunan yang seperti tak pernah dipakai selama bertahun-tahun.Di aula utama Gedung konser Midanget Sunyoto, Saras berdiri terengah-engah setelah berlari masuk menuju aula utama. Wajahnya memucat, seluruh tubuhnya gemetar, mengisyaratkan gentingnya keadaan. Matanya yang penuh ketakutan beralih dari Aditya ke jendela besar aula, seolah-olah sesuatu di luar masih mengintainya.“Mereka datang, mereka datang, mereka datang...” katanya dengan suara gemetar.Aditya, yang berdiri tak jauh darinya, memirin
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Bab 5: Melodi dari Kegelapan
Malam di Desa Sukamundur terasa seperti menahan napas. Kabut menyelimuti setiap sudut desa, menebarkan hawa dingin yang menembus kulit. Di aula Gedung Konser Midanget Sunyata, Saras, Harjo, dan Aditya berdiri memandangi partitur bertuliskan "Simfoni No. 8 – Gerakan 3.". Cahaya lampu yang temaram semakin menambah suasana mencekam."Kita harus berhati-hati," ucap Harjo dengan nada tegas. "Setiap kali musik ini dimainkan, sesuatu dari sisi lain merespons. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya kita hadapi."Aditya mendesah pelan, mencoba menenangkan pikirannya. "Tapi jika kita tidak memainkannya, bagaimana kita bisa memecahkan misteri ini? Jejak kaki besar di luar, bayangan-bayangan yang Saras lihat—semuanya terkait dengan simfoni ini. Kita tidak bisa hanya berdiam diri."Harjo menggelengkan kepala, kerutan di dahinya semakin dalam. "Aryawiguna memperingatkan kita tentang hal ini. Musiknya bukan sekadar seni; ia adalah pintu ke tempat yang tidak boleh disentuh manusia."Namun, Saras, yang s
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more
Bab 6: Harmoni Terakhir
Cahaya pagi yang suram menerobos masuk melalui celah-celah daun di Desa Sukamundur. Suara angin menggetarkan ranting pohon-pohon tua di sekitar desa, menciptakan melodi alami yang selaras dengan ketegangan yang menggantung di udara. Aditya Arya berdiri di tengah aula gedung konser Midanget Sunyata, memandangi piano hitam yang kini terasa seperti jantung dari semua misteri ini. Di sampingnya, Saras duduk di salah satu kursi penonton, mencoba menenangkan dirinya setelah kejadian mengerikan di hutan semalam.“Simfoni ini masih belum selesai,” ucap Aditya, memecah keheningan. Tatapannya tertuju pada partitur yang ditemukan di ruangan bawah tanah semalam: “Simfoni No. 9 – Gerakan 1.”Harjo, yang berdiri tidak jauh dari mereka, mengangguk perlahan. “Aryawiguna mencoba memperbaiki kesalahannya dengan menyusun simfoni ini. Tapi dia tidak pernah berhasil menyelesaikannya. Dan sekarang, kita harus melakukannya. Jika tidak, pintu yang dia buka tidak akan pernah tertutup.”Saras mengangkat wajahn
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more
Bab 7: Nada yang Tersisa
Pagi di Desa Sukamundur terasa lebih sunyi dari biasanya. Cahaya matahari yang hangat menyinari jalanan berbatu, tetapi keheningan aneh menggantung di udara. Setelah kejadian di gedung konser, desa itu seperti ditelan rasa takut yang tidak terlihat. Aditya Arya duduk di depan sebuah pondok kecil di ujung desa, menggenggam fragmen partitur yang ia temukan di reruntuhan. Tulisan tangan di sudutnya masih terngiang di pikirannya: "Musik ini tidak pernah berhenti. Mereka akan kembali."Saras mendekat pelan, membawa secangkir teh hangat. Wajahnya masih pucat, tetapi ia mencoba tersenyum. "Apa yang Anda temukan di fragmen itu?" tanyanya, suaranya nyaris berbisik.Aditya mengangkat fragmen itu, menunjukkannya padanya. "Ini adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. ”Simfoni No. 9.” belum selesai, dan meskipun Harjo sudah mengorbankan dirinya, ada sesuatu yang masih tersisa. Ini seperti peringatan bahwa ancaman itu belum benar-benar hilang."Saras duduk di sampingnya, memandang fragmen itu d
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
Bab 8: Pintu Harmoni
Langkah kaki Aditya dan Saras bergema di tangga batu menuju ruang bawah tanah yang baru mereka temukan. Cahaya senter mereka menari di dinding yang lembap, menyoroti ukiran-ukiran aneh yang terukir dengan presisi. Setiap langkah terasa membawa mereka semakin jauh dari dunia nyata, masuk ke dalam misteri yang ditinggalkan Aryawiguna.Ketika mereka mencapai dasar tangga, udara terasa lebih dingin. Sebuah ruangan besar terbuka di depan mereka, diterangi oleh cahaya lembut yang tidak jelas dari mana sumbernya. Di tengah ruangan berdiri podium batu besar yang menahan sebuah kotak kaca. Di dalam kotak itu, terdapat sebuah partitur lengkap bertuliskan: "Simfoni No. 9 – Gerakan Akhir."Saras menelan ludah, pandangannya terpaku pada partitur itu. "Ini... ini pasti yang kita cari," katanya dengan suara bergetar. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat bayangan yang bergerak di sudut ruangan.Aditya segera mengarahkan senternya. "Siapa di sana?" tanyanya tegas.Bayangan itu tetap diam, tetapi so
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
Bab 9: Gema yang Tersisa
Langit Desa Sukamundur perlahan berubah dari kelabu menjadi biru cerah. Udara pagi membawa kesejukan yang terasa berbeda, seperti beban berat yang selama ini menekan desa telah terangkat. Aditya Arya berdiri di tepi hutan, memandangi partitur lengkap ”Simfoni No. 9.” yang kini berada di tangannya. Sementara itu, Saras berdiri tak jauh di belakangnya, matanya tertuju pada desa yang mulai bangkit dari keheningan panjang.“Semua terlihat damai sekarang,” gumam Saras pelan, seolah berbicara kepada dirinya sendiri.Aditya mengangguk perlahan, tetapi sorot matanya penuh kekhawatiran. “Ya, tapi aku tidak bisa berhenti berpikir tentang kata-kata pria tua itu. Musik ini memiliki kekuatan lebih besar daripada yang kita bayangkan. Apa yang kita lakukan bukan hanya menutup pintu, tapi mungkin membuka jalan baru.”Saras menatap Aditya, bingung. “Apa maksud Anda?”Aditya mengangkat partitur itu, memperlihatkan halaman-halaman penuh notasi yang tampak seperti kode rahasia. “Aryawiguna tidak hanya me
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status