Share

Mengarah ke Satu Titik

‘Benarkah aku mencintai gadis bodoh itu? Tidak, tidak, tidak! Lagi pula, siapa yang sudi mencintai gadis bisu, sombong, angkuh, dan menyebalkan seperti si Bungo itu?’

“Sudahlah, jangan merepek yang tidak-tidak!” Antaguna lalu melompat ringan mendekati kudanya. “Aku tak hendak lagi mendengar kata-katamu yang aneh dan menyebalkan itu.”

Lalu dengan ringan pula dia melompat ke punggung kuda hitamnya. Sementara Gadih Cimpago tersenyum-senyum sembari menggeleng-gelengkan kepala menatap pria tinggi besar dan berotot itu yang sengaja menyembunyikan wajahnya yang merona.

‘Dasar laki-laki!’

“Tarigan!”

Gadih Cimpago berhasil membuat Antaguna menghentikan langkah kudanya sebelum berlalu dari hadapannya.

“Aku sudah melupakan nama itu!”

“Baiklah, akan aku ingat itu baik-baik. Dengar, si Bungo mencari empat kelopak Teratai Abadi lainnya. Rajo Bungsu tidak ingin ada lagi korban nyawa berjatuhan disebabkan Teratai Abadi. Dan mungkin, sekarang gadis itu sedang berada di sekitar tebing timur Ngarai Sian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status