Share

Jawaban Sesungguhnya

“Apakah kau menyesal?” tanya Antaguna.

Kembali Gadih Cimpago tersenyum. “Entahlah,” ujarnya. “Aku bukan seorang yang munafik, Tarigan. Tentu saja, sesekali perasaan itu muncul menghantuiku. Akan tetapi, aku punya kehidupanku sendiri. Menuruti dendam, tidak akan ada habisnya. Mantiko Sati membunuh ayah dan kakak laki-lakiku, lalu katakanlah aku berhasil membunuh dia, lalu apa? Tidakkah kau berpikir bahwa anak keturunannya nanti akan menuntut balas padaku?”

Antaguna menghela napas dalam-dalam. Dia tidak menjawab pertanyaan itu. Kekecewaan di dalam hatinya memaksanya untuk tetap diam.

Sang wanita tertawa tanpa suara. “Di atas langit masih ada langit, Tarigan. Kau mendatangi istana, lalu bertanya tentang Puti Bungo Satangkai. Dengan mempertimbangkan hal ini, aku tahu bahwa setidaknya, kau mengenal gadis itu, bukan?”

Lagi-lagi Antaguna hanya diam saja.

“Bukankah ini hal yang lucu?” Gadih Cimpago terkikik halus.

Antaguna mengernyit memandangi wanita sakti di samping kanannya itu. Apanya yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status