Chae Ra yang sudah menjadi Shaman di usianya yang masih 22 tahun. Mungkin di era saat ini paranormal sudah dipandang sebelah mata, dan bahkan beberapa dari mereka sudah tidak percaya dengan adanya hal ini. Namun Chae Ra yang masih bertahan dengan keyakinannya antara dirinya dan leluhurnya. Melawan kekuatan gaib, sesuai sumpahnya hingga ia mati. Namun pada salah satu kasus yang ia tangani, ada suatu hal yang membuat pendiriannya goyah. Apa yang akan Shaman ini lakukan?
View MoreDRTTT… DRTT…Chae Ra terpaksa membuka matanya lalu mengambil ponselnya yang bergetar.[JU YEONG]Calling…“Ck… apalagi ini?” Gumam Chae Ra yang tak terima tidurnya diganggu“Hm?”“Kau belum bangun?” “Menurutmu?”“Hah… kau lupa agenda kita hari ini?”“Tidak ada panggilan atau mengusiran hari ini”“Kau pikir hidupmu hanya untuk pengusiran roh saja? Ayolah hidupmu masih panjang”“Langsung saja kua mau bicara apa denganku!!!”“Kau lupa kaya kita akan kencan? Dasar kau ini, bersiaplah tak perlu tampil cantik. Sebentar lagi akan ku jemput”TIT….Setelah panggilannya terputus, Chae Ra yang masih mengumpulkan nyawanya hanya memandang layar ponselnya dengan sinis....“Mau kemana?” Tanya ibu tanpa memutuskan matanya pada majalah yang ia baca“Kencan” jawab Chae Ra datarMendengar itu, ibu Chae Ra langsung memandang Chae Ra dengan datar lalu kembali membaca majalahnya“Pria bertato itu?” Tanya ibu memastikan“Iya” jawab Chae Ra sambil memakai sepatunya“Aku bingung dengan pemikiran mu” gumam
Chae Ra dan rekannya sudah berganti pakaian dengan pakaian yang modern. Sebelumnya mereka memakai pakaian tradisional untuk melakukan upacara.“Ini untuk mu,” ucap bibi kim sambil memberikan amplop yang cukup tebal.“Bibi? Kurasa ini lebih,” ucap Chae Ra menerima amplop itu.“Tidak, itu bahkan tak sebanding dengan rasa terima kasihku pada kalian,” ucap bibi kim.“Kami menikah 40 tahun yang lalu, saat aku seusia mu menikah di umur 20 tahun memang terbilang sangat cepat. Tapi aku percaya laki-laki yang menjadi suami ku ini adalah pria yang sangat baik. Dan kami saling mencintai.” Ucap bibi Kim menceritakan masa lalunya, “ia selalu membuatku merasa senang, merasa nyaman saat didekatnya. Namun sayangnya keluarga kami menentang, maksudku keluargaku. Karena suamiku sudah hidup sendiri sejak ia kecil, membuat orang-orang dengan santainya merendahkan dan menginjak-injak nya. Keluargaku yang masih memegang erat status kasta tentu sangat menentang hubungan kami.” Chae Ra masih mendengar dengan
Dari sanalah cerita Bibi Kim menangis sambil terisak. Disebutkan bahwa suaminya mengambil kalung berharga milik keluarganya, yang menentang hubungan mereka. Beberapa kali Bibi Kim melarangnya, tapi ia tetap tidak mau dengar.Chae Ra melihat raut wajah pria itu dari secangkir teh kini berubah dengan ekspresi sedih. Seakan-akan juga ikut merasakan kepedihan di hati sang istri.“Bibi… semua ini diluar kuasamu dan tentu di luar kuasaku juga. Takdir yang Tuhan berikan tidak bisa di tentang. Namun hubungan kalian bukanlah perlawanan takdir, melainkan perjuangan takdir,” ucap Chae Ra dengan lembutBibi kim masih menangis di dalam pelukan sang adik.“Hah… suamimu, dikuburkan di sini. Lebih baik kita makamkan dengan layak, sebelum matahari terbenam.” ucap Chae Ra memutuskan “Bagaimana bisa? Bagaimana caranya?” Tanya paman KimChae Ra berjalan keluar menuju ruang tamu untuk mengambil ponsel. Lalu menelpon seseorang untuk meminta bantuan“Halo? Bisa bantu aku? Tenang saja semuanya akan dibagi ra
Bibi Kim Ai Ra dan Paman Kim Shin memperhatikan Chae Ra yang masih dengan posisinya berdiri di dekat gantungan jasnya. Telapak tangan yang menyatu sambil membaca mantra dengan mata tertutup.FYUUUUUSHHHH!Tiba-tiba angin berhembus dengan kencang menembus dalam rumah, lampu yang awalnya bersinar dengan terang kini terlihat kedap kedip tak menentu.“Apa— apa yang terjadi?” Chae Ra tidak menggubrisnya. Ia masih bertahan di posisi itu, melihat kejadian-kejadian yang tidak dua orang itu ketahui. Dirinya adalah saksi pembunuhan sadis itu.“HA?!” teriak Chae Ra kaget dengan darah yang juga terciprat pada wajahnyaSuasana yang tiba-tiba sunyi. Lalu ia kembali menatap sekelompok itu. Semua Orang itu menatapnya dengan mata yang hampir keluar. Raut wajah yang penuh dengan dendam dan emosi“Kau?!” ucap pria itu yang masih memegang pedang di tangannya dengan darah segar yang masih melekat pada badan pedang itu.Ia berjalan mendekat ke arah Chae Ra seakan Chae Ra adalah musuh yang harus dimusnahka
Chae Ra yang sedang menyetir dengan kecepatan sedang sambil sesekali ikut bersenandung mendengar lagu favoritnya yang diputar. Kliennya yang akan ia temui saat ini tinggal di sekitar kaki gunung Inwangsan, cukup jauh dari pusat kota Seoul. Membuatnya harus memakai pakaian lebih tebal untuk daerah dingin seperti di area kaki gunung.Tak menunggu waktu lama, Chae Ra sudah sampai di alamat yang ia tuju. Terlihat beberapa rumah tradisional yang masih di ditinggali beberapa keluarga, meskipun untuk zaman sekarang hal ini sudah terlalu kuno.Chae Ra pun turun dari mobil dengan pakaian musim dingin berwarna hitam senada dengan rok panjang, dan jas kulit yang menutup badan sampai betisnya. Ditambah lagi ia memakai sepatu boots tinggi yang membuat kakinya lebih jenjang. Rambut panjangnya terurai ke belakang tanpa menghalangi wajah cantiknyaPenampilannya saat ini lebih terlihat seperti model dibanding shaman atau dukun.“Kau yakin dia orangnya?” ucap seorang wanita tua sedang berbisik pada pr
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments