Share

Bab 95

Pagi-pagi sekali Rambe menerima telepon tidak mengenakkan. Yang menjadi fokus utamanya setelah satu nama disebut adalah ketiadaannya Ayana di sisinya. Tunggang langgang Rambe kenakan celananya yang bercecer tanpa peduli kaosnya. Kedua kakinya berlari menuruni tangga dan mengembuskan napas lega kala melihat sang calon istri ada di pinggir kolam.

Duduk anteng dengan sinar mentari yang menyinari. Di temani alunan musik jazz kesukaannya. Ingin mendengus pada awalnya. Tapi tahu kalau itu buang-buang waktu, segera Rambe hampiri Ayana dan memeluk lehernya.

“Bikin aku kuatir saja.” Rambe gigit bahu terbuka Ayana yang si empunya terkekeh. “Bisa, kan bangunin aku dulu.” Bibir Rambe bergerak liar mencari posisi kesukaannya. Menciumi leher jenjeng Ayana dan menerpakan napasnya di sana.

“Geli papa.” Teriak Ayana dengan desahan yang tertahan.

Sejak hari di mana Ayana beri jawaban atas persetujuan lamaran Rambe yang belum pernah terjawab. Panggilan Ayana berubah-ubah.

“Ikut aku ke kantor yuk.”

Jauh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status