Share

Bab 102

Rambe kalang kabut. Kesiangan. Berkas-berkas rapat terpaksa dirinya cek ulang. Kemeja yang sudah di siapkan Ayana berubah lecek akibat ulahnya yang berlarian. Dasi yang sudah Ayana pasangkan miring ke kiri. Rambut yang sudah Ayana rapikan, amburadul. Serangan badai bella tiba di Lombok dan Rambe korban utama.

Inginnya Ayana marahi. Tapi urung melihat bagaimana tersiksanya Rambe yang harus memuntahkan makanannya lantaran efek morning sickness. Berkali-kali Ayana usapi perut buncitnya untuk jangan rewel sejenak. Kasihan Rambe.

“Besok lagi jangan bobok kemalaman.” Ayana berikan teh mint untuk Rambe seruput. Dan anggukan kepalanya membuat Ayana tersenyum.

“Nanti mama ke sini.” Ayana mengangguk. Tahu bahwa mama angkat lelakinya akan datang bersama rombongan keluarga lainnya. “Kamu nggak perlu repot. Mama nggak mau kamu dan babynya kenapa-kenapa. Jangan capek-capek.”

Ini rasanya luar biasa sekali. Dicintai dan mencintai Rambe membuat Ayana tidak menjadi orang lain. Segala kebaikan dan keb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status