Share

Bab 101

Malam ini, usai makan malam yang berlangsung dengan khidmat—tidak untuk Pulung. Perempuan itu blingsatan tidak karuan. Makannya tidak nikmat, seleranya tidak ada. Tatapan matanya nyaris kosong dan hanya memandang Omi diam-diam.

Diam-diam menahan tangis. Diam-diam menahan sesak. Dan diam-diam berserapah dalam hati.

Maha yang melihatnya hanya diam. Tidak banyak yang bisa dirinya lakukan. Pikirnya, jika hati seorang ibu sudah terluka karena anaknya yang di sakiti, tamat sudah dunia. Dan kini, tidak ada yang bisa membantah arti tatapan Pulung yang nyalang menghujam Aksara.

“Papa juga nggak tahu.” Tutur Aksara. “Papa kira semuanya baik-baik saja karena Naomi nggak pernah nunjukin gelagat apa pun dan Dante memang secuek itu.”

“Papa nggak tahu atau pura-pura bungkam. Papa orangtua bukan, sih?”

Mendengar cercaan Pulung, Aksara diam. Hendak melawan bukan waktu yang tepat. Bahkan jika di beri kesempatan untuk menjelaskan secara rinci juga percuma. Emosi tengah menguasai Pulung. Bersama kebenc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status