Share

Bab 104

“Mau cerita sama mama?”

Pertama kalinya dalam sejarah, Naomi tersangkut masalah. Di lingkungan sekolah. Namun baik Maha maupun Pulung, alih-alih marah, kedua orangtua itu justru mendekap Naomi yang terdiam di sofa ruang kerja Maha. Matanya sesekali melirik-lirik ke arah papanya yang terus tersenyum dengan tenang.

“Mama nggak marah,” kata Pulung. “Kalau Omi diam, mama yang ngerasa paling salah.”

“Kenapa gitu?” jawabnya bertanya. Naomi lepas pelukan mamanya dan melihatnya dengan saksama.

“Mama jadi gagal ngedidik Omi—”

“Enggak!” Bentaknya keras. Naomi hendak menangis dan Maha melihat semua ekspresi lain yang tak biasa di tampakkan oleh putri sulungnya. “Mereka yang salah. Mereka bilang mama gini lah, gitu lah. Padahal nggak tahu yang sebenarnya. Mereka ngatain mama begini dan begitu. Padahal Omi yang jadi anak mama.” Napasnya terengah-engah. Buliran bening menetes tanpa bisa di cegah.

“Begini dan begitu itu gimana, Sayang?” Kali ini Maha yang bersuara. Lelaki yang akan menyambut kelahi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status