Share

Ba. 98

Penyiksaannya baru di mulai sekarang. Dan semua itu, Rambe yang menanggungnya. Mulai dari mual muntah di pagi hari yang tidak terhitung lagi sampai lemas dan pucat yang terpasang di wajah tampannya. Ayana hanya bisa menepuki punggung sang kekasih dengan pelan. Membalurkan minyak kayu putih ke dada bidangnya agar hangat.

“Masih mual?”

Sejujurnya, tidak tega Ayana melihat pemandangan seperti ini tiap paginya. Bahkan kadang mual yang menyerang Rambe sangat tidak berakhlak. Namun ini semua bukan kehendak Ayana bukan juga keinginannya. Ini murni maunya si jabang bayi yang sengaja menyusahkan papanya. Ayana patut berbangga diri mendapat dukungan sedalam ini bahkan dari bayi yang belum dirinya lahirkan.

“Nggak ngantor deh aku, Yang.” Kambuh manjanya. Ayana hendak protes tapi urung.

Bertambahnya usia kandungan di perutnya dan bentuknya yang tidak rata lagi, kadar kecerewetan Ayana meningkat. Tahu bagaimana Rambe menyikapinya?

Lelaki itu terlihat baik-baik saja. Tidak mengeluh. Mendebat ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status