Share

Bab 94

Mas Pram diam sejenak. Dia tersenyum seketika. Lalu menyuruhku duduk di atas ranjang. Mas Pram pun duduk dengan kondisi setengah telanjang karena dia berencana mandi.

"Jadi, Safitri itu memang sudah menghubungi aku lama untuk memblokir semua yang dulu aku berikan untuk Dimas," terang Mas Pram.

"Masa Safitri gitu, Mas?" tanyaku heran. Terus terang aku malah tidak setuju dengan ide dari Safitri ini. "Mas, kasihan loh tadi Mas Dimas malu," sambungku lagi.

"Terlepas dari itu, Safitri hanya ingin suaminya belajar dari kesalahannya, tapi nyatanya tadi sih aku lihat Dimas jadi menaruh kebencian padaku," pungkas Mas Pram.

Aku menurunkan bahu karena kesal. Sebab, dia melakukan hal ini tanpa persetujuan aku lebih dulu. Akhirnya aku menunjukkan sikap ketidaksukaan atas tindakan Mas Pram dan Safitri. Ya, aku memalingkan wajah dari hadapan Mas Pram.

Helaan napas pun terdengar dari sebelah. Mas Pram berdecak sambil meraih pergelangan tangan ini.

"Tuh kan, aku udah ngomong ke Safitri, pasti imbasnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status