Share

Bab 146. Season 2

"Papa baru ingat namanya Dion," ucap Pram seketika membuat anaknya menoleh ke arah Pram duduk.

Jingga memicingkan matanya, lalu seperti berpikir sesuatu.

"Dion Prakasa?" Tiba-tiba Jingga menyebutkan nama lengkapnya.

"Sepertinya iya," timpal Pram. "Kamu kenal?" tambah Pram.

Jingga berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Dia itu pesaing bisnis kita, jangan-jangan Pak Dion sengaja nggak turun, dan sengaja nggak mau nemuin kita, karena memang tidak suka," tukas Jingga seolah-olah berburuk sangka.

Seperti biasa, Pram menoleh ke belakang, Dia meminta pendapat istrinya dengan bahasa isyarat.

"Jangan buruk sangka, kita harus bisa profesional, kerja ya kerja, saat di luaran sana ya sebagai saudara, mungkin suaminya Safitri juga bersikap seperti itu, kalau dia pebisnis, seharusnya bisa profesional," kata Inggit saat suaminya meminta pendapat dengan kedipan mata.

"Nah, mamamu benar, kita harus berbaik sangka, supaya hasil yang kembali ke diri kita akan baik," tambah Pram.

"Ya, ya, ya, aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status