Share

Bab 120

"Tante Chika nanya apa aja, Jingga?" tanya Mas Pram. Aku rasa dia penasaran makanya akhirnya mengakhiri rasa penasarannya dengan mengajukan pertanyaan pada anaknya.

"Nggak nanyain apa-apa sih, Pa, cuma telepon aja," jawab Jingga.

Mas Pram terlihat lega, kelihatan dari cara duduknya yang sudah kembali menghadap ke arah jalan.

Aku pun sama, semoga saja apa yang dikatakan Jingga tidak ada yang disembunyikan. Semuanya dia ungkapkan dengan jujur.

Pak sopir mengendalikan mobilnya dengan cepat. Supaya bisa tepat waktu ke bandara. Sebab sudah tersisa setengah jam lagi. Tapi kami masih berada di jalan dan cukup jauh lokasinya.

***

Setibanya di bandara, kami tergesa-gesa dari parkiran. Namun, memang takdir sudah menentukan, ternyata pesawat ditunda keberangkatannya.

Mas Pram tersenyum. Lagi-lagi semua yang terjadi sudah diatur oleh Tuhan.

"Tadi sempat cemas berlebihan, lalu cuma bisa pasrah kalau ketinggalan pesawat," tuturku pada Mas Pram.

"Iya, aku juga mikirnya bakal ketinggalan," jawab Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status