Share

Bab 122

Satpam datang dengan mengetuk pintu, lalu aku mempersilakannya masuk. Satpam tersebut menunduk saat menghampiri kami berdua.

"Maaf, Pak. Ada apa ya?" tanyanya. Aku pikir dia tahu maksud dan tujuan kami memanggilnya, ternyata masih bertanya-tanya.

"Kenapa ruangan saya berantakan?" tanya Mas Pram.

Dia langsung menggigit bibirnya. Dengan posisi tangan berada di depan perutnya.

"Oh, kemarin Pak Satria dan Non Chika datang ke sini, Pak. Katanya sudah izin dengan bapak," terangnya. Ternyata benar dugaan Mas Pram, papanya sendiri yang masuk ke dalam.

"Kenapa kamu nggak telepon saya?" tanya Mas Pram dengan membentak.

"Kata Pak Satria, Pak Pram masih sakit," jawabnya jujur. Aku yakin dia bicara apa adanya tanpa dilebihkan dan dikurangi.

Mas Pram berdecak kesal, dia bahkan menggebrak mejanya.

"Oke, terima kasih, Pak, silakan berjaga lagi!" Akhirnya aku menyuruhnya pergi dari sini, karena dalam hal ini dia tidak salah.

Setelah satpam keluar, aku pun meminta Mas Pram tenang. "Jangan emosi dulu, n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status