Share

Bab 122

Penulis: Siti_Rohmah21
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-30 20:21:53

Satpam datang dengan mengetuk pintu, lalu aku mempersilakannya masuk. Satpam tersebut menunduk saat menghampiri kami berdua.

"Maaf, Pak. Ada apa ya?" tanyanya. Aku pikir dia tahu maksud dan tujuan kami memanggilnya, ternyata masih bertanya-tanya.

"Kenapa ruangan saya berantakan?" tanya Mas Pram.

Dia langsung menggigit bibirnya. Dengan posisi tangan berada di depan perutnya.

"Oh, kemarin Pak Satria dan Non Chika datang ke sini, Pak. Katanya sudah izin dengan bapak," terangnya. Ternyata benar dugaan Mas Pram, papanya sendiri yang masuk ke dalam.

"Kenapa kamu nggak telepon saya?" tanya Mas Pram dengan membentak.

"Kata Pak Satria, Pak Pram masih sakit," jawabnya jujur. Aku yakin dia bicara apa adanya tanpa dilebihkan dan dikurangi.

Mas Pram berdecak kesal, dia bahkan menggebrak mejanya.

"Oke, terima kasih, Pak, silakan berjaga lagi!" Akhirnya aku menyuruhnya pergi dari sini, karena dalam hal ini dia tidak salah.

Setelah satpam keluar, aku pun meminta Mas Pram tenang. "Jangan emosi dulu, n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 123

    "Kita masuk aja dulu," ucapku meskipun percaya dengan Lili. "Bu, Pak, saya serius, bahkan Pak Satria yang bilang," terang Lili kembali membuat kami berdua heran, kenapa Papa Satria seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi dan dirahasiakannya?Aku menelan ludah kemudian menghela napas panjang. Setelah itu, lengan Mas Pram aku gandeng supaya cepat membuka pintu.Kini, tangannya mulai mengayun dan bergerak membuka handle pintu. Lalu membukanya lebar-lebar dan kami spontan menyoroti ke dalam. Aku berusaha tenang dengan menghela napas panjang. Namun, tidak dengan Mas Pram, dia beranjak dengan langkah cepat."Apa-apaan ini? Kenapa kamu duduk di kursiku? Perusahaan ini milikku, tolong jangan buatku emosi pagi-pagi buta!" sentak Mas Pram. Dia sudah tersulut emosi duluan lihat Chika duduk di kursinya. Padahal, Mas Pram sebelumnya memang telah menyetujuinya meskipun waktu itu papa mertuaku hanya minta sementara waktu saja."Kan sudah izin, kamu juga mengizinkan, ya kan, Pa?" Chika menghadap k

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 124

    Ya, itu Dimas, rasanya aku sudah enggan menyematkan kata 'Mas' di depan namanya.Aku melihat Dimas yang tiba-tiba maju ke depan setelah Chika mempersilakannya untuk maju. Tidak dipungkiri jika Dimas menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan, matanya menyipit saat melewati tempat aku dan Mas Pram berada, namun apa yang aku lakukan? Di dalam ruangan yang sekarang sudah bukan tempat suamiku berwenang, aku sama sekali tidak mempedulikannya meskipun Chika seperti ingin memperlihatkan semuanya padaku."Kamu nggak apa-apa, kan?" Bisikian pertanyaan dari Pram sontak membuatku menoleh, aku tersenyum tidak ada yang perlu dikhawatirkan hanya karena kedatangan Dimas ke kantor mereka. "Aku nggak apa-apa, kamu nggak perlu khawatir, hanya saja tidak menyangka bahwa orang yang minta dimaafkan kini ada di depan mata, kalau tahu begini, tidak perlu membebaskan dia dulunya, ternyata hanya pura-pura." Aku bukan lagi berbisik, tapi bicara dengan lantang supaya mereka dengar, tak terkecuali, Dimas."B

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 125

    'Sial, aku nggak bawa handphone,' batinku setelah meraba saku celana. Aku lupa kalau ponsel tadi kuletakkan di atas meja kerja.Aku tempelkan lagi telinga ini. Indera pendengaranku harus benar-benar aku pasang. Tidak boleh lengah ataupun lainnya, aku juga berusaha melihat sekeliling dan beruntungnya semua karyawan lagi sibuk bekerja."Kamu anak haram ya," ledek Mas Dimas benar-benar kedengaran nyeleneh. Pria yang mengaku sudah insyaf itu malah membuatku geram sendiri."Sialan kamu, Dimas, untungnya kamu tuh orang kepercayaanku sekarang," celetuk Chika lagi. "Eh Mama kamu tuh cocok bercadar tahu nggak!" Akhirnya yang aku tuduhkan terdengar juga keluar dari mulut Chika. Namun, sayangnya aku tidak membawa ponsel.Aku tidak pernah bosan-bosannya untuk terus mendengarkan apa yang mereka katakan, memang sepertinya menyenangkan jika tahu semua yang Chika sembunyikan, jelas wanita itu akan blak-blakan di depan Mas Dimas dan tidak ada satupun yang membuatnya mau menyembunyikan semua yang suda

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 126

    Sudah lama aku berdiri dari tadi di sini. Ternyata alasan jika hanya satu, karena Mas Pram membatalkan pernikahannya. Padahal kondisi saat itu memang sangat tidak memungkinkan untuk Papa datang ke acara pernikahannya. Lagi pula seharusnya Chika dan mamanya memakai wali hakim saja, di luar negeri bukanlah hal yang sulit untuk melakukan itu, aku mereka malah memilih untuk datang ke Indonesia. Apa tidak egois kalau ujungnya Chika hanya menyalahkan Mas Pram atas semuanya."Memang terdengar sepele, tapi gara-gara Pram. Mamaku jadi dicaci maki oleh keluarga Dimas, kebetulan sekali calon suamiku dulu bernama sama denganmu, hal ini juga bisa dijadikan alasan ke Papa Satria."Semua pernyataan Chika nyaris membuatku menggeleng-gelengkan kepala. Ternyata dugaan kami selama ini tidak ada yang meleset. Dari mencurigainya ingin menggagalkan bulan maduku, lalu mencurigai Chika yang meracuni Mas Pram, sampai akhirnya curiga kerja sama dengan Mas Dimas. Namun yang tidak pernah terpikirkan olehku, dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 127

    Tapi aku baru sadar ternyata Papa Satria sudah tidak ada di ruangan. Pantas saja mereka berani bicara yang sensitif. Tapi sayangnya mereka bodoh, bercerita dengan nada tinggi di ruangan yang pernah menjadi tempat suamiku bekerja."Kamu ngapain ke sini?" tanya Chika saat Inggit menatapnya penuh. "Jangan-jangan kamu nguping ya?" cecarnya lagi.Aku berusaha tenang meskipun kesal. Ya, kalau kesal aku memang sulit bicara, sudah biasa diam saat kesal, tapi entah kenapa ketika melihat wajah mantan suamiku dengan selipan senyuman sombongnya agak membuatku ingin bicara.Mungkin itulah sebabnya kenapa mantan suamiku tidak ditakdirkan kaya, sebab baru masuk ke perusahaan milik suamiku saja sudah sombongnya luar biasa."Yeh, kenapa bengong di situ? Mau ngapain ke ruangan saya?" tanya Chika mulai merendahkan suaranya, padahal tadi sempat mengumpatku sebagai perempuan bodoh.Aku berusaha bicara dan menahan amarah dengan mengembuskan napas panjang satu kali lagi dan mengedarkan pandangan ke lain tem

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 128

    "Apa itu, Inggit? Katakan semua yang kamu dengar," suruh Mas Pram."Papamu itu diancam karena Chika memiliki foto syur, katanya saat Papa tidur dengan wanita lain," paparku agak malu mengatakannya pada Mas Pram."Masa sih seperti itu? Aku rasa Papa nggak akan begitu," jawab Mas Pram."Jangan dipotong dulu, dengarkan kelanjutannya," pintaku dengan mengerucutkan bibir."Oh jadi ada terusannya," timpal Mas Pram mengangguk."Hm, jadi Chika hanya menjebak Papa, cobalah kamu katakan ini pada Papa, biar tidak merasa terancam lagi. Kasihan tahu, Mas," tuturku padanya.Mas Pram terdiam sambil menunduk. Sesekali dia menghela napas kasar."Aku udah emosi duluan pada Papa, tidak mencoba cari tahu semuanya." Mas Pram seperti mengutuk dirinya sendiri, dia menyalahkan diri sendiri karena tidak memahami kondisi papanya. "Itulah manusia, emosi saja yang diledakkan, harusnya kepintaran yang dipelihara," umpat Mas Pram kesal. Dia mengutuk dirinya sendiri seolah-olah merutuki apa yang telah terjadi.Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 129

    "Sepertinya ada kecelakaan, Pak, soalnya macet," ucap sopir.Aku dan Mas Pram pun menoleh sebentar. Kemudian melihat ke arah jarum jam."Macetnya lama nggak ya? Anakku pasti nunggu deh, kasihan Jingga sudah ditinggal seharian harus nunggu pula," ungkapku."Kecelakaan apa sih, Pak, coba tanya deh," suruh Mas Pram.Akhirnya pak sopir pun turun. Dia menyeruak keramaian di depan kami. Setelah beberapa saat kemudian, sopir pun kembali."Ibu-ibu yang kecelakaan, katanya sih ketabrak saat nyebrang." Aku pun mengangguk begitu juga dengan Mas Pram."Tapi udah bisa lewat, Pak?" tanyaku padanya."Udah, Bu." Akhirnya kami berjalan kembali melewati lokasi tempat kejadian. Aku menoleh ke arah tempat korban di evakuasi. Mataku mengerut saat melihat wanita yang dikatakan oleh Pak sopir adalah ibu-ibu."Loh ibu-ibunya Mama Dewi, ternyata mantan mertuaku Mas yang kecelakaan," ucapku sambil menepuk lengan Mas Pram."Terus, apa kita tolong dia? Itu kelihatannya nggak ada yang nolong," timpal Mas Pram.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 130

    "Heh, ngapain kalian ada di sini?" Tiba-tiba saja suara Dimas terdengar. Kami berdua sangat terkejut melihat kedatangannya.Mama Dewi sudah semakin pucat, tiba-tiba saja napasnya terengah-engah."Sus, tolong pasien sesak napas," ucap Mas Pram.Kemudian suster pun memeriksa kondisi Mama Dewi. Sementara aku dan Mas Pram dipersilakan keluar, begitu juga dengan Dimas. Ya, mantan suamiku itu juga disuruh keluar.Di luar ruangan tindakan. Dimas menyoroti kami berdua. Dia menatap kami tajam, seolah-olah ingin menerkam kami berdua."Pasti kalian ya, yang membuat mamaku seperti ini? Ngaku kalian!" Tiba-tiba saja dia menuduh kami seperti itu."Atas dasar apa kamu seenak jidat menuduh kami berdua, sudah ada bukti untuk melayangkan tuduhan tersebut? Kalau tidak ada bukti jangan seenaknya, kamu bisa terjerat hukum mencemarkan nama baik," timpal Mas Pram agak sewot. Aku yakin dia kesal karena sudah menahan untuk membongkar semuanya, tapi Dimas malah menuduh kami seenaknya. Ya, Dimas, mantan suamiku

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31

Bab terbaru

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    ENDING

    "Iya, nanti dibicarakan dulu pada Pram dan Inggit ya," ucap Dion supaya anaknya berhenti merengek."Tirta, pernikahan itu bukan buat mainan, kamu harus mantapkan diri dulu, jangan karena cinta yang menggebu, kamu langsung minta lamaran," tutur Safitri menasihati."Iya, aku udah yakin. Ini pertama kali aku jatuh cinta, tolong, Mah," lirih Tirta lagi.Mereka diam sejenak."Mama sarankan kamu salat istikharah, oke," ucap Safitri sambil beranjak pergi, dia tidak meladeni anaknya lagi.Safitri masuk ke kamar. Dia mengetik pesan pada sahabatnya. Safitri mengajak Inggit berjumpa di satu cafe.Inggit kebetulan ada waktu luang besok, dia menyetujui dan menentukan waktu yang dikirimkan ke Safitri. Ya, mereka berencana akan bertemu di cafe besok. Kenapa tidak bicara melalui chat atau telepon? Urusan pernikahan adalah hal yang sakral, lagi pula Safitri ingin memastikan dulu apakah Inggit menerima jika anaknya menyukai Jingga.Mereka sudah saling kenal dan sangat dekat, jadi tidak ingin persahabat

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 235. Season 2

    "Tari, saya minta maaf atas kesalahan adik saya, Lian begitu berarti untuknya," ucap Haris. "Dan satu lagi yang ingin saya katakan padamu, I love you so much," terang Haris membuat Tari seketika terkejut. Kan bukan hanya Tari, tapi Dimas yang mendengarnya pun mencari sumber suara tersebut.'Haris dengan berani mengatakan hal itu di hadapan umum?' batin Dimas.Kemudian Haris berlalu pergi darinya. Dia diboyong ke sel tahanan oleh pihak yang berwajib.Semua telah selesai, keadilan telah ditegakkan. Yang jelas-jelas bersalah akan menjalani hukumannya. Lalu orang yang hanya menjadi boneka terbebaskan.Dion diminta menemui wartawan untuk sekadar bicara di depan khalayak ramai. "Saya hanya ingin mengatakan bahwa keputusan hakim tadi mutlak dan tidak bisa diganggu gugat, sesuai pertimbangan dan saksi, jadi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk para saksi dan keluarga yang telah mendampingi saya. Semoga para vendor dan rekan kerja lainnya, tetap akan menjalani kerjasama dengan

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 234. Season 2

    Safitri tiba di lapas tempat Chika ditahan. Dia langsung meminta izin untuk menemui Chika."Chika sedang proses pemeriksaan dokter ahli kejiwaan, kemarin dia sempat bunuh diri, lengannya sudah disayat-sayat," ucap salah seorang petugas.Safitri terdiam, matanya berkaca-kaca. Dia bahkan tidak mengetahui berita ini.Kemudian, Safitri mencari kebenarannya. Dia bahkan rela mencari tahu ke rumah sakit tempat saat ini Chika ditangani oleh dokter spesialis. Safitri yang ditemani oleh Tirta dengan mudah menemui Chika yang memang tengah diberikan penangan.Tirta menemui beberapa dokter, dan ternyata selain mengalami gangguan jiwa, ada hal yang dialami oleh Chika."Chika memiliki penyakit serius, ternyata dia menderita sakit kanker," terang Tirta pada mamanya."Ya Allah, ternyata dia sakit, pantas Haris pun terlihat frustasi tadi," timpal Safitri."Semoga keputusan hakim besok benar-benar bisa membebaskan Papa dari hukuman," jawab Tirta.Kemudian mereka pun pulang untuk memberikan informasi pa

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 233. Season 2

    Jadi semuanya diperintahkan untuk diam oleh Tari, mereka tidak boleh bicara supaya Dimas tidak menghindar lagi. Jingga dan yang lainnya disuruh keluar diam-diam boleh Pram. Mereka sekarang berada di luar karena Tari ingin bicara empat mata dengan Dimas."Dimas," ucap Tari akhirnya mengeluarkan suara.Saat itu juga Dimas melangkahkan kakinya. Dia terburu-buru ingin meninggalkan Tari yang tiba-tiba datang di dekatnya.Namun tangan Tari mencekal pergelangan tangan Dimas yang hendak melangkah."Mau ke mana? Aku ingin bicara empat mata, tolong jangan pergi," tutur Tari agak merendahkan nada bicaranya.Dimas hanya bisa terdiam, kemudian dia mundur kembali, Tari menuntunnya untuk duduk."Ada apa? Aku tidak mau membicarakan masalah mata, biarkan itu menjadi ladang pahala untukku," pinta Dimas."Iya, aku paham, maaf kalau tadi sudah menyecar kamu." Tari merendahkan bicaranya lagi."Terus mau ngomong apa? Aku rasa tidak ada yang bisa diobrolkan, hubungan kerja pun tidak ada," timpal Dimas."Ak

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 232. Season 2

    Tiba-tiba Pram dan yang lainnya berkumpul. Mereka sama-sama datang dengan pura-pura tidak mengetahui pertemuan yang sebenarnya disengaja."Loh Dimas ke sini?" tanya Pram dan yang lainnya."Kalian juga di sini?" tanya Dimas balik."Iya, aku dan Inggit ajak Tari ke sini," jawab Pram.Tari masih belum mendapatkan jawaban dari apa yang ditanyakan olehnya."Dimas, kamu belum menjawab," tegas Tari. Kemudian dia melirik ke arah semua yang tiba-tiba muncul. "Apa kalian sudah tahu kalau Dimas buta?" Tari bertanya pada Pram, Inggit dan yang lainnya.Yang ditanya oleh Tari tidak ada yang jawab. Mereka menunggu aba-aba dari Pram yang memberikan usul untuk membongkar ini semua.Tiba-tiba Tari teringat saat dia bertemu dengan Dimas di rumah Pram. Dia memicingkan matanya ke arah Ronald."Apa kamu sudah tahu kondisi papamu seperti ini?" tanya Tari.Ronald mengangguk. Kemudian dia menunduk."Jadi jawabannya kalian itu membohongiku?" tanya Tari.Ini yang ditakutkan oleh Dimas. Dia takut dituduh memanfa

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 231. Season 2

    Tari sempat berhenti, dia membuka kaca mobilnya, pandangannya tertuju pada Dimas."Dimas, kamu udah akur dengan Ronald?" tanya Tari tidak berprasangka apa-apa."Iya, alhamdulilah, aku pamit dulu," jawab Dimas datar yang kemudian disusul oleh Ronald melambaikan tangannya. Kemudian mereka bergegas pergi.Pram dan Inggit benar-benar terkejut melihatnya. Safitri juga yang tadinya hendak berangkat ke kantor polisi ikut tercenung sebentar.Kemudian, Tari turun dari mobilnya. Dia masih belum engeh dengan penglihatan Dimas."Kok kalian nggak bilang kalau Dimas di sini?" tanya Tari."Nggak enak, kamu sangat membenci dia," jawab Tari ngasal.Tari mengerutkan keningnya."Sejak kapan aku membenci orang? Nggak ah, kamu ngada-ngada," jawab Tari.Jantung mereka itu berdetak tak beraturan. Saat pertanyaan mengenai Dimas dilontarkan oleh Tari."Katanya mau ke sini sore, tiba-tiba datang pagi, kamu sengaja ngerjain kami?" tanya Safitri."Nggak kok, tadi abis dari makam, langsung aja deh ke sini," timpa

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 230. Season 2

    Perlahan mata Tari dibuka, awalnya dia agak samar-samar melihat ruangan yang ditempati. Namun perlahan, matanya melihat jelas dokter yang ada di dekatnya."Masyaallah," ucap Tari merasa terharu dengan kondisinya saat ini."Kamu udah benar-benar melihat?" tanya Safitri.Tanpa basa-basi lagi Tari langsung menyergap tubuh Safitri."Ya Allah. Alhamdulillah aku bisa melihat lagi, ini suatu keajaiban, terima kasih Tuhan, terima kasih Dokter, Safitri, aku juga mengucapkan terima kasih pada kamu dari keluarga," ungkap Tari membuat suasana menjadi haru. Air matanya pun mulai menetes membasahi pipi."Selamat ya, Bu Tari." Ucapan dokter mengingatkan Tari untuk menanyakan siapa yang telah mendonorkan matanya."Dok, maaf, saya harus tahu siapa yang mendonorkan mata untuk saya," ucap Tari.Dokter diam seketika. Safitri juga seperti itu, dia menatap dokter yang tengah terkejut dengan pertanyaan dari Tari."Hm, Tari, tim dokter rumah sakit hanya menjalankan tugasnya, kalau kamu ingin tahu siapa orang

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 229. Season 2

    Pram datang, dia tercengang ketika melihat sang istri tengah berada di hadapan Dimas.Inggit pun langsung menghampiri Pram yang baru saja datang."Aku akan jelaskan," ucap Inggit.Dengan sabar Pram pun mendengar penjelasan sang istri dari awal hingga akhir. Pram yang tadinya marah, kini dia mulai terharu dibuatnya. Mereka ikut menghampiri Dimas. Sekarang Pram sudah ada di hadapannya."Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Tapi aku sangat salut dengan pengorbanan kamu untuk Tari," tutur Pram.Semua orang memuji kebaikan Dimas yang luar biasa. "Aku sendiri belum tentu bisa seperti kamu, Dimas," tambah Pram."Demi semuanya, aku ingin menebus semua kesalahanku yang telah banyak merugikan orang lain," ucap Dimas."Padahal kamu nggak melakukan kejahatan yang merugikan Tari dalam kecelakaan itu," timpal Pram."Tapi anakku masih menginginkan Dion bisa bebas dari hukuman, minimal dikurangi," jawab Dion lagi-lagi berhasil membuat air mata Ronald meleleh.Semua sudah dipikirkan secara matang-m

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 228. Season 2

    Bersyukur operasi berjalan dengan lancar. Suster pun keluar dan bilang pada Inggit dan Safitri bahwa dokter mengusulkan tetap di ruangan observasi tapi dihalangi dengan tirai.Kenapa mereka khawatir Tari tahu? Karena biasanya pasca bius sudah hilang, rasa nyeri akan terasa, di situlah suara Dimas akan terdengar di telinga Tari, ini yang dikhawatirkan oleh Inggit dan Safitri.Safitri dan Inggit masih menunggu mereka yang ada di ruangan observasi selama satu jam."Sus, usahakan jangan dibarengi mengeluarkan keduanya," pesan Inggit."Baik, Ibu," jawab suster.Kemudian mereka bersabar menunggu Tari keluar dari ruangan observasi. Keduanya menunggu dengan sukarela. Setelah satu jam berlalu, yang lebih dulu sadar itu Tari. Suster buru-buru memindahkan dirinya ke ruangan rawat inap atas izin dokter.Safitri dan Tari mengekor dari belakang ke arah ruangan rawat inap tempat Tari menjalani perawatan."Akhirnya kamu akan bisa melihat dunia, kapan kata dokter buka perban?" tanya Safitri ketika su

DMCA.com Protection Status