Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu masa lalu yang indah ataupun masalalu yang kelam. Seorang yang memiliki masa lalu yang kelam berbeda dengan seseorang yang memiliki masa lalu yang indah. Masa lalu yang Indah akan terus dikenang dan diingat sedangkan masa lalu yang kelam akan selalu menghancurkan masa yang akan datang, karena masa lalu itu seperti warna jinga senja. Selalu indah untuk di kenang tapi gelap setelahnya karena kecewa..
Seperti seseorang yang selalu melamun dan tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya. Adnid Inayra namanya, sering dipanggi Ira, seorang istri dan seorang ibu dimasa kini, menikah diumur 20 tahun yang terbilang muda, dengan seorang pria yang satu tahun lebih tua darinya, menikah karena hamil diluar nikah, dan harus bertanggung jawab menjadi seorang istri dan ibu di usianya, ya dialah orangnya wanita yang memiliki masa lalu yang begitu membuatnya terpuruk dan hancur, hingga ia selalu dihantui dengan rasa penyesalan juga rasa bersalah kepada suaminya.
Setelah menikah mereka tinggal di kota yang jauh dari rumah Ira, mereka sudah lama tidak berkunjung ke desa, Ira tidak pernah ingin pulang karena suatu masalah, setiap kali mereka berkunjung ke desa tempat ira tinggal membuatnya menjadi sedih karena mengingatkan hal yang membuat hati sesak yaitu tentang masa lalu yang berada di dalam satu desa dengan Ira.
Suatu ketika ada acara yang mengharuskan mereka pulang, hingga akhirnya mau tidak mau mereka pun pulang, ketika perjalanan pulang Ira terlihat sangat gelisah.
“Yah, jangan lewat jalan utara ya, kita lewat jalan selatan saja,” kata Ira kepada suaminya.
“Memangnya kenapa? Aku lebih suka jalan utara,” jawabnya.
“Tidak papa hanya saja jalan utara berkelok-kelok aku tidak suka,” Ira mencari alasan.
Mereka pun melewati jalan utara atau jalan yang tepat melewati depan rumah masa lalu Ira, yang membuatnya teringat akan awal hingga akhir dari percintaannya dengan masa lalu yang telah membuatnya sesak. Ira pun kemudian melamun.
Bermula dari rasa benci yang amat dalam kepada seorang pria yang di kenal sejak sekolah dasar, saat itu Ira sangat tidak suka dekat ataupun berteman dengan pria itu hanya karena dimata Ira pria itu terlihat begitu jelek hingga tidak ingin berteman. Tetapi lama kelamaan rasa benci itu memudar saat sudah di kelas lima sekolah dasar, hubungan mereka mulai membaik saat guru memberikan tugas yang harus di kerjaan secara berkelompok, kelompok pun sudah ditentukan oleh guru di kelasnya.
“Baiklah anak-anakku semuanya kelompok sudah ibu bagikan dengan adil mohon kalian bekerja sama untuk mengerjakan tugas, karena kebersamaan itu sangat penting untuk hasil akhir,” kata Guru sambil menata buku karena pelajaran sudah usai.
“Bu saya mau bertanya, apakah saya boleh pindah kelompok? Saya ingin satu kelompok dengan Ira?” Tanya Irsab
Irsab adalah teman laki-laki Ira yang dekat dengannya, tak hanya Irsab, Ira juga masih memiliki teman laki- laki, diantaranya Dasra, Tidan Nasah, dan Guntur mereka adalah teman laki-laki Ira yang dekat dengannya.
“Tidak bisa Irsab kelompok sudah pas tidak bisa di ganti lagi,” jawab Guru di kelasnya.
“Tapi jika saya bertukar dengan Navi boleh kan bu?” Tanya Irsab lagi
Navi adalah pria yang Ira benci dari semenjak ia pindah ke sekolah dasar dimana Ira bersekolah. Navi pria yang sebenarnya tidak terlalu jelek tetapi ia pintar dan kaya selalu mendapat peringkat pertama dikelas.
“Jika Navi mau silahkan saja, kalian lanjutkan sendiri Ibu akan menutup pelajaran hari ini,” jawab Guru sambil meninggalkan kelas.
“Navi kau tukar kelompok denganku, kau tau kau juga tidak ingin satu kelompok dengan Ira kan?” Tanya Irsab pada Navi
“Siapa yang mau bertukar denganmu aku tidak pernah bilang tidak ingin satu kelompok dengan Ira,” jawab Navi melirik Ira
“Tapi bukankah kalian selalu berantem kalau bersama,” lanjut Irsab
“Iya, dulu tapi sekarang udah enggak,” jawab Navi
“Sudah-sudah Irsab, jangan berebut kelompok, sudah ikuti kelompok yang guru bagi saja, jangan ribut lagi,” lerai Ira sebelum mereka berantem.
“Tapi Ra hanya aku dan Dasra yang tidak satu kelompok dengamu, tak adil kita selalu sama-sama dari taman kanak-kanak dan kali ini dipisahkan,” lanjut Irsab
“Sudahlah Irsab terima saja,” ujar Icus
Icus adalah sahabat Ira, Ira memiliki dua sahabat wanita yaitu Icus dan Alala mereka selalu bersama melewati suka duka bersama sejak Taman kanak-kanak.
Israb pun mengalah dan tidak mempermasalahkannya lagi.
“Teman nanti pulang sekolah kita langsung mengerjakan tugasnya dirumahku ya!” Ajak Navi
“Baik,” jawab satu kelompok.
Tetttttt…teetttt…. Bel pulang pun berbunya Ira dan kawan-kawan bergegas pulang, saat pulang ia dihadang oleh Navi.
“Ira sampai bertemu nanti, aku tunggu kamu datang kerumahku,” kata Navi yang tiba-tiba berada di dedap Ira lalu berlari pulang.
Ira pun hanya dia terheran akan tingkah laku Navi.
Setelah sampai di rumah Ira berberes dan menunggu teman-temannya menjemputnya untuk berangkat kerumah Navi.
“Ira….” Teriak Alala
Ira pun keluar dari rumah
“Kalian sudah datang, ayo langsung aja kita jemput Tidan,” jawab Ira sambil menutup pintu.
“Bagaimana dengan Nasah dan Guntur?” Tanya Tidan
“Rumah mereka tak jauh dari rumah Navi mungkin mereka sudah ada disana,” jawab Icus
Merekapun berangkat menggunakan sepeda.
Sesampai dirumah Navi tenyata benar Nasah dan Guntur sudah menunggu di depan rumah Navi.
“Ira kalian sudah datang ayo masuk saja,” Navi mempersilahkan mereka masuk
“Kita langsung mulai saja ya agar kita nanti bisa bermain setelah selesai tugas,” lanjut Navi
Tak lama Pembantu rumah tangga Navi keluar membawakan jus untuk semua orang.
“Silahkan diminum,” kata Bibi separuh baya.
“Terimakasih Bi,” jawab mereka bersamaan.
Tugaspun telah selesai dikerjakan selama dua jam, hari belum terlalu sore mereka memutuskan untuk bermain sebentar dirumah Navi.
“Ashhhhh…..Guntur kau….,” teriak Ira
Mereka yang asyik bermain melihat kearah Ira yang berteriak.
“Maaf Ira aku benar-benar tidak sengaja,” ujar Guntur
“Navi aku ingin kekamar mandi,” kata Ira
“Baik ayo aku antarkan,” jawab Navi
“Wah kau ceroboh Guntur jika Irsab disini habis lah kau,” kata Nasah yang mengoda Guntur
“Benar Irsab pasti marah karena teman dekatnya diguyur jus hahaha….,” lanjut Alala
“Aku kan tidak sengaja,” jelas Guntur.
Navi pun mencarikan handuk dan baju ganti untuk Ira karena bajunya basah.
“Ira buka pintunya ini ada handuk dan baju kamu pakai saja tidak papa,” kata Navi sambil mengetuk pintu.
“Terimakasih Navi tapi aku pulang saja, tidak mau merepotkan kamu,” jawab Ira
“Kamu yakin, ini baju baru belum aku buka sama sekali tapi mungkin sedikit besar,” kata Navi meyakinkan Ira
“Yakin Navi, ya sudah aku pulang dulu saja ya sampai jumpa besok,” pamit Ira kepada Navi
Setelah sampai ruang tamu.
“Ira kau mau kemana?” Tanya Guntur
“Pulang,” jawab Ira sedikit kesal
“Ya sudah aku ikut kamu pulang,” jawab Alala
Icus dan Alala menemani Ira pulang dirumah Navi hanya tersisa semua lakilaki dan melanjutkan bermain game PS2.
Pagi harinya Ira pun duduk didalam kelas.
“Iraaa..Kau masih marah denganku?” Sapa Guntur
“Gun kau jauh-jauh dari Ira, apa yang kamu lakukan? Makanya dari tadi Ira diam saja,” sambung Irsab yang dari tadi memperhatikan Ira yang duduk diam
“Dia kemarin tidak sengaja numpahin jus ke baju Ira sampai basah,” adu Nasah ke Irsab
“Aku tidak sengaja lohh aku hanya mau minum tapi gelasnya kesenggol,” jelas Gunturr
“Sudah tidak papa aku tidak marah Cuma masalah kecil,” jawab Ira
Tettt…teet…… bel masuk berbunyi.
Guru pun masuk dan memberikan tugas menggambar karena Guru akan rapat.
“Baiklah semuanya hari ini guru-guru disekolah akan rapat sampai jam istirahat jadi di jam pertama dan kedua ini kalian harus mengumpulkan tugas menggambar pemandangan, dikumpulkan setelah bel istirahat berbunyi,” kata Guru Kelas
“Baik bu,” jawab Murid serentak
Sudah satu jam berlalu Ira belum juga mulai menggambar karena ia memang tidak ada bakat menggambar.
“Wah Irsab kau selalu embuatku kagum, gambaran kamu bagus sekali aku suka,” kata Ira sambil melihat gambar Irsab.
“Kau suka? Kalau gitu buat kamu saja,” kata Irsab
“Tidak itu kan gamabaran kamu, seharusnya buat kamu sendiri, aku tidak mau,” jawab Ira
“Lalu kamu akan mengumpulkan apa? Memang kamu biasa gambar? Toh ini juga sengaja aku gambar buat kamu jadi aku buat seadanya,” kata Irsab
“Ya aku nanti gambar sendirilah gunung dua dan sawah selesai deh,” jawab Ira dengan Polosnya
“Udah ambil ini,” kata Irsab dan memberika gambarannya kepada Ira
“Lalu kamu bagaimana?” Tanya Ira
“Aku gambar lagi nanti,” jawab Irsab dan mulai menggambar lagi.
“Irsab…Terimakasihhhhhh,” kata Ira sambil menepuk pundak Irsab.
Navi yang sedang berjalan ingin memberikan gambarannya itu kebada Ira melihat Irsab yang sudah duluan menjadi dewa penolong Ira, Navi pun berputar badan dan duduk kembali di tempatnya.
Setelah selesai menggambar Irsab membuat sebuah topi dari kertas yang membuat Ira juga ingin membuatnya, setelah berusaha membuatnya Ira pun tetap tidak bisa dan mulai emosi merobek kertas yang ada ditangannya. “Aku juga pengen buat kayak gitu……,” teriak Ira yang membuat semua teman-temannya melihat kearahnya. Irapun malu dan menundukan kepalanya di meja. Navi pun segera membuatkan Ira topi kertas itu, tetapi lagi-lagi ia kalah cepat dengan Irsab. “Nih buat kamu saja, aku udah nggak mau,” melemparkan topi kertas itu “Wahhhhh kau memang selalu menjadi pahlawannya Ira Irsab,” ejek Alala “Tentu saja aku akan selalu menjadi sahabatnya Ira sampai Ira tua,” jawab Irsab dengan percaya diri. Navi pun lagi lagi merasa kecewa karena dirinya tidak bisa selalu ada untuk Ira. Navi pun merenung sejenak dan mengerti mengapa perasaannya gelisah dan sedih jika melihat Ira bersama dengan yang teman laki-lakinya. Navi pun tersadar dari lamunan. “
“Navi terimakasih kamu sudah mau membantuku, aku akan sangat perhutang budi karena nama baikmu, maafkan aku yang membuat mu menjadi pacar pura-puraku hingga mungkin membuat orang yang kamu suka jadi kecewa, sekali lagi maafkan aku dan terimakasih..,” isi surat dari Ira. Navi pun melihat kearah Ira dan tersenyum karena Yahes melihat Navi. Navi sedih karena hubungannya dengan Ira hanya kepalsuan, akhirnya Navi memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa sukanya melalui balasan surat. “Yahes tolong berikan pada Ira ya, bilang kepadanya jika nanti pulang sekolah aku akan kerumahnya,” kata Navi meyakinkan Yahes Yahes pun mengangguk dan tersenyum. Kemudian langsung berlari kearah meja Ira “Ira ira lihat ini kau dapat balasan dari Navi selamat ya, dia bilang nanti pulang sekolah mau kerumahmu kau disuruh menunggu jadi urusanku sudah selesainya semoga kalian bahagia,” kata Yahes “Baik terimakasih,” jawab Ira dan kembali menunduk. “Ira cob
Hari sudah malam Ira bersiap untuk tidur karena takut jika besok kesiangan karena harus bangun pagi untuk naik gunung. Ira pun memasang Alarm dan segera tidur.Keesokan harinya Ira pun bangun pukul 04.00 dan bersiap-siap, Handphone Ira pun berbunyi ternyata itu tlpon dari teman-temannya.“Halo Ira kau sudah bangun?” Tanya Alala“Belum.” Jawab Ira“Kalau belum kenapa bisa angkat telpon aku?” Tanya Alala lagi“Kamu gimana lo ya aku jelas sudah bangun to sudah angkat telpon kamu juga kok.” Jawab Ira“Ya sudah aku mau ketempat Icus dulu.” Kata AlalaAlala pun mematikan telponnya. Ira pun segera menghubungi Navi, tetapi berkali-kali sudah dihubungi tidak juga diangkat.“Baiklah Navi kamu membuatku malas naik gunung, kamu udah tau kalau kesiangan ngk asyik dong.” Gumam Ira sambil terus menelpon Navi.“Halo, siapa ini?” Kata Navi m
Setelah sampai di rumah Ira pun bebersih diri, setelah bebersih Ira pun teringat akan kejadian tadi yang penuh dengan rintangan dan bagaima usaha mereka untuk tetap bertahan.Kejadian hari itu membuat Ira dan teman-teman yang lainnya merasa tidak akan pernah lupa dan akan selalu mengingatnya sampai tua, momen dimana mereka semua saling membatu dan mengetahui betapa pentingnya seorang sahabat disamping kita.Hari masuk kesekolah baru pun tiba. Bukan hanya sekolahan saja yang baru tetapi teman juga baru dan bertambah banyak. Dimasa kelas enam ini Ira mengalami banyak masalah, banyak teman yang tidak menyukainya di kelasnya tetapi Ira tetap selalu bersyukur karena masih memiliki teman setia di hidupnya.Saat setelah semuanya berkenalan dan memiliki teman baru Ira tidak lagi duduk sendirian ia duduk dengan teman barunya.“Wah Ira kau sekarang tidak duduk sendirian?” Tanya Irsab“Bagaimana lagi tempat duduknya kan s
Sesampainya dirumah Ira pun diam di dalam kamar. Tak lama setelah itu Tidan datang.“Ira aku masuk ke kamar ya.” Kata Tidan memanggil dan masuk ke kamar IraIra hanya duduk di atas kasur.“Tidan, apa memang hubunganku dan Navi tidak bisa dilanjutkan ya? Banyak orang yang menyukainya karena memang dia anak yang pintar tak pantas jika bersamaku.” Kata Ira yang tiba-tiba berkata seperti itu“Sebenarnya memang seperti itu sih dari dulu kan aku sudah bilang hubungan kalian tidak akan awet karena masih terlalu kecil untuk pacaran.” Jawab Tidan tanpa berfikir“Tidan kau memang benar-benar tidak ada hati.” Jawab Ira menagis“Sudah-sudah baiklah tidak ceramah lagi, soal kamu dan Navi pikirkan saja sendiri tapi lebih baik kamu focus ke ujian kelulusan saja agar tetap bisa bersama dengan Navi.” Kata Tidan mencoba menenangkan Ira“Belajar ataupun tidak aku tidak akan pernah bisa be
Setelah sampai dirumah Ira pun duduk di atas pohon yang tumbang didepan rumahnya sambil mendengarkan suara angin disore hari.Tidak diduga Navi pun datang dari arah barat memakai sepeda yang biasanya ia naiki. Ira pun tersenyum melihat Navi yang datang.“Apa kamu menungguku Ira?” Tanya Navi“Tidak, kamu kok ke-GRan sih?” Jawabnya sambil tersenyum“Ada apa? Kenapa kamu duduk melamun disini, nanti kamu sakit lo kena angin.” Lanjut Navi“Navi, apa kita akan tetap bersama walaupun jarak antara kita?” Tanya Ira ragu“Maksud kamu?” Jawab Navi yang tidak paham“Setelah lulus di SD aku berencana untuk pisah dengan kalian, aku tidak berencana untuk satu sekolahan lagi dengan teman kelas kita yang sekarang, aku sudah tidak ingin dikucilkan karena kamu.” Jelas Ira“Jika memang itu yang terbaik untukmu kenapa tidak? Aku pasti akan selalu mendukungmu kok.” J
Hari pertama masuk sekolah menengah pertama, Ira memasuki kelas menurut nama yang sudah ditempelkan di papan pengumuman, sayangnya Tidan tidak satu kelas dengan Ira. “Hai, namaku Anna, nama kamu siapa?” Tanya teman dibelakang mejanya. “Namaku Ira.” Jawab Ira “Ohh ya ini teman sebangku ku, Fitri mari berteman?” Lanjut Anna. “Baik, kalau begitu kita berteman ya.” Jawab Ira Mereka bertiga pun menjadi teman selama satu minggu, karena ada pengacakan kelas jadi mereka terpisah tidak jadi satu kelas lagi. Kelas di bagi menjadi 6 kelas. Ira masuk ke kelas G, Anna dan Fitri ke kelas C, sedangkan Tidak ada di kelas B. kelas diacak tidak menurut nilai melainkan hanya pengacakan biasa. Hanya kelas A yang menjadi pengecualian. “Hai, Namaku Rani.” Kata teman kelas di samping meja Ira “Ehh hai, aku Ira.” Jawab Ira “Mulai haru ini kita berteman ya.” Lanjut Rani Ira pun mengangguk dan tersenyum senang karena dimana pun Ira berad
Tettt….tet……. Bel istirahat kedua pun berbunyi. Ira langsung mengambil HPnya dan menelpon Navi.“Maaf Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut…” (Suara operator HP)“Nav kenapa tidak diangkat aku mau jelasin ke kamu, tolong jangan salah paham dulu, angkat teleponnya.” Gumam IraFurkam yang melihat kegelisahan Ira pun merasa bersalah.Ira pun menulis pesan.“Nav, tadi itu adalah teman ku yang usil kamu jangan salah paham aku tidak pernah menghianati kamu, dia juga sudah minta maaf Nav, kalau perlu dia yang jelaskan ke kamu gimana?” Kirim IraNavi pun tidk membalas pesan Ira.“Navi, mari bicara lagi sebentar, jangan diem gini kamu tahu kan kalau aku itu mencintai kamu dan hanya kamu saja, jadi tidak mungkin aku punya kekasih lain.” Kirim Ira lagiNavi juga tidak membalasnya. Ira terus menerus menelepon Navi tetap