Beranda / Romansa / Seruni Senja / Kisah Di Sekolah Dasar 3

Share

Kisah Di Sekolah Dasar 3

“Navi terimakasih kamu sudah mau membantuku, aku akan sangat perhutang budi karena nama baikmu, maafkan aku yang membuat mu menjadi pacar pura-puraku hingga mungkin membuat orang yang kamu suka jadi kecewa, sekali lagi maafkan aku dan terimakasih..,” isi surat dari Ira.

Navi pun melihat kearah Ira dan tersenyum karena Yahes melihat Navi. Navi sedih karena hubungannya dengan Ira hanya kepalsuan, akhirnya Navi memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa sukanya melalui balasan surat.

“Yahes tolong berikan pada Ira ya, bilang kepadanya jika nanti pulang sekolah aku akan kerumahnya,” kata Navi meyakinkan Yahes

Yahes pun mengangguk dan tersenyum. Kemudian langsung berlari kearah meja Ira

“Ira ira lihat ini kau dapat balasan dari Navi selamat ya, dia bilang nanti pulang sekolah mau kerumahmu kau disuruh menunggu jadi urusanku sudah selesainya semoga kalian bahagia,” kata Yahes

“Baik terimakasih,” jawab Ira dan kembali menunduk. 

“Ira coba dibaca dulu suratnya setelah baca baru boleh sedih,” saran Alala

“Tidak aku udah tau isinya pasti hanya membalas terimakasihku,” jawab Ira

Pelajaran terakhir pun dimulai Ira pun merasa penasaran dengan isi surat dari Navi, ia pun membuka surat itu dan membacanya.

“Ira walaupun hubungan ini menurutmu adalah palsu, tapi tidak menurutku karena aku sungguh menyukaimu, terserah apa kata orang tetapi aku ingin menjalin hubungan denganmu yang sesungguhnya, dibalik sifatku yang sering membuatmu jengkel itu hanya karena aku ingin mendapatkan perhatianmu, aku tidak pernah membencimu Ra. Ayo saling mengenal lebih dekat dan terus bersama-sama denganku. I Love You Ira,” isi surat dari Navi

Ira pun yang terkejut dengan isi surat tersebut tidak dapat berkata-kata ia hanya diam dan memasukan surat itu kedalam tasnya karena jam pulang sekolah telah tiba. Ira berjalan keluar tanpa melihat kemana-mana sampai depan pintu kelas ia melihat kearah Navi dan Navi pun tersenyum Ira semakin salah tingkah kemudian berlari keparkiran dan pulang.

Sampai dirumah Ira kembali membuka surat itu dan dibaca beberapa kali, Ira pun senang dan melompat kegirangan. Orang tuanya yang melihatnya pun bertanya

“Apa yang kau lakukan Ra? Apakah dapat nilai bagus?” Tanya Mama Ira

“Tidak ma, tidak ada apa-apa,”jawab Ira

“Ira dicari temanmu tu didepan.” teriak Papa Ira

“Siapa pa?” Tanya Ira

“Jangan-jangan dia beneran kesini,” dalam hati Ira mengira-ira

Surat itu ia simpan disaku celananya dan saat ia melihat keluar ternyata benar jika Navi didepan rumah.

“Navi kau beneran datang kesini? Kenapa?” Tanya Ira

“Aku mau memastikan suratku sudah kau baca?” Tanya Navi

“Oh..suratnya sudah aku baca kok, bercandamu tidak lucu Navi,” jawab Ira yang mengira Navi hanya bermain-main saja.

“Kamu masih tidak percaya denganku Ra? Lalu bagaimana biar kamu percaya jika aku benar-benar ingin bersamamu?” Tanya Navi.

“Kalau begitu tangkap kupu-kupu berwarna kuning masukin kedalam toples lalu bawa ke aku, hehe,” jawab Ira dengan candaan

“Aku pulang dulu,” jawab Navi

Ira mengira Navi marah padanya tetapi ternyata tidak.

Dihari minggu pagi Navi pun datang kerumah Ira dengan membawa kupu-kupu itu.

“Navi kamu beneran cari ini kupu-kupu?” Tanya Ira terkejut

“Ya sekarang kau menerimaku kan?” Tanya Navi balik

“Tapi aku kemarin hanya bercanda saja lo Nav, walaupun kamu tidak cari ini kupu-kupu tetap saja aku juga menyukai kamu,” jawab Ira sepontan

Navi pun tidak banyak kata langsung memeluk Ira. Dan mereka pun resmi berpacaran di usia muda.

Hari-hari pun mereka lewati dengan indah. Tetapi hubungan mereka terhalang oleh restu dari nenek Ira. Nenek Ira tidak merestui hubungan mereka walaupun itu hanya hubungan masa kecil dan belum tentu juga berhasil.

“Kau mau kemana Ra?” Tanya nenek Ira

“Main sama Navi nek,” jawab Ira

“Navi? Siapa?” Tanya nenek lagi

“Temen sekolah nek,” jawabnya

“bagus jika hanya temen, kamu masih kecil fokuslah belajar jangan main cinta,” kata nenek

“Tapi dia penyemangatku belajar nek,” jawab Ira

“Kamu tidak akan bisa bersama dengan dia, kalian ibarat kan cebol gayuh lintang, langit sama bumi. Kau anak orang tak punya sedangkan dia anak orang kaya, nenek tidak akan suka kamu dengan dia,” kata nenek dengan wajah sedikit marah

“Nenek lalu kenapa? Memangnya cinta memandang hal yang seperti itu?” Tanya Ira

“Tentu saja, pokoknya tidak akan pernah nenek menyetujui hubungan kamu maupun itu cinta monyet atau apalah itu nenek tidak suka,” kata nenek semakin melarangnya.

Ira pun pergi meninggalkan neneknya yang masih marah-marah itu.

“Ira rajin belajar hanya karena malu jika nilainya jelek, karena Navi selalu memiliki nilai yang baik, biarkan saja dia, anggap saja itu adalah semangatnya untuk belajar, sebentar lagi juga ujian kenaikan kelas 6, mereka juga tidak akan satu sekolah lagi jika sudah lulus SD,” kata mama memberi pengertian pada nenek.

“Terserah kamu saja,” jawab nenek

Ira terus memikirkan perkataan dari neneknya itu. Karena perkataan neneknya membuatnya semakin ragu hingga ia memberanikan diri bertanya kepada Navi melalui pesan.

“Navi aku ingin bicara denganmu,” tanya Ira

“Tanya apa?” Jawab Navi

“Sebenarnya apakah kamu benar-benar menyukaiku? Apa yang kamu suka dari ku?” Tanya Ira

“Kenapa kau Tanya begitu, jika aku bersamamu aku selalu merasa senang dan nyaman, apakah cinta memiliki alas an?” Jawab Navi

“Tidak hanya saja aku menyadari sesuatu, kau ini anak yang pintar dan juga punya segalanya, sedangkan aku orang yang sangat bodoh dan tidak punya apa-apa, apa tidak kamu pikir sekali lagi jika ingin bersamaku?” Kata Ira

“Sudahlah kita jalani dulu saja seperti ini jangan pikirkan hal yang lainnya, aku tidak pernah memandang dari hal seperti itu,” jawab Navi

Ira pun percaya dan tidak pernah membahasnya lagi. Hari-hari Ira pun terasa menyenangkan.

Ujian kenaikan kelas pun dimulai Ira pun mengerjakan tanpa ragu karena menurutnya ia sudah berusaha sebaik mungkin. Setelah mereka selesai ujian sekolah pun mengeluarkan surat edaran bahwa sekolah akan mengadakan penggabungan sekolah. Pada akhirnya sekolahan Ira saat ini akan digabungkan menjadi satu dengan sekolahan lain yang tak jauh dari sekolahan Ira. Sudah keputusan dari pemimpin didaerahnya untuk segera menggabungkan kedua sekolahan itu. Sekolah memutuskan untuk pindah setelah liburan kenaikan kelas.

Liburan sekolah pun tiba. Hari-hari Ira masih sama seperti biasanya Ira tidak pernah kehilangan satu haripun bersama Navi karena setiap harinya Navi selalu datang dan bermain dengan Ira. Setiap hari minggu mereka naik gunung dan menjadi kebiasaan mereka untuk menaiki gunung.

“Ira besok naik gunung lagi yuk?” Ajak Tidan yang tiba-tiba masuk kekamar Ira

“Ngapain kamu kesini?” Jawab Ira terkejut

“Dirumah bosen jadi kesini aja nemenin adikku ini,” jawab Tidan

“Dasar….. kakakmu belum pulang?” Tanya Ira

“Belum pulang nanti jam 5 katanya, Navi ngk kesini? Tumben,” jawab Tidan sampil tiduran membaca comik milik Ira.

“Enggak besok juga kan ketemu,” kata Ira

“Jadi besok mau kan?” Tanya Tidan memastikan

“Siappp aku mau-mau aja,” jawab Ira

“Yang lain kamu yang ajak ya, jangan lupa Alala di ajak juga,” jawab Tidan

“Baik,,baik nanti aku ajak mereka, ada niat terselubung nihhh,” kata Ira

“Ya sedikit sih,, hehe. Ngomong-ngomong kamu dirumah hanya membaca kayak ginian?” Tanya Tidan

“Iya lah mau ngapain lagi, kalau mau ceramah disini tidak diterima lebih baik kau pulang saja,” jawab Ira sebelum mendapat ceramah dari kakak sepupunya yang sok dewasa itu.

“Itu kan demi kebaikan kamu juga, dari pada membaca ini kan lebih baik kamu belajar matematika, kamu kan tak bisa matematika.” ejeknya

“Kau,,,,, jadi kamu bisa matematika kan? Sekarang coba kamu kerjakan dan ajari aku biar adikmu ini pintar kayak kamu,” jawab Ira yang kesal dan mengejek nya

“Jika sudah begini aku pulang sajalah sudah jam 16.30 kakakku juga sebentar lagi pulang bye Ira,” jawab Tidan berlari

“Dasar kau,,sama-sama tidak bisa juga cerewet sekali,” gumam Ira kesal

“Kalian kenapa sih, kalau bersama berantem mulu tidak bisakah kalian akur,” kata Mama Ira yang melihat mereka selalu berantem.

“Tanya Tidan sendiri, seperti sudah tua aja tukang ceramah,” jawab Ira

“Ya memang dia lebih tua dari kamu kan? Sedikit,” jawab Mamanya

Ira diam dan melanjutkan membaca. Tak lama setelah itu Handphone Ira pun berbunyi ternyata pesan dari Navi.

“Kamu sedang apa Ira?” Tanya Navi

“Baca komic Nav,” balasnya

“Ohhh ya Nav tadi Tidan kerumahku ngajakin besok naik gunung lagi, apa kamu mau?” Lanjut Ira bertanya

“Tentu saja mau, besok kalau aku belum bangun telpon ya Ra,” jawab Navi

“Baiklah. Ya sudah aku mau mandi dulu,” kata Ira

“Oke selamat mandi,” jawab Navi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status