Setelah sampai di rumah Ira pun bebersih diri, setelah bebersih Ira pun teringat akan kejadian tadi yang penuh dengan rintangan dan bagaima usaha mereka untuk tetap bertahan.
Kejadian hari itu membuat Ira dan teman-teman yang lainnya merasa tidak akan pernah lupa dan akan selalu mengingatnya sampai tua, momen dimana mereka semua saling membatu dan mengetahui betapa pentingnya seorang sahabat disamping kita.
Hari masuk kesekolah baru pun tiba. Bukan hanya sekolahan saja yang baru tetapi teman juga baru dan bertambah banyak. Dimasa kelas enam ini Ira mengalami banyak masalah, banyak teman yang tidak menyukainya di kelasnya tetapi Ira tetap selalu bersyukur karena masih memiliki teman setia di hidupnya.
Saat setelah semuanya berkenalan dan memiliki teman baru Ira tidak lagi duduk sendirian ia duduk dengan teman barunya.
“Wah Ira kau sekarang tidak duduk sendirian?” Tanya Irsab
“Bagaimana lagi tempat duduknya kan sudah terpakai semua masak iya aku menyuruhnya untuk duduk sendirian dilantai?” Jawab Ira
“Kalau kamu tidak suka aku akan bertukar temat tidak papa kok Ra.” Sambung Nise
Irsabpun tersenyum dan pergi karena ia juga mendapatkan banyak teman baru.
“Jangan hiraukan perkataan Ira dia hanya ingin menyelesaikan berbincangannya dengan Irsab, jangan khawatir.” Jawab Alala meyakinkan Nise agar tidak canggung
“Selamat bergabung dengan ku Nise. Senang bisa berteman dan duduk satu meja denganmu.” Sapa Ira kepada Nise
“Aku juga senang bisa dapat teman baru, semoga kita bisa berteman sampai tua.” Jawab Nise
“Nis kamu tau nggak ini pertama kalinya Ira duduk dengan seseorang, aku bahkan iri denganmu.” Ujar Icus
“Benarkah? Lalu Ira selalu sendirian?” Tanya Nise
“Iya, sendiri bahkan ada yang menginginkan untuk duduk satu meja saja dia usir.” Jawab Alala
“Iya memang kalau duduk sendiri tu bisa bebas mau ngapain aja tanpa rasa tidak enak dengan satu meja, aku harap kamu jangan mudah tersinggung denganku ya Nis?” Jawab Ira
“Siap, kalau begitu ijinkan aku bergabung dengan kalian.” Lanjut Ira
“Baiklah jadi kau si bunga ya?” Kata Ira yang tidak menjelaskan apa-apa
“Maksud kamu si bunga apa ya?” Tanya Nise yang bingung
“Jadi begini Nise, kami semua yang berteman dengan Ira memiliki bentuk yang disukai? Kamu suka bentuk bunga kan?” Tanya Alala
“Tentu saja bunga kan bagus aku jelas menyukainya.” Jawab Nise
“Kalau begitu kamu si bentuk bunga itu ya? Karena bentuk yang lainnya tidak ada yang menarik dihati Ira.” Jawab Icus
“Jadi kalau kalian semua bentuk apa? Ini semacam lambangkah?” Tanya Nise yang masih sedikit bingung
“Benar jadi kita tidak perlu menulis nama jika kita berpisah kelak, kamu bisa menggunakan lambang bunga untuk keterangan nama jika ingin mengirimi kabar lewat SMS ataupu surat, ini lebih memudahkan untuk kita saling mengingat.” Jelas Icus
Ira dan Alala pun mengangguk dan tersenyum melihat Nise.
“Kalau kalian lambang apa?” Tanya Nise
“Aku bintang, Icus bulan, dan Ira Love si ratu cinta.” Jawab Alala,
Mereka pun tertawa dan melanjutkan berbincang-bincang.
Istirahatpun tiba. Mereka berada di kantin saat istirahat
“Hai boleh aku bergabung dengan kalian.” Sapa Atin
“Aku juga ingin gabung dengan kalian.” Sahut Nunga.
“Boleh-boleh sini, tapi kenapa tak ikut gerombolan mereka.” Tanya Nise sambil merlihat ke gerombolan wanita-wanita bergengsi di jamannya.
“Tidak, aku lebih suka gabung dengan kalian, aku lihat kalian tidak jahat.” Jawab Atin
“Benar.” Sambung Nunga
“Kalian sahabat ya?” Tanya Ira
“Iya, kok kamu tau? Aku dari kecil sudah bersamanya jadi jangan heran jika aku selalu bersamanya.” Jawab Atin
Tak lama setelah mereka berbincang bel masuk kelas pun berbunyi. Navi datang dan mencegah Ira untuk masuk.
“Tunggu Ira aku ingin bicara denganmu sebentar.” Kata Navi memegang tangan Ira
“Kalian duluan saja ya, nanti aku menyusul.” Kata Ira menyuruh teman-temannya untuk masuk dulu
“Ada apa Nav?” Tanya Ira
“Ira kau harus percaya padaku jika dihatiku hanya ada kamu dan namamu yang selalu ada dibenakku, jadi jika ada yang bilang aneh-aneh ke kamu jangan kamu dengarkan cukup aku saja yang kamu dengarkan, mengerti?” Kata Navi yang berbicara begitu cepat dan panic
“Apa yang membuatmu bilang seperti itu Nav? Kamu melakukan sesuatu yang aku tidak tahu?” Tanya Ira yang penasaran akan tingkah Navi yang tiba-tiba seperti itu.
“Nanti aku akan cerita sepulang sekolah, ayo kita masuk kelas.” Jawab Navi
Ira pun mengikutinya dari belakang, seseorang melihat Ira dengan begitu sinis ketika Ira masuk ke kelas. Ira pun berpikir mengapa orang itu melihatnya seperti itu.
“Wahhhh peran pertama sekolahan masuk nih,,, kalian tadi lihat tidak kejadian yang membuat kalian ternganga.” Kata Fery saat melihat Navi masuk
“Memangnya ada apa?”. Tanya Irsab yang ingin tahu
“Tadi Navi menabrak Ina loh sampai ada adegan romantisnya dan hamper……” Kata Fery melirik Navi
Navi pun melihat kearah Ira. Ira yang mendengar itu merasa cemburu dan marah tetapi Ira hanya bisa terdiam karena tidak semua orang tahu hubungan mereka. Israb yang melihat Ira sedih ia pun tidak tega.
“Hohoho Fery kamu jangan membuat gosip yang tidak ada kebenarannya, mungkin saja tadi Navi tidak sengaja karena terburu-buru ingin nyamperin sesuatu jadi tidak sengaja menabarak Ina.” Jelas Irsab yang sebenarnya melihat Navi ingin menghampiri Ira tetapi tak disangkat kejadian itu cepat diketahui oleh Ira.
“Ahhhh benar kata Irsab tadi kita melihat sendiri Navi berlari ingin menghampiri…” Sambun Tidan
“Menghampiri siapa?” Tanya Fery
“Menghampiri kita lah kita kan udah ada janji untuk ke kantin bersama.” Jawab Irsab membantu Navi.
Guru kelas pun masuk dan mereka semua bergegas untuk kembali ke tempat duduk masing-masing Navi pun menatap Irsab yang sudah membantunya, Irsab pun juga melihat kearah Navi yang memberi tahu Navi jika wajah Ira sangat sedih dengan kode. Navi pun langsung melihat kearah Ira, dan Navi ikut sedih dan bingung bagaimana Navi mau menjelaskannya.
Setelah pelajaran berlangsung, waktu pulang pun tiba mereka pun bergegas untuk pulang.
“Ira ayo kita pulang.” Ajak Icus
“Kamu duluan deh aku masih mau beresin ini dulu.” Jawab Ira sambil membersihkan buku diatas meja
“Ira sudah jangan dipikirkan lagi itu kan hanya kecelakaan saja.” Lanjut Alala yang mengkhawatirkan Ira
“Ada apa sih ini? Apa hubungannya dengan kejadian Navi?” Tanya Atin yang belum mengetahui hubungan Ira dengan Navi
“Kita tunggu di parkiran ya Ra.” Kata Icus
Icus dan Alala pun menarik Atin dan menjelaskan semuanya saat berjalan kearah parkiran sekolah.
“Ra pulang sama aku ya?” Tanya Navi.
Ira tidak menjawab Navi dan tetap diam.
“Ira dengarkan aku dulu ya?” Kata Navi mencoba untuk menjelaskan
“lain kali saja.” Jawab Ira sambil pergi meninggalkan Navi
“Ira tunggu.” Teriak Navi
Saat itu sudah tidak ada orang didalam kelas jadi tidak ada yang menyaksikan Ira dan Navi.
“Ayo pergi.” Kata Ira kepada teman-temannya
Atin yang baru saja mengetahui itu dia merasa terkejut dan diam melihat Ira sedih dan marah.
Sesampainya dirumah Ira pun diam di dalam kamar. Tak lama setelah itu Tidan datang.“Ira aku masuk ke kamar ya.” Kata Tidan memanggil dan masuk ke kamar IraIra hanya duduk di atas kasur.“Tidan, apa memang hubunganku dan Navi tidak bisa dilanjutkan ya? Banyak orang yang menyukainya karena memang dia anak yang pintar tak pantas jika bersamaku.” Kata Ira yang tiba-tiba berkata seperti itu“Sebenarnya memang seperti itu sih dari dulu kan aku sudah bilang hubungan kalian tidak akan awet karena masih terlalu kecil untuk pacaran.” Jawab Tidan tanpa berfikir“Tidan kau memang benar-benar tidak ada hati.” Jawab Ira menagis“Sudah-sudah baiklah tidak ceramah lagi, soal kamu dan Navi pikirkan saja sendiri tapi lebih baik kamu focus ke ujian kelulusan saja agar tetap bisa bersama dengan Navi.” Kata Tidan mencoba menenangkan Ira“Belajar ataupun tidak aku tidak akan pernah bisa be
Setelah sampai dirumah Ira pun duduk di atas pohon yang tumbang didepan rumahnya sambil mendengarkan suara angin disore hari.Tidak diduga Navi pun datang dari arah barat memakai sepeda yang biasanya ia naiki. Ira pun tersenyum melihat Navi yang datang.“Apa kamu menungguku Ira?” Tanya Navi“Tidak, kamu kok ke-GRan sih?” Jawabnya sambil tersenyum“Ada apa? Kenapa kamu duduk melamun disini, nanti kamu sakit lo kena angin.” Lanjut Navi“Navi, apa kita akan tetap bersama walaupun jarak antara kita?” Tanya Ira ragu“Maksud kamu?” Jawab Navi yang tidak paham“Setelah lulus di SD aku berencana untuk pisah dengan kalian, aku tidak berencana untuk satu sekolahan lagi dengan teman kelas kita yang sekarang, aku sudah tidak ingin dikucilkan karena kamu.” Jelas Ira“Jika memang itu yang terbaik untukmu kenapa tidak? Aku pasti akan selalu mendukungmu kok.” J
Hari pertama masuk sekolah menengah pertama, Ira memasuki kelas menurut nama yang sudah ditempelkan di papan pengumuman, sayangnya Tidan tidak satu kelas dengan Ira. “Hai, namaku Anna, nama kamu siapa?” Tanya teman dibelakang mejanya. “Namaku Ira.” Jawab Ira “Ohh ya ini teman sebangku ku, Fitri mari berteman?” Lanjut Anna. “Baik, kalau begitu kita berteman ya.” Jawab Ira Mereka bertiga pun menjadi teman selama satu minggu, karena ada pengacakan kelas jadi mereka terpisah tidak jadi satu kelas lagi. Kelas di bagi menjadi 6 kelas. Ira masuk ke kelas G, Anna dan Fitri ke kelas C, sedangkan Tidak ada di kelas B. kelas diacak tidak menurut nilai melainkan hanya pengacakan biasa. Hanya kelas A yang menjadi pengecualian. “Hai, Namaku Rani.” Kata teman kelas di samping meja Ira “Ehh hai, aku Ira.” Jawab Ira “Mulai haru ini kita berteman ya.” Lanjut Rani Ira pun mengangguk dan tersenyum senang karena dimana pun Ira berad
Tettt….tet……. Bel istirahat kedua pun berbunyi. Ira langsung mengambil HPnya dan menelpon Navi.“Maaf Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut…” (Suara operator HP)“Nav kenapa tidak diangkat aku mau jelasin ke kamu, tolong jangan salah paham dulu, angkat teleponnya.” Gumam IraFurkam yang melihat kegelisahan Ira pun merasa bersalah.Ira pun menulis pesan.“Nav, tadi itu adalah teman ku yang usil kamu jangan salah paham aku tidak pernah menghianati kamu, dia juga sudah minta maaf Nav, kalau perlu dia yang jelaskan ke kamu gimana?” Kirim IraNavi pun tidk membalas pesan Ira.“Navi, mari bicara lagi sebentar, jangan diem gini kamu tahu kan kalau aku itu mencintai kamu dan hanya kamu saja, jadi tidak mungkin aku punya kekasih lain.” Kirim Ira lagiNavi juga tidak membalasnya. Ira terus menerus menelepon Navi tetap
Ira menghubungi Alala.“Halo, Alala kamu dimana sekarang?” Tanya Ira“Tempat penjual batagor nih deket SD lama, kamu mau kesini kah Ra? Apa sudah selesai masalahnya?” Tanya Alala“Aku dan Navi nyusul kesana ya, ada siapa saja disana?” Tanya Ira lagi“Biasa, aku, Icus, Tidan, Guntur.” Jawab Alala“Wah kalian niatnya memang mau doble date ya?” Kata Ira menggoda Alala“Biasalah heheh.” Jawab Alala tertawaIra pun kemudian pergi ketempat yang sudah diberi tahu oleh Alala. Sesampainya disana Ira pun disambut dengan senang hati oleh penjualnya, yang sudah mengetahui hubungan Ira dan Navi sejak masih sekolah dasar.“Wahhh pasangan lama datang nih, mau minum apa biar aku buatin?” Kata penjual batagor.“Apa saja boleh yang penting rasa permen karet ya mb.” Jawab Ira“Baiklah, Navi mau apa?” Tanya penjual batagor
Keesokan harinya Ira berangkat lebih awal karena ada jadwal piket.“Wah kenapa hari ini aku rajin sekali, dimana yang piket? Apakah aku piket sendiri?” Gumam Ira lirih sambil berjalan kearah jadwal piket.“Pagi Ira, kamu piket denganku hari ini?” Sapa Furkam yang menghentikan langkah Ira.“Ohhh.” Jawab Ira cuek“Wahhh singkat sekali.” Kata Furkam“Hanya kita berdua?” Tanya Ira“Tidak, aku rasa ada empat orang.” Jawab Furkam“Kenapa mereka belum datang?” Tanya Ira lagi“Entah, aku juga tidak tahu, mungkin kesiangan.” Jawab Furkam“Ya sudah mereka nanti biar piket pulang sekolah saja, kita lakukan berdua pagi ini.” Kata Ira yang membuat Furkam terkejut.“Tunggu,,kamu dari tadi ngajakin aku ngobrol? Ngajak piket berdua? Udah tidak marah lagi dengan ku?” Tanya Furkam heran.“Kalau masih
Setelah mereka selesai makan Ira pun bergegas untuk kembali ke kelas lebih awal karena ingin bertelepon dengan Navi.“Aku duluan ke kelas ya, aku mau telpon Navi dulu.” Kata Ira“Oke kalau gitu, bye.” Jawab Rani yang sudah terbiasa dengan sikap Ira.Sesampainya Ira di dalam kelas, Ira langsung mengambil handphone dan segera menelepon Navi.“Kenapa tidak diangkat ya, apakah masih makan?” Tanya Ira dalam hati“Haloo, siapa ya?” Tanya seorang wanita yang mengangkat telepon Navi.“Siapa yang telpon De, sini kasih handphonenya ke aku?” Tanya Navi pada wanita yang mengangkatnya itu.“Tidak tahu, dia tidak bicara, nomornya tidak ada namanya, mungkin salah sambung sebaiknya di matiin saja jangan di ladenin.” Kata wanita itu“Okelah ya sudah kalau memang salah sambung, matiin saja, ayo kita ke kelas saja.” Kata NaviTelepon pun dimatikan oleh si w
Beberapa hari telah berlalu Ira masih tetap terlihat murung, Ira tidak pernah menjawab atau pun mendapatkan penjelasan dari Navi, yang membuat Ira berfikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Navi, Ira merasa dirinya sudah tidak bisa melakukan hubungan jarak jauh lagi, karena selalu merasa curiga dan ragu, Ira telah kehilangan kepercayaannya kepada Navi. Sudah beberapa hari Ira tidak pernah menghubungi Navi, Navi pun hanya satu dua kali menghubungi Ira.Saat di sekolahan Ira berpikir akan mengakhiri hubungannya dengan Navi saat pulang nanti.“Ira kamu melamunkan apa beberapa hari ini kamu terlihat diam tidak banyak bicara, padahal kamu selalu mengajakku cerita kapan pun itu sampai saat pelajaran pun kamu ngajakin aku main dan ngobrol, kali ini kenapa?” Tanya Mahli yang sudah memendam keheranannya itu.“Ira sejak kamu nangis terakhir kali, kamu jadi diem begini kita jadi bingung mau nyikapin kamu bagai mana?” Lanjut Rani“Tida