Tettt….tet……. Bel istirahat kedua pun berbunyi. Ira langsung mengambil HPnya dan menelpon Navi.
“Maaf Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut…” (Suara operator HP)
“Nav kenapa tidak diangkat aku mau jelasin ke kamu, tolong jangan salah paham dulu, angkat teleponnya.” Gumam Ira
Furkam yang melihat kegelisahan Ira pun merasa bersalah.
Ira pun menulis pesan.
“Nav, tadi itu adalah teman ku yang usil kamu jangan salah paham aku tidak pernah menghianati kamu, dia juga sudah minta maaf Nav, kalau perlu dia yang jelaskan ke kamu gimana?” Kirim Ira
Navi pun tidk membalas pesan Ira.
“Navi, mari bicara lagi sebentar, jangan diem gini kamu tahu kan kalau aku itu mencintai kamu dan hanya kamu saja, jadi tidak mungkin aku punya kekasih lain.” Kirim Ira lagi
Navi juga tidak membalasnya. Ira terus menerus menelepon Navi tetap
Ira menghubungi Alala.“Halo, Alala kamu dimana sekarang?” Tanya Ira“Tempat penjual batagor nih deket SD lama, kamu mau kesini kah Ra? Apa sudah selesai masalahnya?” Tanya Alala“Aku dan Navi nyusul kesana ya, ada siapa saja disana?” Tanya Ira lagi“Biasa, aku, Icus, Tidan, Guntur.” Jawab Alala“Wah kalian niatnya memang mau doble date ya?” Kata Ira menggoda Alala“Biasalah heheh.” Jawab Alala tertawaIra pun kemudian pergi ketempat yang sudah diberi tahu oleh Alala. Sesampainya disana Ira pun disambut dengan senang hati oleh penjualnya, yang sudah mengetahui hubungan Ira dan Navi sejak masih sekolah dasar.“Wahhh pasangan lama datang nih, mau minum apa biar aku buatin?” Kata penjual batagor.“Apa saja boleh yang penting rasa permen karet ya mb.” Jawab Ira“Baiklah, Navi mau apa?” Tanya penjual batagor
Keesokan harinya Ira berangkat lebih awal karena ada jadwal piket.“Wah kenapa hari ini aku rajin sekali, dimana yang piket? Apakah aku piket sendiri?” Gumam Ira lirih sambil berjalan kearah jadwal piket.“Pagi Ira, kamu piket denganku hari ini?” Sapa Furkam yang menghentikan langkah Ira.“Ohhh.” Jawab Ira cuek“Wahhh singkat sekali.” Kata Furkam“Hanya kita berdua?” Tanya Ira“Tidak, aku rasa ada empat orang.” Jawab Furkam“Kenapa mereka belum datang?” Tanya Ira lagi“Entah, aku juga tidak tahu, mungkin kesiangan.” Jawab Furkam“Ya sudah mereka nanti biar piket pulang sekolah saja, kita lakukan berdua pagi ini.” Kata Ira yang membuat Furkam terkejut.“Tunggu,,kamu dari tadi ngajakin aku ngobrol? Ngajak piket berdua? Udah tidak marah lagi dengan ku?” Tanya Furkam heran.“Kalau masih
Setelah mereka selesai makan Ira pun bergegas untuk kembali ke kelas lebih awal karena ingin bertelepon dengan Navi.“Aku duluan ke kelas ya, aku mau telpon Navi dulu.” Kata Ira“Oke kalau gitu, bye.” Jawab Rani yang sudah terbiasa dengan sikap Ira.Sesampainya Ira di dalam kelas, Ira langsung mengambil handphone dan segera menelepon Navi.“Kenapa tidak diangkat ya, apakah masih makan?” Tanya Ira dalam hati“Haloo, siapa ya?” Tanya seorang wanita yang mengangkat telepon Navi.“Siapa yang telpon De, sini kasih handphonenya ke aku?” Tanya Navi pada wanita yang mengangkatnya itu.“Tidak tahu, dia tidak bicara, nomornya tidak ada namanya, mungkin salah sambung sebaiknya di matiin saja jangan di ladenin.” Kata wanita itu“Okelah ya sudah kalau memang salah sambung, matiin saja, ayo kita ke kelas saja.” Kata NaviTelepon pun dimatikan oleh si w
Beberapa hari telah berlalu Ira masih tetap terlihat murung, Ira tidak pernah menjawab atau pun mendapatkan penjelasan dari Navi, yang membuat Ira berfikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Navi, Ira merasa dirinya sudah tidak bisa melakukan hubungan jarak jauh lagi, karena selalu merasa curiga dan ragu, Ira telah kehilangan kepercayaannya kepada Navi. Sudah beberapa hari Ira tidak pernah menghubungi Navi, Navi pun hanya satu dua kali menghubungi Ira.Saat di sekolahan Ira berpikir akan mengakhiri hubungannya dengan Navi saat pulang nanti.“Ira kamu melamunkan apa beberapa hari ini kamu terlihat diam tidak banyak bicara, padahal kamu selalu mengajakku cerita kapan pun itu sampai saat pelajaran pun kamu ngajakin aku main dan ngobrol, kali ini kenapa?” Tanya Mahli yang sudah memendam keheranannya itu.“Ira sejak kamu nangis terakhir kali, kamu jadi diem begini kita jadi bingung mau nyikapin kamu bagai mana?” Lanjut Rani“Tida
Setelah sampai rumah, Ira buru-buru untuk bertemu dengan Alala. Tanpa makan siang Ira pun langsung pergi lagi ke tempat yang sudah di tentukan oleh Alala yaitu di warung batagor. Sesampainya di warung batagor Ira tidak melihat Alala. “Hai mb, Alala belum datang kah?” Tanya Ira “Belum, bukankah kamu kesini bukan janjian dengan Alala?” kata mb batagor “Aku sudah janjian mb sama Alala, tadi di sekolahan dia menghubungiku katanya mau cerita-cerita sama aku, tau gitu aku ngak buru-buru tadi.” Kata Ira “Coba kamu hubungi dulu, soalnya yang kesini bukan Alala.” Kata mb batagor. “Lalu siapa mb? Ehh bentar mb sudah di angkat sama Alala.” Kata Ira “Halo Alala, kamu masih lama? Jadi kan kita ketemu?” Tanya Ira “Maafkan aku Ira, kamu harus menyelesaikan masalahmu sendiri, aku tidak akan mengganggu kamu, selamat mengobrol.” Jawab Alala Tiba-tiba dari belakang Ira di kejutkan dengan suara Navi. “Ira…” panggi
Setelah beberapa hari Navi mengetahui jika di hari terakhir mereka bertemu Ira juga bertemu dengan Irsab, membuat Navi sangat marah dan cemburu.Saat hari minggu Navi pun datang menemui Ira di rumahnya.“Ira… “ teriak Navi memanggil Ira yang sedang asyik membaca komik.“Ya, sebentar.” Jawab Ira“Navi? Ada apa?” Tanya IraNavi kemudian turun dari sepeda dan langsung mencium bibir Ira tanpa henti.“Apa-apaan kamu Navi? Jika di lihat orang bangaimana apa lagi tetangga sebelahku jadi apa nanti aku?” Kata Ira marah sambil mendorong Navi yang tengah menciumnya.“Maaf Ira tapi aku sungguh tidak bisa menahannya, aku sangat rindu padamu, aku cemburu saat kamu bertemu dengan Irsab, aku gelisah takut jika kamu benar-benar akan pergi meninggalkan aku.” Kata Navi sedih“Sudahlah Nav, kita sudah berakhir tidak seharusnya kamu berbuat begini.” Kata Ira menegaskan
Kringggg…….(Suara Telefon Ira)“Ah untung pas istirahat aku selalu lupa mengheningkan HP ku,” kata Ira“Haloo,” Ira mengangkat telefonnya.“Ira, kamu lagi apa? Udah makan?” Tanya Navi“Sudah tadi pagi, ini istirahat hanya beli jajan saja,” jawab Ira“Ya sudah deh, aku tutup dulu,” kata Navi“Ehhh kenapa baru telfon sudah mau tutup aja,” kata Ira“Aku udah dengar suara kamu, itu saja udah cukup bagiku soalnya aku pengen dengar suara kamu,” kata Navi menggoda.“Kamu bisa saja, Nav,” kata Ira“Ya sudah aku mau ke perpus dulu Ira, bye bye,” pamit Navi“Baiklah bye bye,” jawab Ira dan menutup telefonnya.Ira tersenyum, Mahli yang melihat Ira tersenyum merasa lega karena Ira sudah kembali bahagia. Mahli selalu berpikir apakah Furkam bisa mendapatkan hati Ira, Mahli merasa Ira akan
Ira menemukan buku yang menurutnya menarik, lalu menarik buku itu tetapi buku itu susah untuk ditarik ternyata dari sisi lain buku itu ditarik oleh Furkam. “Furkam, kenapa kamu lagi? Berikan buku ini padaku, aku yang pertama melihatnya,” kata Ira “Ini buku memang akan aku kasih ke kamu kok, aku kira kamu tadi orang lain jadi tak ku biarkan mengambil buku ini,” jawab Furkam. “Ya sudah sini kasih ke aku,” kata Ira meminta bukunya. Furkam berjalan kearah Ira, dia mendekat dan terus mendekat hingga hampir hidungnya menyentuh hidung Ira. “Lain kali jangan suka menuduh orang jika belum tahu apa yang akan di lakukan oleh orang tersebut,” kata Furkam dengan tiba-tiba. Ira tercengang tidak pernah berfikir Furkam akan berani seperti itu lagi, Ira pun langsung kembali ke meja baca dengan jantung berdebar kencang. “Apa ini? Kenapa jantungku berdegup kencang?” Gumam Ira dalam hati. “Ira, bagus tidak buku yang tadi?” Tanya Furkam men