Satu tahun pun berlalu, satu tahun pula Ira dekat dengan Alex. Tak terasa Ira sudah menginjak kelas dua sekolah menengah atas. Hari ini Ira ada rencana main bersama dengan teman-temannya ke sebuah mall dekat sekolahannya. Sesampainya di Mall mereka pun bermain dan berjalan-jalan masih menggunakan seragam sekolah.Setelah lelah bermain Ira dan teman-temannya pun duduk diam di depan time zone, saat sedang melihat ke kanan dan ke kiri Ira melihat seseorang yang sangat mirip dengan Navi sedang berjalan dengan seorang wanita, tadi nya Ira merasa bukan Navi, karena baru saja Navi bilang dia sedang di rumah dan ingin beristirahat, tetapi setelah di lihat dengan teliti lagi ternyata benar dia adalah Navi, Ira pun mengikuti mereka agar lebih memastikan lagi, teman Ira pun terhera melihat tingkah Ira yag tiba-tiba berjalan tanpa tujuan.“Ira, kau lagi ngapain sih?” tanya Rani.Ira tidak meresponnya dan terus melangkah kan kaki mengikuti satu titik mata melihat.“Kamu mau kemana sih Ra?” tanya R
Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu masa lalu yang indah ataupun masalalu yang kelam. Seorang yang memiliki masa lalu yang kelam berbeda dengan seseorang yang memiliki masa lalu yang indah. Masa lalu yang Indah akan terus dikenang dan diingat sedangkan masa lalu yang kelam akan selalu menghancurkan masa yang akan datang, karena masa lalu itu seperti warna jinga senja. Selalu indah untuk di kenang tapi gelap setelahnya karena kecewa.. Seperti seseorang yang selalu melamun dan tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya. Adnid Inayra namanya, sering dipanggi Ira, seorang istri dan seorang ibu dimasa kini, menikah diumur 20 tahun yang terbilang muda, dengan seorang pria yang satu tahun lebih tua darinya, menikah karena hamil diluar nikah, dan harus bertanggung jawab menjadi seorang istri dan ibu di usianya, ya dialah orangnya wanita yang memiliki masa lalu yang begitu membuatnya terpuruk dan hancur, hingga ia selalu dihantui dengan rasa penyesalan juga rasa
Setelah selesai menggambar Irsab membuat sebuah topi dari kertas yang membuat Ira juga ingin membuatnya, setelah berusaha membuatnya Ira pun tetap tidak bisa dan mulai emosi merobek kertas yang ada ditangannya. “Aku juga pengen buat kayak gitu……,” teriak Ira yang membuat semua teman-temannya melihat kearahnya. Irapun malu dan menundukan kepalanya di meja. Navi pun segera membuatkan Ira topi kertas itu, tetapi lagi-lagi ia kalah cepat dengan Irsab. “Nih buat kamu saja, aku udah nggak mau,” melemparkan topi kertas itu “Wahhhhh kau memang selalu menjadi pahlawannya Ira Irsab,” ejek Alala “Tentu saja aku akan selalu menjadi sahabatnya Ira sampai Ira tua,” jawab Irsab dengan percaya diri. Navi pun lagi lagi merasa kecewa karena dirinya tidak bisa selalu ada untuk Ira. Navi pun merenung sejenak dan mengerti mengapa perasaannya gelisah dan sedih jika melihat Ira bersama dengan yang teman laki-lakinya. Navi pun tersadar dari lamunan. “
“Navi terimakasih kamu sudah mau membantuku, aku akan sangat perhutang budi karena nama baikmu, maafkan aku yang membuat mu menjadi pacar pura-puraku hingga mungkin membuat orang yang kamu suka jadi kecewa, sekali lagi maafkan aku dan terimakasih..,” isi surat dari Ira. Navi pun melihat kearah Ira dan tersenyum karena Yahes melihat Navi. Navi sedih karena hubungannya dengan Ira hanya kepalsuan, akhirnya Navi memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa sukanya melalui balasan surat. “Yahes tolong berikan pada Ira ya, bilang kepadanya jika nanti pulang sekolah aku akan kerumahnya,” kata Navi meyakinkan Yahes Yahes pun mengangguk dan tersenyum. Kemudian langsung berlari kearah meja Ira “Ira ira lihat ini kau dapat balasan dari Navi selamat ya, dia bilang nanti pulang sekolah mau kerumahmu kau disuruh menunggu jadi urusanku sudah selesainya semoga kalian bahagia,” kata Yahes “Baik terimakasih,” jawab Ira dan kembali menunduk. “Ira cob
Hari sudah malam Ira bersiap untuk tidur karena takut jika besok kesiangan karena harus bangun pagi untuk naik gunung. Ira pun memasang Alarm dan segera tidur.Keesokan harinya Ira pun bangun pukul 04.00 dan bersiap-siap, Handphone Ira pun berbunyi ternyata itu tlpon dari teman-temannya.“Halo Ira kau sudah bangun?” Tanya Alala“Belum.” Jawab Ira“Kalau belum kenapa bisa angkat telpon aku?” Tanya Alala lagi“Kamu gimana lo ya aku jelas sudah bangun to sudah angkat telpon kamu juga kok.” Jawab Ira“Ya sudah aku mau ketempat Icus dulu.” Kata AlalaAlala pun mematikan telponnya. Ira pun segera menghubungi Navi, tetapi berkali-kali sudah dihubungi tidak juga diangkat.“Baiklah Navi kamu membuatku malas naik gunung, kamu udah tau kalau kesiangan ngk asyik dong.” Gumam Ira sambil terus menelpon Navi.“Halo, siapa ini?” Kata Navi m
Setelah sampai di rumah Ira pun bebersih diri, setelah bebersih Ira pun teringat akan kejadian tadi yang penuh dengan rintangan dan bagaima usaha mereka untuk tetap bertahan.Kejadian hari itu membuat Ira dan teman-teman yang lainnya merasa tidak akan pernah lupa dan akan selalu mengingatnya sampai tua, momen dimana mereka semua saling membatu dan mengetahui betapa pentingnya seorang sahabat disamping kita.Hari masuk kesekolah baru pun tiba. Bukan hanya sekolahan saja yang baru tetapi teman juga baru dan bertambah banyak. Dimasa kelas enam ini Ira mengalami banyak masalah, banyak teman yang tidak menyukainya di kelasnya tetapi Ira tetap selalu bersyukur karena masih memiliki teman setia di hidupnya.Saat setelah semuanya berkenalan dan memiliki teman baru Ira tidak lagi duduk sendirian ia duduk dengan teman barunya.“Wah Ira kau sekarang tidak duduk sendirian?” Tanya Irsab“Bagaimana lagi tempat duduknya kan s
Sesampainya dirumah Ira pun diam di dalam kamar. Tak lama setelah itu Tidan datang.“Ira aku masuk ke kamar ya.” Kata Tidan memanggil dan masuk ke kamar IraIra hanya duduk di atas kasur.“Tidan, apa memang hubunganku dan Navi tidak bisa dilanjutkan ya? Banyak orang yang menyukainya karena memang dia anak yang pintar tak pantas jika bersamaku.” Kata Ira yang tiba-tiba berkata seperti itu“Sebenarnya memang seperti itu sih dari dulu kan aku sudah bilang hubungan kalian tidak akan awet karena masih terlalu kecil untuk pacaran.” Jawab Tidan tanpa berfikir“Tidan kau memang benar-benar tidak ada hati.” Jawab Ira menagis“Sudah-sudah baiklah tidak ceramah lagi, soal kamu dan Navi pikirkan saja sendiri tapi lebih baik kamu focus ke ujian kelulusan saja agar tetap bisa bersama dengan Navi.” Kata Tidan mencoba menenangkan Ira“Belajar ataupun tidak aku tidak akan pernah bisa be
Setelah sampai dirumah Ira pun duduk di atas pohon yang tumbang didepan rumahnya sambil mendengarkan suara angin disore hari.Tidak diduga Navi pun datang dari arah barat memakai sepeda yang biasanya ia naiki. Ira pun tersenyum melihat Navi yang datang.“Apa kamu menungguku Ira?” Tanya Navi“Tidak, kamu kok ke-GRan sih?” Jawabnya sambil tersenyum“Ada apa? Kenapa kamu duduk melamun disini, nanti kamu sakit lo kena angin.” Lanjut Navi“Navi, apa kita akan tetap bersama walaupun jarak antara kita?” Tanya Ira ragu“Maksud kamu?” Jawab Navi yang tidak paham“Setelah lulus di SD aku berencana untuk pisah dengan kalian, aku tidak berencana untuk satu sekolahan lagi dengan teman kelas kita yang sekarang, aku sudah tidak ingin dikucilkan karena kamu.” Jelas Ira“Jika memang itu yang terbaik untukmu kenapa tidak? Aku pasti akan selalu mendukungmu kok.” J