Setelah sampai rumah, Ira buru-buru untuk bertemu dengan Alala. Tanpa makan siang Ira pun langsung pergi lagi ke tempat yang sudah di tentukan oleh Alala yaitu di warung batagor. Sesampainya di warung batagor Ira tidak melihat Alala.
“Hai mb, Alala belum datang kah?” Tanya Ira
“Belum, bukankah kamu kesini bukan janjian dengan Alala?” kata mb batagor
“Aku sudah janjian mb sama Alala, tadi di sekolahan dia menghubungiku katanya mau cerita-cerita sama aku, tau gitu aku ngak buru-buru tadi.” Kata Ira
“Coba kamu hubungi dulu, soalnya yang kesini bukan Alala.” Kata mb batagor.
“Lalu siapa mb? Ehh bentar mb sudah di angkat sama Alala.” Kata Ira
“Halo Alala, kamu masih lama? Jadi kan kita ketemu?” Tanya Ira
“Maafkan aku Ira, kamu harus menyelesaikan masalahmu sendiri, aku tidak akan mengganggu kamu, selamat mengobrol.” Jawab Alala
Tiba-tiba dari belakang Ira di kejutkan dengan suara Navi.
“Ira…” panggi
Setelah beberapa hari Navi mengetahui jika di hari terakhir mereka bertemu Ira juga bertemu dengan Irsab, membuat Navi sangat marah dan cemburu.Saat hari minggu Navi pun datang menemui Ira di rumahnya.“Ira… “ teriak Navi memanggil Ira yang sedang asyik membaca komik.“Ya, sebentar.” Jawab Ira“Navi? Ada apa?” Tanya IraNavi kemudian turun dari sepeda dan langsung mencium bibir Ira tanpa henti.“Apa-apaan kamu Navi? Jika di lihat orang bangaimana apa lagi tetangga sebelahku jadi apa nanti aku?” Kata Ira marah sambil mendorong Navi yang tengah menciumnya.“Maaf Ira tapi aku sungguh tidak bisa menahannya, aku sangat rindu padamu, aku cemburu saat kamu bertemu dengan Irsab, aku gelisah takut jika kamu benar-benar akan pergi meninggalkan aku.” Kata Navi sedih“Sudahlah Nav, kita sudah berakhir tidak seharusnya kamu berbuat begini.” Kata Ira menegaskan
Kringggg…….(Suara Telefon Ira)“Ah untung pas istirahat aku selalu lupa mengheningkan HP ku,” kata Ira“Haloo,” Ira mengangkat telefonnya.“Ira, kamu lagi apa? Udah makan?” Tanya Navi“Sudah tadi pagi, ini istirahat hanya beli jajan saja,” jawab Ira“Ya sudah deh, aku tutup dulu,” kata Navi“Ehhh kenapa baru telfon sudah mau tutup aja,” kata Ira“Aku udah dengar suara kamu, itu saja udah cukup bagiku soalnya aku pengen dengar suara kamu,” kata Navi menggoda.“Kamu bisa saja, Nav,” kata Ira“Ya sudah aku mau ke perpus dulu Ira, bye bye,” pamit Navi“Baiklah bye bye,” jawab Ira dan menutup telefonnya.Ira tersenyum, Mahli yang melihat Ira tersenyum merasa lega karena Ira sudah kembali bahagia. Mahli selalu berpikir apakah Furkam bisa mendapatkan hati Ira, Mahli merasa Ira akan
Ira menemukan buku yang menurutnya menarik, lalu menarik buku itu tetapi buku itu susah untuk ditarik ternyata dari sisi lain buku itu ditarik oleh Furkam. “Furkam, kenapa kamu lagi? Berikan buku ini padaku, aku yang pertama melihatnya,” kata Ira “Ini buku memang akan aku kasih ke kamu kok, aku kira kamu tadi orang lain jadi tak ku biarkan mengambil buku ini,” jawab Furkam. “Ya sudah sini kasih ke aku,” kata Ira meminta bukunya. Furkam berjalan kearah Ira, dia mendekat dan terus mendekat hingga hampir hidungnya menyentuh hidung Ira. “Lain kali jangan suka menuduh orang jika belum tahu apa yang akan di lakukan oleh orang tersebut,” kata Furkam dengan tiba-tiba. Ira tercengang tidak pernah berfikir Furkam akan berani seperti itu lagi, Ira pun langsung kembali ke meja baca dengan jantung berdebar kencang. “Apa ini? Kenapa jantungku berdegup kencang?” Gumam Ira dalam hati. “Ira, bagus tidak buku yang tadi?” Tanya Furkam men
Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu berbunyi, Ira pun langsung mengambil tas dan berjalan keluar untuk pulang, terlihat Tidan sudah menunggunya di parkiran kampus.“Hey Ira, ayo cepat.” Kata Tidan.“Sebentar aku ambil sepeda dulu,” jawab Ira.Merekapun pulang besama saat di perjalanan Tidan mengajak Ira untuk ikut dengannya ke ruah temannya.“Ira, kamu mau kan nemenin aku ke rumah temanku untuk belajar kelompok?” Tanya Tidan.“Lalu kalau aku ikut nanti ngapain disana?” Tanya Ira“Kamu ngobrol-ngobrolah dengan teman-temannku.” Kata Tidan“Tidak, aku malu.” Jawab Ira“Ayolah temenin aku ya, sebentar saja kok, tidak lama.” Bujuk Tidan“Beneran hanya sebentar saja? Disana nanti kamu jangan cuekin aku lo ya, aku terus diajak ngobrol jangan sampai aku canggung disana nanti.” Kata Ira“Baik Ira, kamu memang adikku yang pal
Ira kembali ke kamar dengan membawa jus.“Tidan, papaku membuat jus jadi minum jus saja ya?” kata Ira“Oke, malah segar kok, terimakasih ya.” Jawab Tidan“Aku taruh di atas meja ya?” kata Ira.Tidan pun mengangguk karena fokus dengan menulis. Ira yang menemani sambil mengirim pesan pada Navi. Tetapi Navi tidak ada kabar sama sekali.“Hufttt…” kata Ira menghela nafas.Tidan mendengar helaan nafas Ira pun bingung.“Ira, kenapa?” Tanya Tidan“Tidak, kamu sudah selesai belum?” Tanya Ira balik.“Belum, bagaimana kalau kamu baca komik saj, aku bawa komik bagus buat kamu, tadinya mau aku suruh kamu baca di tempat temenku tapi malah jadi seperti tadi.” Kata Tidan memberikan komik pada Ira.Ira pun tersenyum senang karena mendapat komik baru. Tidan melihat Ira tersenyum merasa lega.“Aku tau, sekarang ini hubungan kamu d
“Husttt Ira, kamu kenapa?” Tanya Mahli yang sudah mendengar dari Furkam.“Tidak papa, bukankah Furkam udah cerita padamu?” jawab Ira“Tapi kamu tidak papa kan?” Tanya Mahli“Tidak, karena di bantuin keluar dari sana, kalau tadi tidak ada Furkam entah lah bisa kesini tepat waktu apa tidak.” Jawab Ira“Lain kali kalau mau kesana ajak aku aja atau Furkam jangan sama Rani, disana lakinya pada nggak waras, kayak gila wanita gitu.” Kata Mahli“Apa lagi sama kamu, kamu udah cantik, ramah, bikin orang terpesona.” Sahut Furkam.Ira pun malu mendengar omongan Furkam.“Sudahlah jangan di bahas lagi, perhatikan dulu pelajarannya.” Kata IraMereka kembali fokus pada pelajaran tanpa memperdulikan hal lain.Satu pelajaran pun telah usai, pelajaran kedua adalah pelajaran seni rupa. Ira tidak memiliki bakat menggambar, Ira tidak tahu apa yang akan dia lak
Setelah selesai makan di kantin, mereka pun balik ke kelas karena sudah waktunya istirahat selesai. Sesampainya di kelas Ira dan yang lainnya sudah berada di dalam kelas.“Ira sudah makan?” Tanya Furkam.“Sudah tadi di rumah.” Jawabnya.“Kok di rumah, istirahat tadi tidak makan?” Tanya Furkam lagi.“Tidak tadi hanya jajan saja, masih kenyang.” Jawab Ira.“Oh ya sudah kalau begitu,” lanjut Furkam.Mereka pun mengikuti pelajaran seperti biasa.,“Heh Ira, ke perpustakaan yuk!” ajak Mahli.“Hahh, tumben sekali kamu ngajakin kesana.” Jawab Ira heran“Iya, mau tidak?” Tanya Mahli.“Kita berdua saja?” Tanya Ira.“Iyalah.” Jawab Mahli.“Aku juga ikut.” Sahut Furkam yang tidak akan membiarkan Ira dan Mahli pergi hanya berdua.“Mau ngapain kamu? Gangguin saja, tidak u
Ira pun berbalik ke depan dan menguping pembiaraan Furkam dan Mahli.“Kamu tu jangan gitu loh, nanti Ira jadi merasa jauh dari ku, kan jadi rugi aku nya.” Kata Furkam berbisik pada Mahli“Lalu tadi itu siapa? Aku sangat penasaran dan membuatku tidak fokus membaca tadi di perpus,” kata Mahli menggoda Ira..”Benarkah?” Tanya Furkam berbisik.Mahli pun mengangguk.“Tadi tu hanya teman saat bela diri saja, namanya Ria.” Jawab Furkam“Dia menyukaimu kan Fur? Kelihatan saat tadi dia memanggil naa kamu.” kata Mahli.“Memangnya ada apa saat dia memanggil? Matanya bersinar, begitukah?” sahut Ira.“Mmmmm, ternyata dari tadi ada yang nguping pembicaraan kita, mungkin dia juga penasaran tapi tidak ingin bertanya.” Kata Mahli menggoda Ira.Furkam tertawa senang dan malu.“Kamu kenapa sih Mahli, bikin kesal saja.” Kata Ira tidak bisa