Share

KALUT

KALUT!

"Bapak ini kan orang bodoh, tapi yang jelas Bapak suka dengan wanita yang bisa menghargai orang yang lebih tua. Tak usahlah memberi uang atau apapun, sopan santun, adab, dan unggah ungguh itu perlu. Lihatlah Gendis ke sini pun tidak dengan tangan kosong, dia membawa oleh-oleh untuk Bapak. Jangan memandang harganya tapi itu bentuk ketulusannya. Mungkin harga dan uang yang tak seberapa, bahkan Bapak bisa membelinya, namun rasanya berbeda saja jika diberi dari orang yang kita sayangi," kata Suhadi sambil meninggalkan Rio.

Rio pun terdiam, dia membenarkan ucapan Bapaknya. Terkadang Sifa ini memang kelewat batas. Dia terlalu diam dan tak mau bergaul dengan mertuanya sendiri. Bahkan bisa dikatakan jarang sekali mengobrol dengan tak mau untuk salaman, berbeda dengan Gendis yang bisa membawa diri di lingkungan manapun.

Rio mengusap wajahnya dengan kasar. Hari ini dia sudah berjanji kepada Sifa istrinya untuk ke sana karena susu anaknya dan beberapa keperluan Sifa dan Farhat di rumah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status