Share

PAMIT

PAMIT!

Gendis bergetar, bukan karena takut namun dia lebih pada tersentuh mendengar semua ucapan Bude Asih. Ucapan marah seorang Istri dan sayang seorang Ibu bercampur menjadi satu. Suhadi pun memasukkan semua perhiasan itu dalam dompet emas.

"Nduk, sudah tak usah di pikirkan semua ucapan Asih. Dia memang begitu, ambillah ini," perintah Suhadi.

Gendhis hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Suhadi. Saat lelaki itu memberikan dompet emas itu bersama semua perhiasannya Gendhis menolak. Dia mengambil cincin batu safir biru dan memakainya di jari manis. Nampak cantik sekali, Gendhis jatuh cinta saat pertama kali melihatnya.

"Aku mengambil cincin ini saja, Pak. Yang lain Bapak simpan saja," tolak Gendhis.

"Jangan begitu, Nduk. Ini wasiat almarhum Ibu nya, Rio. Ambillah, rejeki jangan di tolak, toh ini bukan untukmu tapi untuk anakmu, cucuku! Ambil lah semua karena ini pesan almarhum, tolong hargai, Nduk. Kalau memang kau tak ingin jual, simpan saja. Barangkali suatu saat kau butuh untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status